"Baiklah, nanti malam kami akan berkunjung untuk makan malam sekaligus membicarakan pernikahan untuk anak-anak kita." Rafael yang barusan masuk ke dalam kediaman besar keluarganya terhenti di dekat jendela besar dimana sang dady sedang menelepon seseorang dengan wajah serius. Di dekatnya, Sofia momynya mengaduk kopi hitam untuk suami tercintanya sambil menunggunya selesai menelepon seseorang tadi. Yang membuat Rafa tertarik adalah kalimat membicarakan pernikahan. Siapa yang akan menikah? Richardkah? tapi setahunya adiknya itu belum pernah terlihat dekat ataupun serius dengan wanita walau banyak mahasiswi atau wanita lain yang mengejarnya.
Mahasiswi? ahh...mendengar kata itu membuat Rafael ingat tujuan utamanya pulang tergesa pagi itu. Ini semua gara-gara mahasiswa Richard kemarin. Milea ..ya, namanya Milea. Entah bagaiamana dia akan bicara pada orang tuanya nanti soal kejadian semalam. Bayangan kekecewaan sang momy lebih mendominasi dari pada kemurkaan dadynya yang tak mentolerir kesalahan sekecil apapun kecuali Richard. Ya, adik semata wayangnya itu kerap kali mengabaikan Fernando. Dia bahkan berani memilih jalan hidupnya sendiri untuk menjadi dosen. Pilihan yang sama sekali tak tertera untuknya. Momy dan dadynya hanya memberi mereka dua alternatif saja. Jadi pengusaha atau dokter seperti momy Sofia dulu. Rafa yang anak sulung harus ikut jejak ayahnya karena dia pewaris utama Hutama grup yang merajai dunia bisnia Asia saat ini. Tanpa menolak, Rafael yang lulusan terbaik fakultas ekonomi di universitas tertua di Inggris menerimanya. Jiwa bisnis Fernando tampaknya menurun padanya. Tapi Richard?? benar-benar tipe pria merdeka yang tak bisa diatur. Fernando yang awalnya bersikeras melarang dengan memutuskan semua akses bantuan pada sang putra mirip saat dulu oma Fransisca marah padanya terpaksa luluh oleh permohonan sang istri, Sofia.
"Kau sudah pulang Raff?" sapa Sofia dengan senyum terkembang saat melihat putranya mengucapkan salam lalu mencium tangannya dan Fernando bergantian.
"Duduklah, kita minum kopi bersama." ujar sang dady kemudian. Rafael mengrenyit heran. Tak biasanya momy Sofia tak bertanya kenapa dia tak pulang, juga sama sekali tak menghubunginya semalaman. Pun dadynya juga tak melihatnya dengan tatapan menyelidik. Mereka malah terlihat mesra sendiri dengan aksi saling berbagi kopi.
Puluhan tahun hidup berdua nyatanya tak membuat pasangan itu berubah. Rafael adalah saksi perjalanan cinta mereka yang tetap utuh walau sesekali pertengakaran kecil melanda. Tapi dadynyalah yang paling sering mengalah lalu dengan tatapan memujanya selalu meminta maaf pada ratu keluarga Hutama itu entah dia benar atau salah. Dengan kata lain Fernando menjadi lelaki yang bucin akut hingga setua sekarang. Apalagi saat Sofia benar-benar resign dari dunia kedokteran....dadynya benar-benar memanjakannya bak berlian mahal yang tak bisa disentuh sembarangan. Dimana ada dirinya pasti ada Sofia.
Kadang Rafael bingung...akankah kelak dia bisa seperti mereka? saling menyayangi dan menjaga satu sama lain jika menemukan pasangan hidupnya? ngomong-ngomong soal pasangan hidup, Rafael mulai bimbang. Diusianya yang ke duapuluh delapan dia sama sekali tak pernah pacaran. Tertarik pada wanitapun tidak. Mungkin Richard juga tak pernah pacaran secara serius, tapi adiknya itu punya banyak teman dengan lingkup pergaulan yang luas karena hanya kuliah disini saja. Dia juga punya banyak teman wanita yang bisa diajak berkencan atau minimal jalan berdua saja. Tak seperti dirinya yang introvert.
"Mom...dad..aku ingin bicara." kata Rafael ragu. Mendengar perkataan sang putra, pasangan romantis itu serempak menoleh.
"Ada apa Raff...bicaralah. Dady mendengarkanmu." Seorang ayah memang lebih sigap jika melihat anaknya ragu. Rafa menarik nafas panjang mengumpulkan keberanian. Ajaran dadynya untuk terbuka membuatnya sedikit bisa bernafas lega. Setidaknya dia mau jujur.
"Aku sudah melakukan kesalahan." tak ada sahutan. Baik Nando maupun Sofia masih terdiam dan fokus pada anak sulungnya tersebut. Hal itu membuat Rafa sedikit tertekan.
"Kemarin Herlina menjebakku dengan meminumkan obat hingga aku...berakhir tidur dengan mahasiswi Richard." Lagi..tak ada reaksi hingga Rafa terpaksa menegakkan kepalanya yang tertunduk untuk melihat reaksi orang tuanya yang tetap pada mode awal.
"Dad akan membuat perhitungan dengannya." lirih Fernando dengan mata tajam. Herlina adalah rekan bisnis Rafael yang sejak awal perkenalan mereka selalu menempel pada putranya hingga terobsesi padanya.
"Bukan itu masalahnya dad..."
"Lalu?" Fernando mengrenyitkan keningnya? Menatal lurus Rafa yang mulai membuka dirinya.
"Gadis itu...dia...."
"Kau tinggal menikahinya." potong Nando melihat keraguan yang kembali muncul diraut wajah putranya. Sofia sendiri hanya menyimak percakapan dua pria beda generasi itu dalam diam.
"Dia tak mau kunikahi." kali ini Sofia benci melihat rona putus asa diwajah Rafa yang mengingatkannya pada sang ayah yabg sedang terpuruk diawal kelahiran Richard.
"Kalau begitu berikan dia uang, rumah, atau apapun yang dia inginkan sebagai kompensasi." Sofia yang lama terdiam jadi angkat bicara.
"Apa yang kau katakan mas? kau ini tidak pernah berubah. Mentang-mentang keluarga kaya. Jangan ajarkan putraku untuk jadi arogan dan sombong sepertimu saat muda dulu." kecamnya keras dengan wajah berang. Bertahun-tahun berlalu, tapi dia tetap ingat soal uang atau materi yang selalu membuat jiwanya tertekan. Nando berganti menatap istri tercintanya.
"Sayang maafkan aku." ujarnya penuh sesal. Dia sangat ingat jika istrinya tak suka membawa-bawa kekayaan mereka untuk sekedar menyelesaikan masalah remeh. Tapi bukannya itu menyangkut penerus keluarga Hutama?
"Kau tetap harus bertanggung jawab Rafa. Bagaimapun caranya. Malam nanti kami akan menemui orang yang kami jodohkan denganmu. Bersiaplah sebelum jam tujuh." Rafa menegakkan tubuhnya. Perjodohan? dirinya? apa momy nya lupa jika dia barusan membicarakan sudah meniduri anak orang? katanya harus bertanggung jawab apapun caranya. Tapi ini...ibunya malah menjodohkannya dengan orang lain tanpa mempertimbangkan perasaannya. Bukan watak momynya sama sekali. Apa yang sebenarnya terjadi? Sekilas dia melirik dadynya yang masih terlihat santai saja. Tak seperti biasanya jika anak-anaknya dalam masalah.
"Dad sudah menyetujuinya barusan. Jadi persiapkan dirimu Rafael. Jangan mempermalukan orang tuamu." tegas Nando yang seketika membuat Rafael lemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Wilistuti
lanjut thor
2023-02-18
0