"Kudengar calon istri Hu Yazhu akan dibawa ke Istana besok!" kata seorang pelayan yang sedang menyisir rambut seorang gadis.
"Calon istri? Tidak mungkin! Hu Yazhu sedang tidak dekat dengan wanita manapun, bagaimana bisa dia tiba-tiba memperkenalkan seorang calon istri dan membawanya ke kerajaan? Itu mustahil!" Gadis itu berbalik dan menatap tajam pelayannya.
"Aku mendengar rumor itu dari para dayang di Istana utama, Nona."
Gadis tadi merebut langsung sisir yang sedang dipegang oleh pelayannya dan memukulkan sisir itu tepat ke wajah sang pelayan. "Jika kamu berbohong dan informasi ini salah, aku akan memenggal kepalamu!" dia beranjak dari sana kemudian langsung berjalan keluar dari kamar.
Wanita itu pergi langsung ke kerajaan utama untuk menemui ibunya disana. Dengan pakaian bangsawan yang berlapis dia berjalan dengan anggun saat orang-orang melihatnya. Namun, dia tidak setenang tampilan itu, mendengar Hu Yazhu akan membawa calon istrinya ke Istana membuat gadis itu murka. Dia sudah lama memendam perasaannya pada panglima perang tapi, akan berujung seperti ini? Tidak! Dia tidak akan tinggal diam.
"Ibu!" Serunya pada sang ibu.
"Ada apa sayang?"
"Ibu pasti sudah dengar 'kan soal Hu Yazhu yang akan membawa calon istrinya ke Istana?"
"Um, ya tentu saja. Dia meminta izinku dan ayahmu membawa gadis itu kemari."
"APA? Ibu mengizinkannya membawa gadis itu? Tidak! Seharusnya ibu menghentikannya! Bagaimana dengan rencanamu yang akan menikahanku dengan Yazhu? Aku marah pada ibu, teganya ibu melakukan itu padaku!"
"Wen Jia! Tenangkan dirimu sejenak, kamu masih bisa mendapatkan hati Hu Yazhu lagipula gadis itu baru calon istrinya. Kita masih bisa bertindak." seringaian ibunya membuat Jia sedikit tenang. Fan Hai pastinya akan menyusun rencana lain agar putri tercintanya mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia bukan orang yang mudah menyerah begitu saja.
Di sisi lain, Ryu sedang mengemas pakaiannya. Sembari menunggu Hu Yazhu datang dia duduk di kedai bersama kakek dan Akira. "Kak, jaga dirimu disana ya! Aku tidak ingin kakak terluka atau apapun!"
"Akira, seharusnya kamu yang menjaga diri baik-baik. Kamu tahu 'kan kakak yang paling hebat jika urusan mukul-memukul? Lihat otot-otot ini? Aku pasti tidak akan mudah dikalahkan!" Ryu menyeringai memperlihatkan gigi-giginya dan satu gigi gingsul yang menonjol.
"Jaga kakek dengan baik, jangan biarkan dia lelah. Ingatkan dia untuk makan dan juga istirahat!" Ryu menahan kesedihan yang ada di hatinya. Kakek Asahi tertawa kecil.
"Kamu kira aku anak kecil hah?" katanya sembari tersenyum lebar.
Suara kuda terdengar dari jauh, Ryu langsung berdiri dan menoleh ke arah suara itu berasal. Dengan pakaian bangsawan berwarna merah juga dengan topi tradisional aksen tali terikat di kepalanya. Hu Yazhu nampak rupawan dengan setelan resmi itu, dia turun dari kuda dan memberi salam pada kakek Asahi. Kemudian, pria itu menoleh ke arah Ryu yang sudah bersiap. "Mari kita ke kerajaan!"
"Tunggu! Kuda untukku mana?"
"Kuda? Ini!" Yazhu menepuk punggung kuda miliknya. Ryu mengerutkan alis, dia agak ragu untuk naik bersama Hu Yazhu dengan kuda itu.
"Kamu.. Yakin?"
Hu Yazhu mengangguk. "Tentu!"
Dia menaiki kudanya terlebih dahulu, kemudian mengulurkan tangannya pada Ryu agar wanita itu bisa naik dengan mudah. Ryu meraih tangan lembut Hu Yazhu, walau tangan itu sudah menumpahkan banyak darah musuh kenapa tangannya masih selembut itu? Pikiran Ryu tidak fokus saat dia berhimpitan dengan Hu Yazhu di atas kuda, belum lagi dia tadi menatap wajahnya yang hanya beberapa jarak saja dengannya.
Napas Ryu terasa agak sesak, dia tidak boleh salah tingkah di situasi seperti ini. Dia ikut memegang kendali kuda yang di pegang Hu Yazhu. "Ha!" kata Hu Yazhu memberi perintah kudanya untuk berjalan.
"Dah kakak!" Akira melambaikan tangannya, sedangkan kakek Asahi tersenyum sembari memegang tongkat miliknya di tangan kanan.
"Sampai jumpa!" jawab Ryu sembari melambaikan tangan.
Ryu dan Hu Yazhu tidak banyak bicara selama dalam perjalanan yang lumayan jauh itu. Mereka hanya fokus ke jalan di depan mereka. "Sudah berapa lama kamu menjadi dukun?"
Keheningan tadi dipecahkan oleh Hu Yazhu, Ryu dengan gugup menjawab pertanyaan pria itu dengan gelagapan. "Um, delapan tahun," jawabnya.
Ryu mengalihkan pandangannya ke depan, mereka melewati hamparan bunga yang indah sekelilingnya di penuhi kupu-kupu yang berwarna cerah. "Wah cantik sekali, aku baru melihat pemandangan seperti ini." Ryu sangat kagum melihat pemandangan yang indah di depan matanya.
"Kamu tidak pernah keluar rumah?"
"Aku sakit selama bertahun-tahun sehingga jarang keluar rumah. Kakek Asahi sering melarangku pergi menjauh dari kedai, kurasa dia sangat kahwatir."
Hu Yazhu mengangguk. "Aku paham," katanya.
Sesampainya di kerajaan, Hu Yazhu membantu Ryu turun dari kudanya. Kaki Ryu yang merasa pegal membuat dia sedikit kesemutan sehingga kehilangan keseimbangan dan malah terjatuh ke dekapan Hu Yazhu. "Maaf panglima!"
Ini bukan saatnya beradegan melow-drama, Ryu menggeleng pelan. Dia harus menyadarkan diri kalau dia ke Istana ini untuk membalaskan dendam pada ibu dan adik nya. Mereka berjalan beriringan disambut pengawal Istana dengan baik dan langsung di arahkan ke aula kerajaan. Dimana disana sudah ada Raja Wen Lei, Selir Fan Hai, juga Putri Jia dan beberapa petinggi kerajaan lain.
Hu Yazhu menoleh ke arah Ryu, memastikan wanita itu nyaman. Dialah yang meminta Ryu ke Istana sehingga sesuai janjinya, dia harus membuat Ryu nyaman dan aman di Istana Wen. Mereka melangkahkan kaki setelah kasim Oh memberi isyarat pada raja.
Keduanya melangkah masuk kemudian memberi hormat pada keluarga kerajaan. Gemetar tubuh Ryu melihat ibu tiri dan adik tirinya, apalagi sang ayah yang kondisinya sungguh memprihatinkan. Tubuh kurus kering itu akibat racun yang di konsumsinya setiap hari, misi Ryu selanjutnya adalah membuat raja berhenti mengkonsumsi racun yang di berikan oleh Selir Fan Hai. Namun, Ryu tidak boleh gegabah, semua orang di Istana adalah kumpulan para penjilat dan juga licik.
Jika dia membongkar itu dengan cepat, mereka bisa memutar balikan fakta dan malah menyerang Ryu. Dia akan memulai misinya secara bertahap.
"Selamat datang!" kata Raja Wen Lei.
"Terimakasih Yang Mulia, dia calon istriku namanya Ryu Ito. Dia keturunan Jepang."
Ke empat bola mata membelalak dan saling menatap. Keterkejutan mereka tentang identitas Ryu membuat mereka menyeringai senang.
"Selamat datang Ryu, kami akan membuat acara khusus penyambutanmu. Ini sebagai rasa terimakasihku padamu karena akan menjadi istri panglima perang terhebat kami." Raja Wen tersenyum hangat.
Ryu kini berdiri tegak bersmaa Hu Yazhu, dia tersenyum dan mengangguk. Dia hampir merasa emosional karena melihat sang ayah. Air matanya hampir menetes saat ia melakukan penghormatan untuk raja tadi.
"Aku juga sangat senang menyambut kehadiranmu, Ryu." Kata selir Fan Hai.
Ryu menyeringai sembari tertunduk. "Kamu akan segera mendapatkan balasanmu keparat!" batin Ryu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
mampir
2023-02-19
3