Di kamar Tuan Liam ...
"Grandpa," panggil Kivandra sembari menggenggam tangan Tuan Liam. Saat ini Kivandra tengah duduk di tepi ranjang memperhatikan Tuan Liam yang masih memejamkan matanya.
"Kivan, Kivan, Kivan," Tuan Liam memanggil cucu kesayangannya.
"I'm here." Kivandra mempererat genggamannya.
"Kivan, Grandpa ingin kamu menikah dengan Naya," ucap Tuan Liam, pura-pura mengigo.
"Grandpa, bangunlah! Kivan di sini." Kivandra mengelus-elus tangan Tuan Liam.
Perlahan Tuan Liam membuka matanya, begitu dia membuka matanya ... orang pertama yang Tuan Liam lihat adalah Dokter Richad. Tuan liam tersenyum kecil sembari memberikan kode pada Dokter Richad lewat matanya. Dokter Richad mengerti dengan kode yang diberikan Tuan Liam sehingga dia pun mendekati Tuan Liam dan memeriksa keadaannya.
"Tuan Kivan, seperti yang tadi saya katakan bahwa kesehatan Tuan Liam saat ini turun drastis. Tuan Liam harus banyak beristirahat dan jangan membuat Tuan Liam setres yang akan membuat kesehatannya menurun," jelas Dokter Richad.
"Baik, Dokter. Saya akan menjaga Grandpa dengan sebaik mungkin, saya tidak akan membuat Grandpa setres," janji seorang Kivan tidak pernah main-main jika menyangkut keluarganya.
"Bagus, saya berharap banyak pada Tuan Kivan. Tolong, pastikan Tuan Liam meminum obatnya tepat waktu dan makan yang teratur," ujar Dokter Richad.
"Baik, Dokter. Saya akan mengingat semua perkataan Dokter," timpal Kivandra.
"Baiklah kalau begitu, saya permisi." Dokter Richad membereskan peralatan medisnya.
"Terima kasih, Dok," ucap Nyonya Thalia disertai senyuman yang ramah.
"Sama-sama, Nyonya. Saya permisi." Dokter Richad segera keluar dari kamar Tuan Liam. Sedangkan Nyonya Thalia, Nek Aminah dan Kivandra sudah berada di dalam kamar.
"Kivandra Galaxy Dharmendra," panggil Tuan Liam beserta nama lengkapnya.
"Iya, Grandpa Liam Buana Darel," Kivandra balik memanggil Tuan Liam dengan nama lengkapnya.
"Bolehkah Grandpa meminta sesuatu darimu? Kivan akan menuruti permintaan Grandpa 'kan?" tanya Tuan Liam sembari menatap Kivandra.
"Tentu saja. Katakan, Grandpa. Kivan akan menuruti permintaan Grandpa, apa yang ingin Grandpa minta dari Kivan?" Kivandra balik bertanya.
"Grandpa ingin kamu menikahi Naya," jawab Tuan Liam.
UHUK! UHUK!
Kivandra tersedak setelah mendengar jawaban Tuan Liam. Melihat Tuan Kivan tersedak, Nek Aminah segera meraih segelas air yang berada di meja nakas, lalu memberikannya pada Tuan Kivan. "Tuan, ini minum dulu." Nek Aminah memberikan segelas air itu.
"Terima kasih, Nek Aminah." Kivandra mengambil segelas air itu dan meneguknya sampai habis. Setelah itu, dia menyimpan gelas kosong di meja nakas.
"Grandpa! Apa yang Grandpa katakan ini? Grandpa, ini tidak lucu! Jangan bercanda seperti ini, Kivan tidak suka jika Grandpa bercanda mengenai pernikahan!" tegas Kivandra sembari menatap Tuan Liam.
"Gandpa serius, Grandpa ingin kamu menikahi Naya hari ini juga. Grandpa sudah mempersiapkan segalanya pagi tadi," jelas Grandpa.
"Apa?" Kivandra memekik disertai matanya yang membulat dengan sempurna. "Grandpa! Kivan ini sudah dewasa, Kivan bisa menikah dengan wanita yang Kivan cintai. Kivan tidak mau di jodohkan seperti ini!" protes Kivan seraya beranjak dari duduknya.
"Baiklah, jika kamu menolak menikahi Naya maka bersiaplah untuk kehilangan semuanya!" ancam Tuan Liam.
"Apa maksud Grandpa?" Kivandra mengerutkan dahinya.
"Kamu akan dicoret dari daftar warisanku, kamu bahkan tidak akan menjadi pewaris dari hartaku. Semua kekayaanku akan jatuh pada Naya!" jawab Tuan Liam dengan tegas.
"Mami, kenapa Mami diam saja? Mi, tolong bujuk Grandpa. Kivan tidak mau menikahi Naya, gadis kampung itu. Apa kata dunia nanti jika tahu Kivan menikahi gadis kampungan seperti itu." Kivandra memelas pada Maminya agar mau membujuk Tuan Liam.
"Tidak bisa! Mami sudah sepakat dengan Daddy. Kamu harus menikah dengan Naya! Mami tidak ingin kamu terus dimanfaatkan oleh mantan pacarmu itu, Alice!" Nyonya Thalia memalingkan wajahnya.
"Putuskan sekarang! Grandpa tidak akan menunggu lebih lama lagi, Grandpa merasa dada Grandpa sesak." Tuan Liam berakting kesulitan bernapas agar cucunya mau menuruti permintaannya.
"Grandpa!" Kivandra langsung duduk di dekat Tuan Liam dan menyuruhnya untuk tarik napas dan buang. Tuan Liam pun menuruti perkataan cucunya.
"Grandpa, syukurlah." Kivandra langsung memeluk Tuan Liam.
"Nak, kamu mau 'kan menuruti permintaan terakhir Grandpa?" tanya Tuan Liam di telinga Kivandra.
Kivandra melepaskan pelukannya. "Baiklah, jika itu permintaan Grandpa ... aku akan menikahi gadis kampung itu," jawab Kivan, malas.
"Kivan, haruskah Grandpa menggelar pesta yang mewah untuk pernikahanmu?" tawar Tuan Liam.
"Nggak perlu, Grandpa. Pernikahan yang biasa saja, lagian Kivan tidak akan mengundang teman-teman Kivan," jawab Kivandra.
"Bagaimana, Nek Aminah? Nek Aminah tidak keberatan 'kan pernikahannya biasa saja?" tanya Tuan Liam pada Nek Aminah.
"Saya terserah Tuan Liam dan Tuan Kivan saja, ada yang menikahi Naya saja sudah sangat beruntung sekali," jawab Nek Aminah.
"Ck. beruntung apanya? Bagiku ini adalah kutukan! Bagaimana bisa aku menikahi gadis kampungan seperti Naya," Kivandra mengumpat dalam hati.
"Saya tidak melihat Naya, ke mana dia?" tanya Tuan Liam.
"Naya sedang di mushola, Tuan Liam," jawab Nek Aminah.
"Kivan, tolong bawa Naya ke kamar Grandpa!" perintah Tuan Liam.
"Apa? Aku?" Kivandra menunjuk dirinya sendiri. "Grandpa menyuruhku?" Kivandra membulatkan matanya.
"Iya. Kenapa? Bukankah kamu sudah berjanji akan menuruti semua perkataanku?" Tuan Liam menaik-nurunkan alisnya.
HUFT!
Kivandra mendengus. "Okay, Kivan akan bawa Naya." Kivandra segera pergi ke mushola.
Kivandra pun keluar dari kamarnya, dia berjalan dengan raut wajah yang memperlihatkan kekesalannya. "Gara-gara kedatangan gadis kampung itu, masa depanku hancur dalam sekejap," gerutu Kivandra seraya menuruni anak tangga.
"Farel!" panggil Kivan dengan nada tinggi saat melihat Farel berjalan menuju keluar.
Farel yang merasa namanya dipanggil pun langsung menoleh ke belakang. "Iya, Tuan muda. Tuan muda memanggil saya?" Farel menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, saya manggil kamu. Masa saya panggil hantu, lagian di sini tidak ada yang namanya Farel selain kamu," ucap Kivandra dengan ketus.
"Ada apa, Tuan muda? Kenapa Tuan muda terlihat seperti sedang kesal? Apa terjadi sesuatu?" tanya Farel sembari menatap ke arah Tuan Muda.
"Bukan seperti lagi, tapi sudah jelas. Hari ini saya benar-benar kesal, masa depan saya sudah hancur gara-gara gadis kampung tak tahu diri itu, huft." Kivandra mendengus kesal.
"Naya, maksud Tuan muda?" Farel menautkan kedua alisnya.
"Iya, siapa lagi. BTW apa kau lihat gadis kampung itu pergi ke mana?" tanya Kivandra.
"Tadi dia di mushola, Tuan muda. Kenapa Tuan muda mencari Naya?" Farel mengerutkan dahinya.
"Jika bukan karena Grandpa yang nyuruh, saya tidak akan mau buang-buang waktu saya untuk mencari gadis kampung itu. Sudah, jangan banyak bertanya. Lakukan pekerjaanmu! Saya mau mencari gadis menyebalkan itu." Kivandra berjalan melewati Farel. Sedangkan Farel hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Tuan muda.
"Tuan muda, Tuan muda. Walaupun Tuan muda itu adalah pria yang tegas, arrogant tapi Tuan muda selalu menjadi cucu yang penurut." Farel tersenyum menatap kepergian Kivandra.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Yullia Azahra
gimana jadinya klo dah nikah
2023-04-04
1