Bab - 4.

Episode Sebelumnya..

"Gak guna? Benarkah?" tanya laki-laki itu sembari tertawa terbahak-bahak. Dan tawa yang keras itu membuat orang yang berada di sekitar mereka, mengalihkan pandangannya ke arah mereka bertiga dan itu membuat gadis itu merasa tidak nyaman.

"Memangnya kamu berpikir kamu berguna? Berguna sebagai apa? Ngebully orang-orang? Atau berguna untuk tante-tante cantik yang-"

"Tutup mulutmu ya!" ucap Tony memotong cepat ucapan laki-laki itu. Tony pun hendak memukul wajah laki-laki di hadapannya itu. Namun, Jessica dengan cepat menahan tangan kekasihnya.

"Tony! Aku mohon kontrol emosi kamu. Ini kampus, lagipula kamu tidak harus meladeni nya." cegat Jessica. Dan menggenggam erat tangan sang kekasih agar tidak terlepas kendali.

Jessica pun mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang berdiri di depannya. Lalu, gadis itu menarik nafasnya panjang. "Maafkan Tony karena sudah menabrak dirimu. Aku tau dia salah! Tapi aku juga tau kalau dia tidak sengaja melakukannya. Jadi... aku mewakilinya untuk meminta maaf kepadamu. Maafkan atas semua kata-katanya yang mungkin membuatmu kesal. Aku mohon maafkan dia."

"Sayang!"

"Diam!"

Laki-laki berkulit putih itu terdiam saat gadis itu mengatakan hal itu. Laki-laki itu juga menatap wajah gadis itu yang terlihat juga menatapnya. Beberapa saat kemudian laki-laki itu pun mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dan benar saja saat ini banyak pasang mata yang sedang melihat ke arah tempat ia berdiri. Banyak juga yang sedang berbisik-bisik yang entah apa yang mereka katakan.

"Okey! Aku maafkan! Itu karena kamu yang memintanya. Jadi... itu hanya pengecualian saja." ucap laki-laki itu dan kembali tersenyum hangat ke arah Jessica saat mereka saling pandang. Sehingga membuat gadis itu lagi-lagi dibuat kebingungan.

Lalu, laki-laki itu pun pergi meninggalkan keduanya tanpa menatap ke arah Tony yang terlihat mengeratkan rahangnya. Dan tanpa menunggu lama Jessica menarik tangan Tony agar pergi dari sana.

****

Jessica terus menarik tangan Tony, sehingga mereka tiba di belakang kampusnya. Jessica pun melepaskan tangannya dan membalikkan badannya menatap sang kekasih dengan tatapannya yang kesal.

"Kamu itu bisa tidak menahan emosi kamu itu agar tidak tersulut?" tanya Jessica yang tampang kesalnya.

"Bagaimana aku tidak tersulut emosi! Kalau dia cari gara-gara terus sama aku. Bagaimana mungkin aku bisa terlihat tenang!" sahut Tony tak kalah kesalnya.

Jessica menarik nafas panjang dan menganggukkan kepalanya dengan menatap wajah kekasihnya dengan menurunkan kadar emosionalnya. Ia juga sama hal dengan sang kekasih, jika dirinya juga tersulut emosi.

"Maafkan aku Tony. Tapi bisa tidak, kamu mengontrol emosi kamu saat sedang marah? Dia hanya ingin kamu minta maaf saja, kenapa kamu jadi langsung kesal."

"Kamu membelanya?" tanya Tony dengan tatapan matanya yang sulit diartikan.

"Aku tidak membelanya! Aku hanya-" ucapan gadis itu terpotong saat Tony mendahuluinya.

"Suka sama dia!"

"Tony!! Kamu itu bicara apa sih?"

Tony tertawa sembari membelakangi Jessica yang sudah menatapnya dengan jengah. Kedua sepasang kekasih itu juga tersulut emosi karena tidak ada dari mereka berdua yang mau mengalah. Dan itu membuat mereka berdua, tidak menyadari. Bahwa sedari tadi ada seseorang telah mengikuti keduanya dan mendengarkan pembicaraan keduanya dengan wajah yang tertuju pada wajah gadis yang tengah memegangi kepalanya.

"Heh! Sudahlah! Lupakan! Mungkin aku memang salah dan Aska.. Laki-laki itu tidak bersalah! Sehingga kamu harus membelanya." balas Tony saat laki-laki itu sudah berada tepat di depan Jessica. Sebelum langkah kakinya melangkah. Pemuda itu kembali membalikkan badannya menatap sang kekasih yang membelakanginya.

"Nanti aku sibuk! Kamu pulanglah naik taksi, karena aku tidak bisa mengantarkan mu pulang!" sambungnya lagi. Kemudian laki-laki itu pun pergi meninggalkan sang kekasih yang masih terdiam di tempatnya.

Jessica yang telah ditinggal pergi oleh sang pacar. Hanya menundukkan kepalanya. Gadis itu sudah meneteskan air matanya saat tangannya sudah menutupi seluruh wajahnya. Gadis itu pun akhirnya terduduk di atas rerumputan yang ada di belakang kampusnya. Isak tangisnya pun terdengar pilu.

Hingga sebuah tangan menyodorkan sekotak tissue mini ke arah gadis itu. Jessica pun segera menghapus air matanya saat tau ada seseorang di depannya. Dan saat gadis itu mendongakkan kepalanya menatap siapa yang ada di hadapannya itu. Seketika matanya bertatapan dengan mata coklat bening dengan hidung mancung yang terpatri. tersenyum hangat sembari menyodorkan tissue yang ada di tangannya kepada dirinya.

Jessica pun mengalihkan pandangannya ke arah tissue yang laki-laki itu sodorkan kepadanya. Sesaat kemudian. Jessica pun mengambil tissue tersebut dan mengambil beberapa untuk mengelap air matanya yang mengalir lagi.

"Terimakasih." ucap gadis itu.

Orang yang menyodorkan tissue itu pun duduk di sebelah gadis itu dan terdengar helaan nafas panjang yang keluar dari mulut laki-laki itu. Membuat Jessica yang ada di sampingnya menatapnya.

"Apa semua itu gara-gara aku?" tanya laki-laki itu.

"Apa maksudmu?"

Laki-laki itu menolehkan kepalanya pada gadis itu. Ia pun tentu sudah tahu apa yang terjadi kepada sepasang kekasih itu. Karena memang, laki-laki itu yang sedari tadi mengikuti keduanya hingga di mana gadis itu menangis dan di situlah dirinya duduk bersama gadis itu. Ya! Laki-laki yang duduk bersama dengan gadis itu adalah Aska!

Nama yang di sebut oleh kekasihnya beberapa saat lalu. Telah berada di sampingnya dengan membagikan tissue saat gadis itu menangis.

"Maaf. Karena aku! Kalian berdua jadi bertengkar. Tapi jujur. Aku sungguh tidak bermaksud untuk menyakiti ataupun membuatmu menangis seperti ini. Aku hanya ingin membuat kekasihmu marah saja, tidak lebih!" ucap laki-laki itu memberikan penjelasan kepada Jessica yang masih setia mendengarkan.

"Sebentar ada hubungan apa diantara kalian? Sampai-sampai Tony sangat kesal kepadamu?" tanya Jessica hati-hati agar tak membuat laki-laki itu tersinggung.

"Aku? Kita tidak ada hubungannya dengan kekasihmu itu." balas laki-laki itu.

"Kalau begitu. Kenapa kalian seperti sedang memiliki dendam satu sama lain?" tanya Jessica penasaran.

"Itu karena kami adalah rival."

"Rival?"

Laki-laki itu mengangguk. Dan menjelaskan semua permasalahan diantara dirinya dan juga Tony sang kekasih yang sudah bermusuhan semenjak duduk di bangku SMP.

"Sejak SMP?" ucap Jessica tak percaya. Bagaimana mungkin kekasihnya memiliki rival sejak SMP? Secara hubungannya dengan sang kekasih juga sejak dari SMP. Tapi kenapa dirinya tidak tau, jika kekasihnya itu memiliki rival.

"Em." laki-laki itu mengangguk.

"Tapi.. kenapa kamu malah menceritakan semuanya itu kepadaku? Katanya kamu rivalnya Tony? Lalu, kenapa kamu malah menceritakan itu semua padaku?"

"Memangnya kenapa?" tanya laki-laki itu balik bertanya.

"Ya harusnya kamu juga membenciku dong. Karena aku itu pacarnya rival kamu."

Laki-laki itu nampak tersenyum dan menatap langit sembari menghembuskan nafasnya. "Itu karena aku sama sekali tidak membencimu."

Mendengar perkataan laki-laki itu. Jessica terdiam, gadis itu tampak mengalihkan pandangannya ke sekeliling mencoba menjauhkan pandangannya dari laki-laki itu. Entah kenapa detak jantungnya berdegup sangat kencang.

'Kenapa tiba-tiba jantungku berdetak begitu kencang?' gumam Jessica dalam hati. Gadis itu kini merasa canggung terhadap laki-laki di sampingnya itu.

Dan Jessica pun memilih bangkit dari tempatnya dan menatap laki-laki itu yang juga sudah mendongakkan kepalanya. "Aku harus pergi!"

Jessica pun melangkahkan kakinya menjauhi belakang kampus. Namun, sebelum benar-benar menjauh. Gadis itu membalikkan badannya menatap laki-laki itu yang masih dengan posisi duduknya. Laki-laki itu juga nampak menunggu gadis itu berucap.

"Sekali lagi, terimakasih. Karena sudah menceritakan semuanya kepadaku. Dan terimakasih juga karena kamu tidak membenciku. Tapi kuharap, alangkah baiknya jika kalian berbaikan dan menyelesaikan permasalahan kalian secara baik-baik." ucap gadis itu. Dan Jessica pun pergi meninggalkan laki-laki itu sendirian.

Laki-laki itu nampak tersenyum pahit. "Tidak semudah yang dibayangkan Jessica. Kita tidak akan pernah seperti itu."

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!