Aku hanya bisa menghembuskan nafas dengan lesu dan tidak bisa menahan ibuku, lagi meski aku sudah tahu kemana dia akan pergi, setiap malah dia hanya pergi bersama teman-teman sosialitanya dan mereka sering sekali menongkrong di tempat mewah dan saling mentraktir makan satu sama lain.
Sedangkan ibuku yang tidak memiliki kekayaan seperti mereka tentu saja ibu hanya mengandalkan uang dariku, dan aku juga hanya bisa memberikan dia sedikit sesuatu dengan pekerjaan yang aku miliki.
Tetapi akhir-akhir ini aku melihat tingkah ibu sedikit aneh, dia lebih banyak mengabaikan aku padahal biasanya selalu menjawab pertanyaan atau ucapan apapun dariku dia juga sering meminta uang padaku, namun kali ini ibu terlihat sering memakai baju dan tas baru tapi aku sama sekali belum memberikan uang kepadanya.
Sehingga aku mulai takut dan mencurigai ibuku sendiri, aku pergi mengikutinya secara diam-diam kali ini karena masih ada waktu dua jam sebelum aku masuk kerja di bar, namun rupanya saat aku mengikuti dia, ternyata ibuku masuk ke dalam sebuah klub malam dimana klub itu terkenal sekali dengan penjualan diri juga perjudian dan perhitungan, aku sangat syok dan kaget, sedikitpun aku tidak pernah menyangka ibu akan pergi ke tempat kotor seperti ini.
"I...ibu kenapa dia masuk ke dalam klub malam ini?" Ucapku tidak menyangka.
Aku hendak pergi menyusul dia namun sayangnya waktuku sudah tidak banyak lagi, aku sudah harus pergi menuju bar di pusat kota, dan harus segera meracik cocktail, jika tidak pergi sekarang juga mungkin aku akan terlambat dan membuat meneger tidak mengandalkan aku lagi.
Terpaksa aku pun mengurungkan niatku untuk pergi menggerebek ibu dan segera pergi dari sana dengan perasaan kesal dan sedih.
"Aahh...sial, ini sudah jam kerja aku harus segera pergi, aku akan memeriksanya lagi nanti" gerutuku sambil segera pergi dari sana.
Aku tiba di bar dan segera meracik minuman juga membuat cocktail, ku lihat malam ini banyak sekali pengunjung ke bar tersebut dan aku merasa cukup lelah bekerja, hingga tidak lama aku melihat sosok ibuku yang sangat jelas aku lihat, dia berjalan di belakang seorang pria yang memakai topeng dan aku tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas.
Saat sudah memastikan bahwa itu sungguh ibuku, aku berpura-pura menyajikan cocktail ke beberapa meja yang dekat dengan tempat duduk mereka.
Dan disana aku bisa mendengar dengan jelas bahwa ternyata ibuku tengah di tagih hutang oleh pria tersebut, bahkan aku melihat ibu bersujud di bawah kaki pria itu dan meminta tambahan waktu untuknya aku sangat kaget dan tidak terima ketika melihat ibu kandungku sendiri harus bersujud di bawah kaki orang asing dan merendahkan dirinya seperti itu.
Aku pun tidak bisa menahan diri dan segera menghampiri ibuku dengan cepat.
"Ibu apa yang sedang kau lakukan, cepat berdiri!" Ucapku dengan tegas.
Sayangnya ibu tetap tidak mendengarkan ucapanku, dia mengabaikan aku dan dia masih tertunduk di bawah, aku sudah tidak tahan lagi melihat dia memohon seperti orang yang tidak memiliki harga diri.
"Tuan.....saya mohon, tolong maafkan saya tolong beri saya sedikit lagi waktu tambahan, saya pasti akan melunasi semuanya" ucap ibuku kepada pria itu,
"Ibu apa yang kau lakukan? Cepat bangun kau tidak pantas bersujud dibawah kaki orang aneh sepertinya" ucapku sambil menunjuk lurus orang yang memakai topeng itu.
Setelah aku mengatakan hal tersebut barulah ibu segera bangkit dan dia justru malah menampar pipiku dengan sangat keras.
"Plak! Dasar gadis bodoh diam kau dan jaga ucapanmu, dia adalah seorang master dan ibu memiliki banyak hutang padanya apa kau tidak mengerti, cepat pergi dari sini kau hanya bisa menyulitkan diriku!" Bentak ibuku di depan semua orang yang menatap kami.
Hatiku sangat sakit ketika aku berusaha mempertahankan harga dirinya namun ibu menjatuhkan harga diriku seperti ini, bahkan dia menghinaku dan memperlakukan aku dengan sangat kasar di depan banyak orang.
"Bu? Kau.....kenapa kau berhutang padanya? Apa uang yang aku berikan selama ini tidak cukup!" Bentak ku mulai kehilangan kendali,
"Tidak, tentu saja semua uang yang kau berikan sangat tidak cukup, gajihmu bekerja di bar ini tidak cukup untuk biaya hidupku juga kedua adikmu, kenapa kau tidak menjual dirimu saja hah!" Balas ibu yang membuat hatiku sangat terluka.
Aku langsung diam membisu dan hendak pergi dari sana namun pria bertopeng itu malah bertepuk tangan pelan dan dia tertawa cukup keras.
"Prok....prok....prok....ahahaha...bagus, bagus sekali nyonya Tini, pertunjukan yang kau perlihatkan kepadaku malam ini sangat membuatku senang" ucap pria bertopeng itu.
Amarahku sangat menggebu dan saat itu juga aku langsung berbalik menatapnya tajam dan berjalan ke arah pria tersebut lalu mengambil minuman di atas meja dan melemparkannya ke pakaian dia, hingga membuat jas mahalnya itu kotor dengan wine.
"Rasakan itu, ini adegan terakhir untuk merayakan kesenanganmu tuan!" Ucapku lalu langsung pergi dari sana dan tidak melanjutkan pekerjaanku.
"Bos pekerjaanku cukup sampai di sini, aku akan kembali besok" ucapku sambil melambaikan tangan,
"E...ehhh Klara kau mau kemana hey, jika kau pergi siapa yang akan menyajikan cocktail?" Teriak bos padaku dan aku mengabaikannya.
Aku sungguh tidak bisa untuk tetap berdiam diri di tempat itu sedangkan hatiku sudah sangat hancur dan harga diriku tergores, ibu juga tidak membelaku dan dia masih berada disana bersama pria asing sialan itu.
Disisi lain pria bertopeng itu adalah seorang mafia besar dalam bidang tambang juga bisnis gelap lainnya, dia seorang yang berkuasa di atas dan juga orang yang kuat di dunia gelap, dia seorang tuan besar Arfanka nama itu terkenal di semua kalangan dan banyak orang memujanya juga takut dengannya.
Dia memang terkenal sering memberikan pinjaman dalam jumlah yang banyak namun semua orang yang berurusan dengannya tidak akan bisa hidup dengan tenang, mereka harus melunasi hutangnya bagaimanapun caranya, entah dengan menjual organ tubuhnya atau mengorbankan dirinya sendiri menjadi seorang pelayan bagi dia seumur hidup, semua sesuai dengan kontrak yang mereka tanda tangani pada awalnya.
Dan kini ibu Tini yang tidak lain adalah ibu kandung Klara dia sudah terlilit hutang dalam jumlah yang tidak sedikit, satu Million dollar yang dia pinjam sudah habis digunakan dengan hal yang tidak berguna bahkan dia tidak membagi uang itu pada Klara maupun putri bungsunya Kirei, dia diam-diam meminjam uang itu dari seseorang seperti tuan Arfanka dan menikmatinya berdua dengan putra sulungnya Reno.
Namun yang dia jadikan jaminan dalam kontrak adalah putri bungsunya sendiri, ya dia akan menjual putrinya dan menjadikan Kirei sebagai pelayan bagi tuan Arfanka dan dia juga tidak perduli meski apapun akan dilakukan oleh tuan Arfanka kepada pelayannya.
Mulai dari tekanan dalam bekerja juga hal-hal kasar yang akan di dapatkan putrinya nanti, malam itu karena tuan Arfanka sangat marah akibat di siram wine oleh Klara dia pun mengajukan satu kesepakatan kepada nyonya Tini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments