"Alhamdulillah akhirnya emas sudah pulang" ucapku, kebetulan anak aku sudah tidur adik dan yang lainpun lagi nonton acara televisi.
"Iya, kenapa?" tanyanya.
"Ya Ndak kenapa-kenapa mas, senang aja emas udah pulang, aku selalu khawatir kalo emas lagi di jalan" ucapku.
"Masak?" tanya dia dengan nada agak meledek sambil mencolek daguku.
"Ih, emas nih dibilangin kok Ndak percaya" ucapku
"Ya Udah yuk makan aku lapar" ucapnya
Kemudian kami berlalu menuju dapur untuk makan, selesai makan kami mengobrol di kursi yang ada di ruang tamu, aku duduk di kursi dan dia berbaring dengan posisi kepal di pangkuanku, ya memang dia paling suka dengan posisi seperti itu jika kami hanya berdua.
"Bagaimana mas, banyak yang beli salaknya tadi?"tanyaku
"Alhamdulillah Ndak perlu waktu lama, semuanya laku" ucapnya.
"Syukurlah kalo gitu,emangnya emas jual dengan harga berapa satu kilo nya?" tanyaku.
" Ya macam-macam, sesuai ukurannya,"
jawabnya.
"Memangnya emas jual dengan harga berapa mas" tanyaku lagi.
"kalo yang C aku jual dengan harga dua ribu rupiah, yang B aku jual dengan harga empat ribu rupiah kalo yang A aku jual dengan harga enam ribu" jadikan lumayan dapat uangnya.
"Nanti kalo banyak yang Mateng lagi kamu panen saja biar nanti aku jual kesana lagi tadi masih banyak yang menanyakan" ucapnya
"Iya mas nanti sekitar enam atau tuju hari pasti sudah ada yang Mateng lagi" ucapku.
"lamanya?!" ucapnya
"Ya iyalah mas, emangnya mas kira berapa hari salak itu udah Mateng, nanti kalo ngambil yang Ndak bener-bener Mateng yang beli kecewa, malah Ndak laku nanti kalo jualan lagi" ucapku
"Padahal aku ngomong kalo dua atau tiga hari lagi aku akan jualan kesana lagi." ucapnya.
"Bagai mana kalo kita beli salak dari tetangga depan" ucapku.
"Emangnya berapa kalo kita beli" tanyanya
"Ya Ndak tau kita tanya aja biasa dia jual berapa" ucapku.
Perbincangan kamipun berlanjut sampai kami sama-sama merasa kantuk yang mulai menyerang mata kami, akhirnya kamipun pindah ke kamar untuk beristirahat.
Keesokan harinya setelah setelah suamiku berangkat kerja dan kerjaan rumah selesai aku main ke tetangga depan rumah, selain main juga berniat untuk menanyakan buah salaknya yang biasa dia jual, pernah dengar dari tetangga yan lain katanya dia jual buah salak sekilo seribu rupiah tapi itu hitung global, campur antara besar dan kecil.
Kebetulan orangnya pun sedang duduk santai di teras depan rumah.
"Lagi ngapa bik?" tanyaku pada tetangga
"Biasa nduk, nyantai habis selesaikan kerjaan rumah." ucapnya. " Bulek Senema apa belum datang kah?, kok bibik Ndak dengar suara motornya dari tadi." tanyanya.
"Belum bik, mungkin sebentar lagi datang", ucapku. " oh iya bik ini saya ada perlu sama bibik, biasa bibik jual salak berapa sekilo?" tanyaku.
"Biasa kalo bik inik yang beli di ambil seribu lima ratus tapi di pilih yang besar-besar saja yang kecil ndk di ambil" ucapnya.
"Kalo saya beli seribu dua ratus limapuluh boleh Ndak bik tapi saya beli semua bear kecil" ucapku.
"Untuk apa? lawong kamu juga punya pohon salak sendiri kok beli? tumben, mau di jual lagi kah?" tanyanya
"Iya bik, itu emas mau nyoba jualan katanya" ucapku " kemarin Emas nyoba bawa sepuluh kilo Alhamdulillah habis."
"Memangnya di jual kemana?" tanyanya.
"Ndak tau bik katanya di iderkan tapi di iderkan kemana saya juga Ndak tau" ucapku
"Memangnya di jual berapa sekilo sama suamimu?" tanyanya lagi.
"katanya kalo yang besar di jual dua ribu, terus kalo yang kecil di jual seribu lima ratus" ucapku.
"O iya lah boleh kalo gitu" ucapnya.
"Tapi boleh Ndak bik kalo nanti yang ngambil saya sendiri? tanyaku
"Boleh, Ndak apa-apa malah enak bibik Ndak perlu kekebun" ucapnya.
Obrolan kamipun berhenti saat bulek Senema (pedagang sayur) datang, pedagang sayur ini satu-satunya yang biasa jualan ke daerah rumah kami selain dia tidak ada lagi, dan harganyapun paling murah dari pada pedagang sayur keliling yang lain ya, dan sama dia ini bisa di bilang toko berjalan karena bahan apapun ada sama dia sembako lengkap dari gula, minyak, beras pokoknya lengkap sampai minyak tanah pun dia ada, tapi jika minyak tanah kita pesan dulu sore baru diantar sama dia atau suaminya. jadi kami tidak perlu jauh-jauh lagi belanjaan asal ada keperluan dapur yang habis tinggal pesan aja sama di pasti di antar.
Setelah belanja pun aku bergegas pulang untuk menaruh belanjaan dan kebetulan anak aku mulai ngantuk waktunya tidur siang untuk dia. Jam satu suami aku sudah pulang aku sedikit heran di buatnya, tumben jam segini sudah pulang.
"Mas, tumben jam segini sudah pulang, memangnya Ndak kerja?" tanyaku
"Kerja tapi sebentar, Ndak ada barang untuk di kerjakan, bos belum belanja" ucapnya.
"Berarti libur lah Ndak kerja?" ucapku
"Iya, ngapa memang?" tanyanya.
"Endak, kalo memang libur berarti bisa lah kita nyari kambing?" ucapku.
"Ohhh bisa, besok kita ke rumah blantik kambingnya" ucapnya
"Mas"
"Hem?"
"Aku tadi udah nanyak sama bik Jun, katanya boleh kita beli tapi dia minta harga seribu lima ratus karena biasanya bik inik ngambilnya harga segitu, tapi katanya harga segitu itu diambil yang besar aja yang kecil Ndak di ambil." ucapku
"Ya kalo segitu kita dapat apa nanti Ndak dapat apa-apa lah, emangnya Ndak boleh seribu sekilo?" tanyanya.
"Dia ngasihnya seribu dua ratus lima puluh soalnya aku bilang kamu jualnya seribu lima ratus itupun di jajakkan, dan aku minta kalo kita sendiri yang ngambil salaknya nanti aku Ndak mau di ambilkan takut ada yang mentah juga di ambil, kan jadi ngrusak pasaran kalo gitu" akupun menjelaskan kepada suamiku karena dari nada bicaranya aku udah tau kalo dia mulai emosi ya walaupun Ndak banget emosinya.
"O.. kalo gitu ya udah Ndak apa-apa " ucapnya.
"Mas, kalo Ndak ada bahan di mebel berarti emas Ndak kerja lah?" ucapku.
"Ya mau gi mana lagi, lagian mau kerja apa?" ucapnya.
Aku hanya diam mendengarnya, aku hanya berfikir kalo dia tidak kerja terus apa yang untuk belanja sehari-hari, sedangkan dia gajian pun seminggu sekali. aku pusing memikirkannya namun aku hanya diam.
Aku tak mau berhutang pada penjual sayur, takut tidak bisa bayar, ya solusi satu-satunya ya harus cari sayur gratisan yang tidak perlu beli, ya Alhamdulillah di tempatku tinggal masih banyak sayur gratisan biasa aku cari pakis, kangkung, genjer, daun ubi, keladi sayur pun ada di belakang rumah, bayam kampung, pare, tekokak, labu dan masih banyak lagi, ya jika hanya untuk sayur aku tidak bingung karena di sekitar rumah ada tapi jika setiap saat nyayur itu-itu saja lama-lama bosan juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments