POV Arga
Pagi hari ini aku sedang menunggu ke datangan Dinda di rumah ibu, karena ibu sudah memberitahu Dinda untuk kesini, rasanya jantung ku berdebar akan bertemu Dinda mantan ke kasih ku dulu, kami pernah menjalin hubungan sangat lama namun aku lah yang berkhianat malah memilih Atika sebagai istriku, dulu Atika memang cantik dan aku pun sangat terpesona tapi sekarang dia tidak bisa mengurus badan seperti dulu lagi, tiap hari ia selalu menggunakan daster itu itu saja sampai kucel, sehingga rasa cinta ku padanya semakin berkurang.
"Arga itu Dinda sudah ada di halaman depan sedang memarkirkan mobilnya, kamu ke sana temui dia," ucap ibu. Lalu aku pun berjalan menghampiri Dinda, dia sangat cantik dan masih sama seperti dulu.
"Hai mas Arga apa kabar?" tanya Dinda pada ku.
"Aku baik Din, gimana kabar mu?"
"Ya aku belum baik baik saja mas, masih menunggu cinta mu sampai sekarang." kata Dinda membuat jantung hatiku berdebar, benarkah Dinda masih mencintaiku sampai saat ini?
"Loh kok bisa Din? Ya sudah ayo masuk dulu, ibu sedang menunggu mu di dalam." aku langsung mengalihkan pembicaraan ku, membawa masuk Dinda ke rumah ibu.
"Eh ada nak Dinda, silahkan duduk Din."
"Terimakasih Bu," jujur Dinda sangat anggun dan cantik, aku jadi ingin kembali padanya lagi setelah sekian tahun.
"Mas sekarang kamu kerja di mana?"
"Aku masih kerja di kantor, perusahaan ku yang dulu."
"Wah hebat banget dong mas, masih kerja di situ sampai sekarang! berarti udah naik jabatan mas,"
"Ya sekarang aku sebagai manager di sana."
"Hebat kamu mas, semangat ya kerjanya! oh iya kok istri kamu ga di ajak ke sini mas?" ucap Dinda namun ibu malah yang menimpali ucapan nya.
"Eh Dinda, istrinya Arga ini ga becus dia malah pergi ke rumah orang tuanya tanpa mempedulikan Arga, jadi Arga menginap disini."
"Oh begitu ya Bu, kok bisa?"
"Aduh rumah tangga Arga ini sudah berantakan Din, istrinya itu ga tahu diri! tiap hari di kasih uang tapi tak selalu cukup."
"Kok bisa gitu ya Bu, yang sabar aja ya mas Arga." aku hanya tersenyum pada Dinda.
"Sebenarnya Arga juga masih cinta sama kamu Din," ibu membuatku malu mengatakan cinta ku pada Dinda padahal aku bisa mengatakan nya sendiri, tapi ya sudah lah terserah ibu saja."
"Yang bener mas, masih cinta sama aku?"
"Ya begitulah kenyataan nya Din."
"Gimana? kamu mau ga kembali pada anak saya."
"Kan mas Arga masih ada istri Bu, masa aku jadi istri ke dua sih bu?"
"Tenang saja! tak lama lagi, Arga akan menceraikan Atika."
"Serius bu?"
"Iya, tapi kamu mau menerima Arga kan walaupun sudah ada anak?"
"Tentu saja mau Bu, kan harus menerima apa adanya."
"Terimakasih ya Dinda," kami bertiga mengobrol tertawa dan bercerita masa lalu yang pernah aku lewati bersama.
***
"Atika," ibu memanggil ku.
"Ya ada apa bu?"
"Sebenarnya ibu masih punya kalung pernikahan dari mediang bapak mu dulu, apa lebih baik ibu menjualnya saja."
"Jangan Bu, itu kan kenangan ibu sama bapak."
"Tapi ibu juga sudah ga punya uang untuk menyambung hidup." aku berpikir harus bagaimana? apa lebih baik ibu harus menjualnya saja lalu uang nya di pakai untuk berdagang kecil kecilan, tapi bagaimana dengan bapak? apakah bapak akan ikhlas dengan semua ini.
"Gimana ya Bu? terus uang nya sama ibu mau dipakai buat apa?"
"Ibu ingin usaha kecil kecilan untuk menyambung hidup ibu dan sisanya ibu ingin memberinya ke anak yatim biar bapak mu bahagia di sana."
"Benar juga ya Bu? kalau begitu Atika setuju saja Bu, kita menjual juga bukan buat apa apa tapi buat kebutuhan ibu dan buat bapak juga untuk di sedekahin ke anak yatim."
"Iya Tik, kalau bisa kamu antar ibu ke toko mas untuk menjualnya, semoga saja harga nya jadi bertambah,"
"Aamiin Bu kalau begitu Atika mau mandiin Karina dulu,sekalian sama Adera biar aku mandiin."
"Ya sudah ibu mau siap siap dulu Tik."
Setelah semuanya selesai kami berempat menuju ke toko mas yang lumayan jauh dari rumah ibu, jadi kami naik angkutan umum menuju ke sana, ibu sama sekali tak punya ongkos untuk membayarnya, jadi aku bayarin dulu uangku cukup untuk satu kali naik angkutan umum.
"Tik nanti ibu ganti ya uang nya,"
"Iya Bu santai saja, uang Atika masih cukup kok,"
sampai pada akhirnya kami sampai di toko mas yang lumayan besar, ternyata bapak ku dulu orang berada bisa membeli mas disini. Namun aku melihat ibu dengan raut wajah yang sedih.
"Ibu kenapa?" tanya ku.
"Ibu tak apa apa kok Tik, hanya ingat sama bapak mu saja banyak kenangan dengan kalung ini."
"Ibu yang sabar ya, kita harus ikhlas!" untung saja Adera tidak rewel, ia tidur di gendongan ku karena aku melihat ibu yang keberatan.
"Mama kita mau kemana? kok disini ramai sekali ma?"
"Kita antar nenek jalan jalan, kamu senang gak sayang?"
"Senang dong ma," Karina memang anak yang pengertian, ia tak pernah menginginkan sesuatu yang ada di sekitarnya.
"Mbak saya mau jual kalung ini," kata ibu pada karyawan toko mas.
"Boleh Bu, sini biar kami periksa dulu mas nya ya," Lalu ibu memberikan kalungnya, aku tahu ibu pasti tidak rela tapi bagaimana lagi karena ibu sangat membutuhkan nya.
"Ini mas 24 karat ya Bu, pembelian nya sudah sangat lama jadi kami membayar harga yang sekarang."
"Alhamdulilah kalau begitu mbak."
"Ini Bu uangnya, semuanya 80 juta." aku kaget mendengar harga mas nya yang sangat mahal, ya Allah ternyata bapak ku dulu sangat memuliakan ibu ku.
"Alhamdulilah Tik, ibu ga menyangka harga nya sangat mahal sekali."
"Iya Bu, ibu bersyukur memiliki bapak yang sangat menyayangi ibu."
"Iya Tik kalau begitu kita beli sesuatu buat Karina dan juga Adera,,, Karina pengen beli apa?" tanya ibu.
"Karina pengen mainan itu nek," Karina menunjuk pada mainan rumah rumahan yang besar.
"Karina ga boleh, itu harga nya mahal, lain kali saja ya nak." namun Karina malah diam sepertinya ia sangat menginginkan mainan itu.
"Biar nenek beliin, ayo sayang,"
"Tapi Bu itu pasti mahal."
"Ga apa apa, sekali kali ibu ingin membelikan Karina mainan yang bagus."
"Horeeee,,, terimakasih nenek," Karina sangat bahagia sekali lalu ia dan ibu menghampiri mainannya.
"Pak ini berapa harga nya?"
"200 ribu Bu," mahal sekali, tapi ibu tetap membelikan nya untuk Karina dan begitupun Adera namun Adera hanya menginginkan boneka karena ia masih kecil dan masih belum mengerti.
Setelah selesai keliling pasar, lalu kami pulang ke rumah dengan membawa belanjaan kebutuhan untuk ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments