POV Arga.
Aku tak mengerti dengan Tika, dia selalu boros di kasih uang tujuh puluh ribu seminggu tak pernah cukup, padahal ibuku selalu memberi beras tiap bulan dan Tika hanya tinggal membeli sayur aja tapi tetap saja uang pemberian ku tak pernah cukup, ini membuat ku tak suka pada Tika.
Tika memang tak becus cari uang, dia hanya tamatan SMP, jujur aku menyesal menikahi dia yang tidak becus cari uang. Namun bagaimana lagi? ini demi Karina anak ku, ia pasti tak mau jauh dengan ibunya jika aku menceraikan nya. Nanti saja lah kalau waktunya sudah tepat aku ingin berpisah dengan Tika.
Setelah pulang malam dari rumah teman ku, aku langsung tidur di samping Tika, sudah lama aku tidak pernah lagi berhubungan dengan Tika karena aku tidak nafsu melihatnya dengan penampilan yang kucel dan dekil membuatku tak berselera.
"Mas mau aku pijitin," ucap Tika, namun aku sudah ngantuk jadi aku menyuruhnya tidur saja.
Pagi hari sebelum berangkat kerja aku sarapan dulu, tiap hari Tika selalu membuat nasi goreng tapi kali ini nasi goreng nya pake telur lumayan ada gizinya dari pada kemarin pake bawang doang.
"Ma Karina tambah lagi dong nasi goreng nya,"
"Boleh sayang, enak ya," ucap Tika
"Enak ma,"
Setelah selesai makan aku langsung mengajak Karina untuk pergi sekolah, ia selalu ku antarkan sampai gerbang sekolah, aku juga tak tega kalau melihat Karina harus jalan kaki, Karina tetaplah darah daging ku dan aku pasti akan menyayanginya walaupun mungkin aku sudah tak menyukai Atika istri ku.
"Ayah hati hati di jalan, Karina masuk dulu,"
"Belajar yang rajin ya sayang,"
Baru saja sampai kantor, adikku langsung menelpon ku meminta uang untuk biaya kuliahnya.
"Bang mana uang buat aku, kemarin kan Abang udah gajian,"
"Iya nanti Abang transfer Din," Tentu saja aku sayang sama Dini adik ku, ia meminta berapa pun akan aku kasih karena ia adik ku, kalau Atika anak orang lain jadi dia harus berterimakasih pada ku walaupun ku beri uang sepuluh ribu sehari ia harus bersyukur sudah ku beri tempat tinggal dan juga uang makan setiap hari.
***
"Assalamualaikum bu!"
"Waalaikumsalam, ada apa Tik,"
"Gini Bu aku mau nyicil hutang yang kemarin, aku baru punya sepuluh ribu," ucapnya
"Lah kenapa ga nanti aja sekalian Tik, kalau belum ada ya ga apa apa Tik,"
"Ada kok Bu, tapi saya cuma bisa nyicil dulu segini,"
"Oh ya sudah terimakasih ya Tik, hutang mu tinggal 40 ribu," kata Bu Rini.
"Ia Bu sama sama, maaf ya bu!"
"Iya ga apa apa,"
setelah pulang dari rumah Bu Rini, lalu Tika menjemput Karina karena sudah waktu nya pulang.
Dari jauh Karina melambaikan tangan nya itu tanda nya ia bahagia.
"Mama," panggilnya
"Karina, sudah lama ya nunggu mama?"
"Baru saja kok ma,"
"Em Karina maaf ya pulangnya kita jalan kaki,"
"Ga apa apa kok ma Karina seneng kalau pulang jalan kaki, bikin badan sehat."
"Kamu memang anak mama yang pintar,"
"Hehehe," Baru saja sampai halaman rumah, di sana sudah ada Bu Ratna ibu mertuanya dan juga Dini adik iparnya.
"Ibu? sejak kapan disini," ucapnya.
"Dari tadi lah, ko kamu lama banget sih, ibu nungguin disini sampe pegel." ketus nya, Bu Ratna memang sikap nya seperti itu karena ia tak menyukai Atika sebagai menantunya.
"Maaf ya Bu, tadi Atika jemput Karina dulu,"
"Ya udah cepetan lah mbak buka pintunya, aku haus nih," sahut Dini.
Tika langsung membuka pintunya lalu mempersilahkan Ibu mertuanya duduk.
"Silahkan duduk Bu,"
"Ya iya lah pasti duduk, ini kan rumah anak saya. Ga perlu di suruh sama kamu."
Tika tak ingin berdebat dengan Ibu mertuanya lalu tika membuatkan minum untuk mereka.
"Lah kok minum nya air putih sih mbak, emang ga ada gitu juice jeruk atau apalah," ucap Dini.
"Maaf Din, mbak ga punya kalau minuman kaya juice jadi seadanya aja ya." Namun dini tak terima ia langsung mengadu pada Ibunya.
"Ibu kok bisa sih kita datang jauh jauh cuma di kasih minum air putih,"
"Heh Tika kamu itu gimana sih, orang tua datang jauh jauh kamu cuma nyiapin air putih saja, ga ada yang lain apa? tuh lihat saya jauh jauh bawa sekarung beras buat makan kamu di sini tapi apa balasan mu cuma air putih doang."
"Maaf Bu Tika ga punya minuman seperti juice tapi Tika mau buat air teh manis dingin aja ya?"
"Ya udah cepetan sana, keburu haus saya!" ketus nya.
"Hei Karina sini main sama Tante," walaupun Dini suka kasar pada Atika tapi dia sangat menyayangi keponakan nya.
"Karina tadi belajar apa?" tanya Dini.
"Belajar menggambar Tante, ini Karina gambar kucing bagus kan Tante,"
"Wih iya bagus dong, keponakan Tante memang pinter ga seperti Ibu mu itu."
"Tante ga boleh gitu, mama juga pinter kok kaya Karina buktinya Karina selalu belajar sama mama."
"Oh gitu ya," Tak lama kemudian Tika membawa dua gelas teh manis dingin.
"Nah ini lumayan lah dari pada air putih doang," ucap dini.
Tak lama kemudian Arga datang ia baru pulang dari kantor.
"assalamualaikum, Ibu sejak kapan di sini?" tanya Arga.
"Waalaikumsalam Arga, ibu baru saja sampai."
"Bang Arga kenapa aku sama Ibu datang ke sini cuma di kasih minum air putih sih bang, beliin juice kek, capek loh kami datang jauh jauh dari sana."
"Tika," Arga langsung melirik Tika dengan tatapan tak suka.
"Maaf mas uangnya kan buat beli sayur besok, jadi aku cuma bisa bikin teh manis aja,"
"Kamu ini gimana sih Tik, Ibuku datang jauh jauh kesini cuma di kasih air putih sama teh aja, kamu ga liat apa? mereka ke sini bawa beras buat makan kamu Tik."
"Iya kenapa istri mu ga sopan sih Arga? harusnya siapin jamuan buat Ibu dong."
"Maaf Bu tapi aku ga tau ibu mau ke sini," kata Tika.
"Alesan aja kamu! bilang aja ga suka ada saya di sini, kamu tau gak kalau ini tuh rumah Arga! kamu disini tuh cuma numpang doang, saya sangat menyesal menikahi kamu dengan Arga."
"Sudah Bu sudah jangan marah marah begini dong, nanti Arga beliin Ibu makanan yang enak ya,"
"Bener nih bang?"
"Bener dong Din, oh iya uang tadi yang Abang transfer sudah masuk belum Din?"
"Sudah bang ini cukup buat kuliah Dini satu bulan."
"Kamu harus gunain uang itu dengan baik ya jangan kaya istri ku yang suka boros." ucapnya, namun Tika hanya diam saja walaupun mulutnya panas ingin menimpali ucapan Arga .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments