"Claudy masuk dulu ya Bang, nanti Abang pulang duluan kah?" tanya Claudy.
"Belum jelas juga Dek, soalnya Abang ada ekschool nanti. Tapi kalau memang ngak ada kegiatan lagi jangan nunda-nunda pulang, ingat Mama ngak suka kalau kamu kelayapan," kata Kenzie yang di iyakan saja oleh Claudy.
Setelahnya Claudy masuk ke kelas dan duduk di kursi paling depan. Claudy langsung mengeluarkan buku pelajaran, karena sebentar lagi Pak Handoko akan masuk. Ya jam pertama di awali dengan pelajaran yang paling di benci oleh Claudy.
"Audy, kamu udah siap belum tugak Pak Doko?" tanya Zira pada Claudy.
"Udah," kata Claudy cuek seraya menghafalkan materi Fisika yang akan di UHkan hari ini.
"Boleh aku lihat ngak? Ngak nyontek kok, cuman buat lihat kesamaannya aja," kata Zira pada Claudy.
"Boleh buka aja," kata Claudy tanpa melihat ke arah Zira.
"Serius amat Neng, kamu mah ngak belajar juga bakal dapat 100 ulangan Fisikanya," kata Zira pada Claudy.
"Alhamdulillah jika begitu, sayangnya aku tidak sepercaya itu. Jadi aku aamiinkan saja dulu ya, agar perkataanmu jadi kenyataan dan nilaiku dapat 100 di ulangan Fisika," kata Claudy masih tanpa melihat.
"Assalamu'alaikum," kata Pak Handoko memasuki ruangan.
"Walaikumussalam," jawab para siswa serentak.
"Sebelum mulai pelajaran hari ini silahkan berdo'a terlebih dahulu," kata Pak Handoko.
Setelah semua murid selesai berdo'a Pak Handoko langsung berdiri di tengah-tengah kelas lebih tepatnya di depan meja Claudy.
"Baik, kita ada tugas bukan?" tanya Pak Handoko.
"Ada Pak," kata murid serentak.
"Claudy bantu teman-teman kamu mengumpulkan tugasnya. Semuanya oper bukunya ke depan untuk setiap barisan!" kata Pak Handoko.
Claudy berdiri dan mengambil buku teman-temannya dan meletakkannya ke depan.
"Baik, kita langsung lanjutkan pelajaran minggu lalu," kata Pak Handoko.
"Silahkan buka buku halaman 25," kata Pak Handoko.
Pak Handoko menuliskan rumus dan juga menerangkan pelajaran matematika. Hanya sebagian orang yang memperhatikan selebihnya hanya berpura-pura memperhatikan tapi sebenarnya ngerumpi satu sama lain.
Apakah Pak Handoko tidak menegur? Pak Handoko menegur tapi hanya seperlunya saja, dan nanti jika memang benar-benar mengecewakan Pak Handoko akan memanggil orang tua siswa dan juga membuat nilai si anak langsung tidak tuntas.
Tidak terasa jam bersama Pak Handoko sudah berlalu, sebentar lagi waktu istirahat akan datang.
Tettttttt
Suara bel berbunyi semua siswa berhamburan keluar ke arah kantin dan tentunya Claudy di antara mereka semua.
"Yuk bareng ke kantinya," kata Ayu menghampiri Zira dan Claudy.
"Eh tungguin, aku ikut juga! Bareng kita," kata Wulan pada saat Zira, Claudy, Ayu akan pergi ke kantin.
Pada saat Claudy and friends pergi ke kantin, tanpa sengaja Claudy melihat Khalid.
"Kak," sapa Claudy pada Khalid yanh kebetulan berjalan sendiri.
Jangankan menjawab, menolehpun tidak.
"Claudy ngapain coba kamu nyapa itu es batu! Dia itu emang kayak gitu, ganteng enggak, judes iya. Untung pinter!" kata Ayu yang kesal pada Khalid.
"Dia itu sebenarnya tampan hanya saja di tutupi phoni dan juga gigi kawatnya yang malah membuat dia kelihatan tonggosbdan jangan lupakan kaca mata memperlengkap penurunan gayanya," kata Zira berkomentar.
"Point paling penting dia masih manusia," kata Wulan dan Claudy hanya menganggukkan kepalanya.
"Claudy, you tak nak komentkah? Tentang Abang tu?" tanya Zira.
"Tak, letih aku!" kata Claudy masih asik dengan hpnya.
Setibanya di kantin mereka memilih duduk di bangku yang sama.
"Mau pesan apa Beb?" tanya Zira pada Claudy.
"Mienas sama teh es," kata Claudy.
"Aku pangsit sama teh es," kata Wulan.
"Aku mau pesen nasi ayam dan air mineral ajac kata Ayu.
"Tumben ngak minta teh es?" tanya Zira.
"Aku lagi laper, ngak bisa ngeteh nanti ngak habis nasinya," kata Ayu.
"Ngak habis tinggal bawa minumnya ke kelas, kenapa di buar ribet sih," kata Claudy.
"Iya yang paling woles dan anak kesayangan para guru," kata Wulan.
"Aamiin," kata Claudy.
"Yang selalu mewakili sekolah untuk perlombaaan tingkat nasional dan internasional," kata Zira antara mencemooh dan juga bercanda.
"Aamiin," kata Claudy.
"Emang udah pernah Beb?" tanya Zira kaget.
"Nasional udah, internasional soon," kata Claudy santainya.
"Emang beda ya vibesnya anak pintar sama kita yang cuman remahan rengginang," kata Zira.
"Kita itu semuanya pintar, cuma malasnya lebih besar dari pada rajinnya. Hal yang paling penting adalah rasa percaya diri kita, kita selalu bilang kita ngak mungkin bisa. Maka dari itu yang terjadi ya kita ngak akan bisa," kata Claudy.
"Okay bestie," kata Zira dan yang lainnya.
"Ayo kita ke kelas udah bel tuh," kata Claudy pada teman-temannya.
"Eh ada Ayang Claudy? Udah mau masuk aja? Ngak mau narengan ama Abang, Neng?" tanya Julian pada Claudy.
"Eh aaaaa apa-apain ini?" kata Julian melihat ke belakang.
"Ngak ada ya goda-godain Adek gua!" kata Kenzie dari belakang.
"Udah Dek, masuk aja! Playboy cap kucing gak wrong ini biar Abang yang urus!" kata Kenzie pada sang Adik.
Claudy hanya menganggukkan kepalanya dan berlalu bersama teman-temannya.
"Eh gila, jadi Kak Kenzie adalah Abang kamu Beb?" tanya Zira sedangkan dua teman yang lainnya pasang mata-pasang telinga.
"Iya Abang aku kenapa emangnya?" tanya Claudy santai.
"Abang kandung kamu? Ngak Abang sepupukan?" tanya Wulan lagi.
"Satu Ayah satu Ibu," kata Claudy sambil menatap seseorang dari kejauhan.
"Wah boleh nih? Jadi Kakak ipar kamu Beb?" tanya Zira dan Wulan bersamaan.
"Aku tidak menerima Kakak Ipar dari teman terdekatku, karena nyebelin dan malu-maluin," kata Claudy pedes.
"Beb habis makan rawit ya? Pedes amat perkataannya, tapi ngak papa. Nekat ku mencintaimu Abang siapa namanya?" kata Zira bertanya pada Claudy.
"Abang Ojol," kata Claudy.
"Kurang asem kamu ah Beb, masa Abang Ojol. Ya udah kalau kamu ngak kasih tau biar kita yang stalker ya gak gaes?" tanya Zira pada teman-temannya.
"Setuju," kata Wulan dan Ayu.
Semuanya belajar dengan hikmat tapi hanya barisan depan. Selebihnya hanya beberapa yang belajar, ada yang ngerumpi dan ada yang tidur.
Jujur saja hal ini membuat Claudy sedikit terganggu. Tapi niatnya untuk memberikan yang terbaik pada Mama dan Papa membuat semangat yang meloyo kembali membara bagai bara api yang di siram bensin kembali.
"Baik siapa yang bisa menjawab soal ini maju ke depan?" tanya Ibu Jihan selaku guru Fisika.
Ya ulangan telah selesai di lakukan maka dari itu anak-anak kembali belajar seperti semula.
"Saya Bu," kata Claudy.
"Ok, Claudy silahkan maju!" kata Ibu Jihan.
"Caper mulu itu si Claudy!" kata Xiren.
"Dia ngak caper tapi emang pintar," kata Gita pada sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments