Ketukan pintu jujur saja membuat jantung Claudy bertalu-talu, tapi hal ini berbeda dengan Khalid.
Khalid yang memang dalam suasana hati yang panas membuka jendela mobilnya dan ternyata ada beberapa bapak-bapak yang menghalau mobil dan sepertinya petinggi desa di sekitar sana.
"Maaf ada apa ya Pak?" tanya Khalid sopan ketika membuka pintu jendelanya.
"Kenapa Anda berhenti terlalu lama di tempat sepi di sekitar kampung kami begini? Anda mau bertindak mesum? Ini pasti bukan suami istrikan? Keluar kamu? Ngak tahu malu masih sekolah menengah atas sudah berani-beraninya berbuat mesum di kampung kami!" kata Bapak yang menggunakan sarung di pundaknya.
"Ini juga saya heran, sudah berkerudung rapi-rapi malah mesum di pinggir jalan! Kalau memang sudah ngak tahan nikah Nak! Jangan bikin malu keluarga!" kata Bapak yang berkopiah.
"Apa-apaan ini ya? Kenapa Anda menuduh kami tanpa bukti? Bahkan kami masih berpakaian rapi dan tidak melakukan apapun, lantas mengapa Anda menuduh saya dan teman saya melakukan sesuatu?" kata Khalid dengan tegas karena terpancing emosi.
"Sudah jangan banyak alasan! Anak muda zaman sekarang memang kebanyakan alasan, mau berbuat tapi ngak mau bertanggung jawab!" teriak salah seorang dari kebanyakan bapak-bapak yang menghadang mereka.
"Sudah Pak RT, bawa paksa saja mereka ke kantor kelurahan. Kita nikahkan saja mereka, biar mereka tahu rasa!" teriak yang lainnya.
"Iya Pak RT, saya setuju! Dia akan terus mengelak, kalau dia ngak mau maka kita akan nikahkan mereka secara paksa dan kita panggil kedua orang tuanya," kata salah seorang dari mereka.
"Pak ini tidak seperti yang Anda semua bayangkan, Kakak kelas saya memang sedang ada masalah sehingga berhenti sejenak! Jika Anda tetap ingin memaksa saya dan teman saya menikah maka anda semua bisa saya laporkan ke pihak yang berwajib sebagai pencemaran nama baik! Lagi pula di mobil ini ada cctv dan saya punya bukti konkrit jika saya tidak melakukan perbuatan asusila di mobil ini. Hal ini pure hanya karena ada kejadian yang tidak mengenakkan, sehingga harus berhenti sejenak saat mengangkat telepon!" kata Claudy menjelaskan.
"Halah banyak alasan! Cepat tarik paksa mereka keluar dari mobil itu!" teriak salah satunya hingga semuanya berbondong-bondong menarik Claudy dan Khalid keluar dari mobil. Semuanya mengarak ramai-ramai dan memaksakan ingin menikahkan keduanya tanpa menunggu orang tua dari keduanya datang.
"Tidak bisa begitu Pak! Papa saya masih hidup, kalaupun saya harus menikah malam ini tetap harus ada Papa saya yang menikahkan saya malam ini. Hal se sakral ini tidak bisa main di wakilkan saja! Apa lagi tanpa izin dari orang yang bersangkutan," kata Claudy.
Alhasil malam itu kedua orang tua dari Claudy dan Khalid di panggil. Claudy yang menyadari jika ada kamera cctv di dalam mobil Khalid dan mengatakan pada sang Papa tentang bukti kuat itu. Meskipun mereka terbukti bukan pasangan mesum tapi masyarakat di sana sepakat menikahkan keduanya karena berda di tempat sepi di jam yang tidak seharusnya yaitu jam 9 malam dan itu adalah jam rawan daerah sana.
Mau tidak mau, suka tidak suka keduanya berakhir sebagai suami istri pada malam itu.
Claudy memucat pada saat kata sah terdengar mengaung di telinganya, dia tidak bisa berpikir jernih maupun menangis. Hari ini dia merasa jika sudah jatuh tertimpa tangga pula, impian untuk kuliah S1 di USA hanya tinggal angan baginya. Seolah pernikahan ini adalah boom atom yang di rakit untuk menghancurkan hidupnya.
Meski Claudy tidak di marahi oleh kedua orang tuanya, tapi Khalid harus menerima bogem mentah dari Ayahnya karena mengikuti jejak sang Kakak yang memberi aib keluarga. Bahkan Dewi juga kena semprot karena mengadu ketika sang Adik tengah di jalan pulang.
"Yah udah, udah Yah! Ini hanya salah paham, kita tidak bisa mengulang waktu Ayah!" teriak Bunda saat setelah ijab kabul di sahkan.
"Bagimana aku tidak marah! Anak ku hanya dua orang tapi kenapa keduanya melempari kotoran ke wajahku! Kakaknya hamil duluan, sekarang Adiknya harus menikah dini karena di gep warga. Walau sebenarnya bukan salah dia tapi siapa yang bisa aku salahkan? Siapa?" teriak Ayah yang tidak sanggup lagu menanggung emosi.
"Pak, Saya tahu Anda terpukul tapi lebih baik kita bicarakan ini di rumah Saya," kata Papa pada Ayah Khalid.
Saat Ayah akan berteriak marah pada Papa Rian, Bunda memegangi bahu Ayah.
"Baiklah ayo kita ke kediaman saya," kata Papa Rian pada Ayah.
Ayah tidak menjawab tapi dia menaiki mobil butut nya bersama Bunda. Sedangkan Claudy menaiki mobil sang Papa dan Mama.
"Nak, bukankah kamu pergi bersama Abangmu tadi? Mengapa bisa bersama Nak Khalid? Apa yang terjadi?" kata Papa memulai percakapan.
Mama jangan di tanyakan, sedari tadi Mama tidak kuasa menahan tangis. Dia melihat sendiri di kamera cctv memang keduanya tidak melakukan apapun yang terjadi hanya kesalah pahaman kenapa anaknya harus di nikahkan? Beragam pertanyaan memenuhi otak Mama hingga tidak mampu lagi bicara dan hanya air mata yang mewakili semuanya.
"Nak..," kata Papa sembari menunggu Claudy membalas pertanyaannya.
"Aku ngak jadi pergi sama Abang, Pa!" kata Claudy.
Papa belum menanyakan kembali masih menunggu kelanjutan dari yang terjadi melalui cerita Claudy.
"Abang dan teman-temannya melakukan double date, maka dari itu Claudy tidak ingin ikut. Claudy takut Abang ketahuan maka dari itu Claudy tetap di luar pergi ke tempat pelatihan fisik dan setelah zuhur berlalu Claudy ke toko buku untuk mencari buku persiapan olimpiade dan tidak sengaja berjumpa denga Kak Khalid. Lalu kami belajar bersama di toko buku hingga magrib menjelang. Setelah magrib kami langsung pulang dan Kak Khalid menawarkan mengantar karena dia merasa khawatir jika aku pulang dengan gocar malam-malam. Hingga Bunda Kak Khalid minta di belikan bebek bakar dekat perkampungan X dan saat akan perjalanan pulang di tempat kami di gep Kak Khalid menerima telepkn dari Kak Dewi yang membuat dia tidak fokus menyetir karena marah maka dari itu dia menghentikan mobil. Lalu terjadilah tuduhan ngotot meski tahu kami tidak melakukan hal yang buruk di sanac kata Claudy dengan suara yang serak.
Claudy berusaha menahan air mayanya hingga tenggorokannya terasa sakit.
"Menangislah, jika tidak sanggup menahannya. Kita akan bicarakan ini di rumah nanti. Kamu tenang saja Nak, Mama ngak akan biarkan masa depan Anak perempuan Mama satu-satunya hancur karena pernikahan konyol ini!" kata Mama dengan nada marah.
"Ma..." perkataan Papa di potong oleh Papa.
"Sudah, Papa jangan berusaha membenarkan perkataan orang-orang kurang akal sehat itu ya! Anak Mama, itu masih gadis! Masih remaja, bahkan baru kelas 1 SMA lalu mau di hancurkan masa depannya karena pernikahan konyol ini? Ngak Pa, ini mimpi buruk!" kata Mama kesal
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments