karena tadi aku yang menghadang serangan tadi alhasil lengan ku terkena tembakan dan tembakan musuh masih berlanjut.
"ya ampun warda kamu gak papa"ucap om Alex bangun dan berlindung dari tembakan dia menarik ku agar tidak terkena tembakan
"ssh...aawu om sepertinya lengan ku terkena tembak tadi" ucapku menahan sakit karena ini pengalaman pertama ku selain menahan sakit jatuh dari sepeda motor.
"coba sini om liat"Alex melihat luka ku dan ternyata tidak terlalu dalam karena jarak menembak juga cukup jauh
"gimana om"
"lukanya tidak terlalu dalam sebaiknya kita masuk kedalam sebelum mereka kesini"om Alex melihat ke belakang dan terdapat anak buahnya yang menghalanginya
"Alan kau dimana... rumah sedang di serang"om Alex menghubungi asisten nya sambil membawa ku masuk
Apaa.....
"saya di kantor tuan, sebentar lagi saya akan kesana dan membawa pasukan"ucapnya segera keluar dari ruang rapat.
"oke aku tunggu kau, cepet kesini karena keluarga ku juga ada di rumah semua"perintah nya sambil khawatir melihat ku
"baik tuan...
"Felix...."teriak om Alex
"ada apa yah, aku baru saja mengambil senjata di kamar rumah kita di serang"ucapnya menuruni tangga, ternyata dia anak om Alex namanya Felix Wijaya Kusuma Dia anak pertama, pintar, badan tinggi sekitar 185cm dan ganteng sama persis dengan om Alex.
"loh dia siapa yah kok ada di sini"ucapnya melihat ku dengan tatapan dinginnya
"dia yang ayah bicarakan semalam, sudah jangan bahas ini mana istri ayah?" ucapnya mencari keberadaan istrinya
"Ciih... bukanya balas tu musuh malah mikirin bini noh ibu aku antar ke kamar tadi?"kesalnya menunjukkan kamar yang berada di atas dan om Alex langsung naik ke atas untuk memastikan bahwa istrinya baik-baik saja.
"warda kamu om tinggal dulu ke atas ya...
"kamu sama kak Felix dulu, sebentar lagi bantuan akan datang om mau liat istri om dulu...
"iya om aku gak papa kok"ucap ku sambil tersenyum
setelah itu om Alex ke atas dan aku masih berdiri mematung di tempat, hingga kak Felix mendekat ke arah ku
"kak Felix mau apa jangan macam-macam....
ucap ku tegas karena wajah kak Felix sangat dingin padaku dan itu membuatku takut seperti berhadapan dengan singa dia semakin dekat padaku dan....
"kamu warda yang di omongin ayah semalam"ucapnya padaku sambil membungkuk karena aku yang sedikit pendek
"kenapa kamu bantuin ayah Minggu kemarin?"ucapnya sambil memegang daguku
"eee....itu karena mo-mobil om Alex kehabisan bensin...
"j-ja-jadi aku bantuin aaku gak bermaksud lain kok"ucapku terbata-bata saat berhadapan dengan nya sungguh menakutkan
dan dia melirik tangan kanan ku yang terluka dia menarik tanganku keatas dengan sangat keras hingga aku kesakitan
"sshh...ssakit kak lepasin"ucapku menahan sakit yang luar biasa
"oh jadi ini beneran tertembak yaudah kalok gitu kakak obatin yah"ucapnya
hah...
aku tak habis pikir kemana ekspresi wajah dinginnya tadi dan tunggu dia bilang kakak apakah aku halusinasi karena menahan sakit
"Woi...warda kenapa bengong ayo...
ucapnya mendorong ku pelan menuju kursi ruang tamu
"anu... itu ee a-apa kakak gak marah?"tanya ku sedikit pelan
"marah! buat apa kakak marah lagian kamu juga sudah nolongin ayah sampe kamu gini"ucapnya mengambil kotak p3k
"terus tadi kenapa wajah kakak dingin banget padaku"dia mulai membuka lengan bajuku beruntung nya aku pakek Hem yang lengannya mudah di tarik keatas
"oh itu kakak lagi dengerin anak buah kakak yang katanya akan telat kesini"Felix mulai mengobati ku
tssh...aw...sakit kak
"oh ya maaf kalau gitu aku akan pelan sidikit"ucapnya sambil meniupkan luka ku
dan dari luar terdengar teriak dan dalam hitungan detik pintu langsung di dobrak
brakk....
"Alex keluar kau....
musuh sudah memasuki rumah dan banyak sekali yang mengelilingi kita
"apa kau tak bisa masuk secara pelan tuan farel....
ucap kak Felix sangat dingin dan karena suasananya sangat mencekam aku langsung bersembunyi di balik tubuh kak Felix dan dia langsung melindungi ku
"aku ingin menemui ayah mu mana dia, dia sudah merebut tender yang sudah aku perjuangkan di Singapura"amuk nya sangat marah karena itu adalah tender besar yang sangat ia incar tender itu bisnis ya gais aku juga gak tau bisnis apa xixi....
"ada apa farel, kenapa kau terlalu berisik disini sampai membawa pasukan cukup banyak"ucap om Alex turun dari tangga sambil bergandengan tangan dengan istrinya
"kau yang sudah merebut tender ku.! kembalikan bisnis itu padaku"ucapnya marah
"loh bukannya siapa saja bisa memiliki tender itu asal ada yang membelinya dengan harga tinggi"jawab om Alex santai
"iya itu memang benar tapi itu sudah hampir jadi milikku sebelum kau tiba-tiba datang ke acara lelang kemarin"murkanya tidak terima karena diremehkan
"tapi aku sudah membelinya jadi itu milikku dong"om Alex mengangkat bahunya
"sial kau Alex...
"oke kalau kau tak mau memberikan nya, jadi kau lebih berharap seluruh keluarga anak kecil dibalik tubuh Felix itu mati"ucapnya dengan senyum kejahatannya
"apa maksud mu Farrel..."bentak om Alex
"lihatlah tiga bus yang menuju Madura ini sudah aku pasangi bom sekali aku memencet tombol ini maka mereka akan.....boom...meledak"ucapnya sambil menirukan ledakan bom ditangan nya
karena mereka mengancam menggunakan keluarga ku aku langsung emosi
"apa maksud kalian, apa salahku dan keluarga ku...
"kami tidak ada hubungannya dengan om Alex kenapa kau libatkan kami....
ucapku mulai menangis memikirkan keluarga ku di sana
"kau memang tidak salah gadis kecil tapi siapa suruh kau berhubungan dengan keluarga ini. terlebih Alex mulai menganggap mu sebagai anaknya"ucapnya sedikit membungkuk dan menyentuh rambut ku yang sedang menangis
"Farrel jangan kau libatkan keluarga nya, kalau kau mau tender itu ambillah aku sudah tidak membutuhkan nya lepaskan keluarga warda"putus om Alex ingin menolong ku dan aku menoleh terkejut
"**-tapi om gimana dengan bisnis om"jawab ku berhenti menangis
"sudah lah keluarga mu lebih penting sekarang dari pada bisnis om"jawab nya tersenyum padaku
"terimakasih om"jawab ku lirih
"wah so suit, oke kalau gitu ambil berkasnya dan tanda tangani ini"perintah Farrel pada om Alex dan om Alex langsung naik ke kamar untuk mengambil berkas-berkas tender Singapore dan menandatangani surat perjanjian nya
"oke sudah selesai sekarang pergi dan matikan bom itu"ucap om Alex, Farrel berdiri mengambil berkasnya dan memberikan berkas itu ke asisten nya lalu dia dengan sengaja memencet tombol itu dan seketika bus yang di tumpangi oleh keluarga ku meledak di depan ku meskipun lewat layar tab
duarrr......
"wah kepencet haha........
ucapnya sambil tertawa terbahak-bahak bersama anak buahnya.
"ibuu.....
teriakku lemas dan langsung terjatuh
"kalian sungguh kejam...
ucapku marah dan langsung berdiri
"akan aku bunuh kalian yang sudah membunuh keluarga ku, mati kau....
ucapku mengeluarkan pistol dan...
dorr dorr dorr
dua tembakan tepat mengenai lengan Farrel dan satu tembakan dari anak buah Farrel tepat mengenai perut ku.
warda...
teriak om Alex dan kak Felix bersamaan hingga aku terjatuh dan pingsan
khukk...Brukk...
aku jatuh dan tak sadarkan diri
"sial kenapa bisa jadi begini aku di tembak anak kecil, kita cabut sekarang yang paling penting tujuan kita sudah berhasil"ucap Farrel pergi meninggalkan rumah kami
"tunggu Farrel kenapa kau melakukan ini padanya, kenapa kau membunuh keluarga nya?"teriak om Alex dari pintu
"karena aku ingin gadis kecil itu membencimu sehingga kau tidak bisa memiliki nya"jawab Farrel sebelum mobil yang di kendarai nya pergi.
Alex langsung masuk kembali melihat ku sudah bersimbah darah sangat banyak
"oh astaga ya tuhan warda...."ucap nya
"Felix kenapa warda bisa memiliki pistol mu"Alex langsung mengetahui bahwa itu pistol punya anaknya
"aku juga tidak tau yah mungkin dia mengambil pistol ku pas sembunyi di balik tubuh ku tadi"jawab Felix memikirkan kejadian tadi
"sudah-sudah itu tidak penting yang terpenting sekarang kita harus membawa warda kerumah sakit sekarang"hardik istri Alex angkat berbicara
"ya benar sayang kita bawa dia sekarang, Felix angkat warda kita kerumah sakit sekarang"ujar Alex
"iya yah"
kak Felix menggendong ku dan di depan rumah om Alex bertemu Alan yang baru saja datang bersama pasukannya
"dari mana saja kau Alan apa kau tidak lihat perang nya sudah usai kau baru datang"ucap Alex marah
"maaf tuan di perjalanan kami terkena macet jadi telat menolong tuan, tapi tuan apakah tidak apa-apa kenapa terburu-buru begitu"ucap Alan menunduk karena ketakutan tidak pernah melihat tuan nya semarah itu
"aku tidak apa-apa tapi warda yang kenapa-kenapa itu karena kalian yang telat datang bodoh....
"maaf tuan....."jawab mereka secara bersamaan
"sudah sayang kita harus cepat"ucap istri Alex mencoba menenangkan suaminya kalau tidak bisa panjang urusan nya.
"oke"
"Alan hubungi Wiliam suruh datang kerumah sakit siloem hospitals Jember sekarang"ucapnya dengan nada tinggi
"baik tuan"jawab Alan dan segera menghubungi Wiliam dengan tangan yang sudah gemetar sangking takut nya.
*semoga Nona warda baik-baik saja, saya tidak mau jadi santapan si Tiger* doa nya dalam hati
kami pun berangkat ke rumah sakit butuh waktu setengah jam sampai ke sana dan untuk pengawalan kami membawa empat mobil satu yang dinaiki aku, Alan, om Alex dan istrinya sedangkan di depan di tumpangi kak Felix dan pengawal dan dua di belakang adalah pengawal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments