ROSE ( Darah Keabadian Vampir )

ROSE ( Darah Keabadian Vampir )

Bab 1 - Penculikan

"Siapa kamu!" pekik seorang wanita bernama Rose dengan nafas terengah-engah.

Dirinya sungguh terkejut kala terbangun, tengah berada di sebuah ranjang empuk di dalam kamar mewah dan bukan berada di rumahnya yang amat sangat sederhana boleh dibilang seperti gubug dan kumuh.

Deg...

Mata keduanya bersibobrok dengan tatapan sama-sama tajam namun isi hati yang berbeda. Rose memandang lelaki muda nan tampan bak Dewa Yunani tengah duduk di sebuah sofa yang berada di hadapannya.

Namun dalam sorot mata lelaki yang tengah menatap tajam padanya, sesungguhnya Rose dapat melihat tersimpan sejuta misteri dan kesedihan. Pria yang tengah Rose tatap adalah Aldric Drake Smith, 30 tahun, penguasa vampir nomor satu di London, United Kingdom.

Siapa yang tak kenal Aldric Drake Smith. Di London namanya sangat terkenal terlebih di kalangan dunia vampir dan juga manusia. Di dunia manusia dia terkenal sebagai seorang CEO dari Smith Corp. Perusahaan yang bergerak di bidang properti dan perhotelan nomor satu di Eropa.

Sosok pria yang pintar, gagah, dan tampan namun dingin tak bisa disentuh oleh siapapun termasuk para kaum hawa yang coba mendekatinya. Justru kaum hawa yang mencoba dekat padanya bisa-bisa menjadi salah satu mangsa buruannya yang hanya akan tinggal nama saja ketika gigitan Aldric bersarang pada leher para wanita itu.

Sedangkan di dunia vampir dia menjadi putra mahkota klan Smith yang menguasai dunia vampir terutama di London. Setelah kematian mendadak sang Ayah yang masih misterius, William Smith, dirinya menggantikan posisi mendiang Ayahnya tersebut.

Sebelum berada di posisinya yang sekarang, ia harus berjibaku keras untuk menyingkirkan ibu dan adik tirinya yang berasal dari klan Luther dari kastil peninggalan mendiang Ayahnya.

🍁🍁🍁

Aldric melihat tawanan wanitanya yang tengah berada di atas ranjang mewahnya sungguh berbeda dari para korbannya yang terdahulu. Dirinya juga tidak tahu mengapa ia tidak langsung menghabisi nyawa korbannya ini.

Aneh tapi nyata. Itulah yang Aldric alami saat ini dalam gejolak hatinya. Kemudian ia memutuskan mendekati Rose dan saat dekat ia cengkeram rahang wanita itu hingga sang empunya meringis kesakitan.

"Kamu akan mati jadi tak perlu tahu siapa aku, paham!" bentak Aldric membuat jantung Rose berdegup kencang karena ketakutan.

Saat Aldric mendekatinya, mendadak taring di giginya muncul sehingga membuat Rose mencengkeram sprei dengan kedua tangannya begitu kuat terlebih kondisi kamar yang cukup gelap hanya ada remang-remang cahaya dari temaram lampu tidur.

Rose sedikit fobia akan gelap sehingga ketika di gubugnya, dia tidak pernah mematikan lampu kamarnya saat malam tiba. Dia memejamkan matanya karena rasa takut melanda dirinya. Rose berpikir lelaki di depannya ini yang ternyata seorang vampir akan menggigit lehernya.

"Arghh..." teriak Rose kala Aldric menghempaskan cengkeramannya dengan kasar.

"Lepaskan aku brengsek!" umpat Rose dengan nada tinggi.

Plakk...

Sebuah tamparan panas melesat di pipi kanan Rose membuatnya hampir tertelungkup di bantal yang berada di sebelahnya. Sudut bibirnya mengeluarkan darah karena tamparan yang dilesatkan Aldric cukup keras padanya.

"Beraninya kau berteriak hah! Sekali lagi kamu teriak, aku buat nenekmu yang ada di gubug itu segera pergi ke alam baka secepatnya. Paham!" hardik Aldric.

Brakk...

Suara pintu kamar tersebut dibanting Aldric dengan keras hingga membuat bulu kuduk seluruh penghuni kastilnya yang tengah berjaga langsung berdiri tegak.

Tak...tak...tak...

Derap langkah sol sepatu Aldric secara cepat sehingga berbunyi kencang menggema di seluruh bagian kastilnya. Emosi dan sebuah gelenyar aneh merambat dalam sanubarinya. Entah rasa apa dirinya sungguh tidak tahu.

Sejak bertatapan dengan Rose ada sebuah perasaan yang mendadak hinggap pada hatinya. Rasa tak tega bercampur sayang. Apakah ini cinta?

Lelaki berusia tiga puluh tahun ini belum pernah merasakan jatuh cinta pada seorang wanita sebelum-sebelumnya. Walaupun dunianya dikelilingi wanita-wanita yang akan menjadi korban mangsanya demi mencapai suatu keabadian.

Aldric masuk ke sebuah ruangan khusus dengan dinding bercorak hitam dan beberapa aksen warna merah darah menghiasi ruangan tersebut. Gelap, pekat dan aroma darah meyeruak di dalamnya yang sejujurnya ruangan tersebut tertata rapi namun tetap saja bau itu tidak akan hilang dari sana.

Hal ini dikarenakan memang seluruh darah korban Aldric dijadikan campuran cat dinding pada ruangan khusus tersebut yang disebut Blood Room.

Frank berjalan mengikuti langkah kaki tuannya masuk ke dalam blood room. Lalu asisten pribadinya itu tak lupa mengunci pintunya dan berjalan menuju Tuannya yang telah duduk di kursi kebesarannya.

"Bagaimana Tuan, apa pelayan sudah dapat saya suruh untuk membereskan mayat gadis itu?" tanya Frank, 28 tahun, asisten pribadi Aldric.

"Jangan biarkan siapapun masuk ke dalam kamar utama," ucap Aldric dengan nada kesal.

Entah mengapa sejak bertemu Rose bahkan membentak wanita itu hingga menamparnya membuat emosi Aldric meletup-letup. Namun diantara emosi yang tengah berkecamuk mendadak dirinya dihinggapi rasa bersalah karena tadi sempat melihat sudut bibir Rose berdarah akibat tamparannya.

"Hah...?" ucap Frank lirih terkejut melihat gelagat tuannya yang berbeda dari biasanya.

"Berikan aku kotak P3K, Frank!" titah Aldric pada Frank yang tengah berdiri di hadapannya.

"Apa kau tuli, Frank!" pekik Aldric saat tak melihat asistennya itu tak bergerak.

"Ba_ik Tuan."

Frank tengah tergagap karena ia begitu syok dengan kelakuan aneh tuannya. Ia berpikir majikannya itu kemasukan roh jahat sehingga berubah melunak pada korbannya.

Namun pikiran tersebut berusaha ditepisnya. Mana mungkin tuannya yang menjadi vampir nomor satu di London tiba-tiba kemasukan roh halus. Yang ada roh halus akan lari terbirit-birit bila berpapasan dengan Aldric.

Saat menunggu Frank, Aldric tengah gegana karena mendadak cemas akan perasaannya sendiri. Kenapa ada rasa tak tega pada mangsanya kali ini yaitu Rose?

"Apa istimewanya wanita itu hingga membuatku berubah dalam sekejap mata?" batin Aldric.

Biasanya Aldric langsung mengeksekusi para mangsanya yang dominan para wanita muda tanpa menggunakan perasaan apapun. Bahkan tak ada rasa kasihan yang hinggap padanya tetapi dengan Rose berbeda.

Demi mempertahankan klan Smith, dirinya membunuh banyak wanita muda untuk ia hisap darahnya. Semua ini akibat pertarungan dua kubu vampir yang tengah bergejolak di London yaitu Klan Smith dan Klan Luther.

Akan tetapi juga ada sebab lain yang masih menjadi sebuah rahasianya dan hanya Frank yang tahu. Asisten sekaligus orang kepercayaan Aldric yang telah ia anggap seperti saudara sendiri.

Di sisi lain kubu Luther tengah kesal karena Aldric berhasil membawa Rose, wanita yang akan dijadikan selir yang ke tiga belas oleh Vincent Zachary Luther, 28 tahun, vampir nomor dua penguasa di London setelah Aldric.

Brakk...

Suara gebrakan meja terdengar nyaring dari kepalan tangan Vincent karena sang pengawal yang ia suruh menculik Rose berakhir gagal. Padahal lelaki ini tengah terpesona dengan kembang desa tersebut hingga ia ingin menjadikan Rose sebagai selirnya yang ke tiga belas.

"Sialan Aldric! Lihat saja akan aku rebut Rose darinya walaupun harus ada pertumpahan darah sekalipun," geram Vincent.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Yandri Tefi

Yandri Tefi

hai hai ka othor aku hadir disini.....🥰🥰

2024-07-26

0

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

hiiii.... aku mampir juga kak. lumayan seru

2024-04-21

2

Mari Ani

Mari Ani

asik crritanya

2024-01-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!