Bab 3

Kondisi restoran saat ini sangat rame, dan Rere sudang kesana untuk melakukan Interview kerja. Hanya menjadi steward tapi ia perlu mengikuti prosedur perusaan melakukan interview, dengan menggunakan baju hitam putinya ia pun berjalan menuju restoran.

"Permisi mbak, saya Rere yang akan interview direstoran ini" ujar Rere dengan sopan kepada pihak Kasir.

"Oh.. Mbak Rere ya? Sebentar ya mbak, saya infokan kepada pihaak HRD Dahulu, silahkan duduk sebentar" sambil menyerahkan satu kursi kepada Rere.

Cukup lama Rere menunggu baru datang seorang perempuan menggunakan rok sepan berwarna putih.

"Mbak Rere ya? Mari mbak ikut saya!"

Rere mwngikuti langkah kaki perempuan yang menjemputnya, terus berjalan sampai mereka disalah stau ruangan ang cukup lebar, ada beberapa meja dan peralaton kantor disana.

"Silahkan duduk!"

"Terimakasih buk" Rere menarik kursi lalu mendudukkan badannya dididepan perempuan itu.

"Kami sudah menerima lamaran mbak Reredan kualifikasi yang ibu cantumkan memenuhi syarat kami. Mbak sebelumnya kerja dimana?"

"Saya kerja disalah satu perusaan kecil dikota ini buk, saya melamar disini karena kerjaan jam kerjanya sesuai dengan keinginan saya, yang memudahkan saya untuk kerja dua tempat."

Perempuan didepan itu tersenyum dengan jawaban Rere. "Kalau mbak kerja dua tempat, apa mbak Rere bisa menjamin bekerja disisni tidak mengganggu kerjaan yang stau lagi. Bukan karena apa, disini kerjanya membutuhkan tenaga karena kerjaan mbak sebagai steward atau pencucui piring. Bagaimana mbak Rere?"

Rere mejawab mantap "Saya bisa buk, saya bisa bekerja seperti yang ibu katakan"

"Baiaklah, kami akan mmebrikan informasi selanjutnya lewat telfon ya buk. Terimakasih sudah melamar ketempat kami"

"Buk, kira-kira berapa lama saya menunggu paling lama untuk kepastiannya?"

"Paling lama dua hari, hal ini perlu kami bicarakan dulu dengan atasan kami. Mohon menunggu ya mbak"

"Terimakasih buk"

Kedua perempuan itu sama-sama berdiri Rere pun segara permisi dan keluar dari sana.

~~

Diluar restoran sudah ada laki-laki dengan mengendarai sepeda motor, menatap kearah restoran. Ketika ia melihat Rere keluar dari restoran ia pun menghidupkan mesin motornya.

"Lama amat, aku sudah menunggu hampir sejam. Apa kamu melamar sebagai manager?" kesal laki-laki itu sambil menyerahkan helm kepada Rere.

"Sempat menunggu hampir setengah jam, maaf membuatmu menunggu"

"Buruan naik, keburu diskon di mall habis aku udah nggak sabar memakai baju baru" ujar laki-laki itu.

"Bisa nggak beli bajunya ditunda dulu, aku masih ada kepeluan lain" ujar Rere dengan lirih.

"Keburu promonya habis, pelit amat sih? Menduluankan saja sulit banget, nanti kalau aku sudah gajian akan aku kembalikan uangnya"

"Selalu ngomong gitu, uang bulan kemarin kamu pinjam aja belumkamu kembalikan"

"Sayangku, bulan ini akan aku kembalikan semua uang yang aku pinjam ya, jangan pelit sama pacar sendiri"

Rere memliki seorang pacar, namanya Kalvan mereka sudah berpacaran selama 5 tahun lamanya dan Rere kalau Kalvan akan menegrti dengan kondisinya dan percaya kalau Kalvan akan menegmbalikan uang yang ia pinjam.

Bukan masalah pelit tapi kondisi ekonomi yang tidak mengijinkan Rere untuk tidak membri sang kekasih pinjaman dengan mudah karena masih banyak keperluan ia dan adik-adiknya.

"Ayo... Ayo... 1 jam lagi promo akan segera berakhir. Beli 2 gratis 1." ujar SPG baju menggunakan toa.

Kalvan dengan cepat menarik tangan Rere mendekati toko yang mengadakan diskon dan dengan semangatnya Kalvan memeilih beberapa pakaian yang menurunya bagus dan suka.

"Sayang, pilihkan baju yang cocok untukku!"

"Kamu pilih sedniri saja ya, aku akan menunggu disana" ujar Rere tidak bersemangat.

Kalvan mengangkat bahunya melihat tingkah Rere, ia memilih-milih baju yang sedang diskon. Setelah meenmukan beeebrapa baju yang cocok ia mendekati Rere yang sudah menunggu.

"Sayang, bayar ya. Nanti tulis semua uang yang aku pinjam" ujar Kalvan sambil meneyrahkan keranjang.

Mata Rere membola dengan apa yang ia lihat. "Sayang, ini kebanyakan. Kalau kamu pinjam semua uangku apa uang untuk kebutuhan aku dan adek-adekku"

Kalvan memeilih tutup telinga, mendorrong Rere menuju kasir. "Tidak perlu takut sayang, beesok akan ada lagi rejeki yang baru" bisik Kalvan.

Hampir seperempat tabungan Rere terkuras membayar baju Kalvan, menarik nafas dalam-dalam menenangkan diri dengan tingkah Kalvan yang sudah diluar batas. Seelsai membayar Rere memiliih untuk pulang, bahkan Kalvan mengajaknya makan terlebih dahulu tapi Rere menolak karena sudah tau jawabannya kalau makan nanti pasti uang dia yang membayar makanan dengan dalih pinjam.

"Kapan kamu gajian? Segera bayar uangku karena uang SPP kevin akan aku bayarkan dengan uang yang kamu pake. Mohon mengerti dengan keadaanku ya"

"Baru segitu saja kamu dah nagih utangku, beelum ada satu jam utangku tapi kamu udah ngomongin utang. Kamu percaya nggak sih sama aku??" kesal Kalvan, niatnya memberikan helm kepada Rere tapi ia urungkan meninggalkan Rere di parkiran mall.

"Kalvan!!" panggil Rere, Kalvan bukannya menghentikan motornya dengan tega ia meninggalkan Rere disana.

Rere akhirnya pulanag kerumah dengan menaiki angkot. Rasanya lelah perjalanan hari ini cukup membuatnya lelah dan beruntung ia diberi atasannya untuk cuti hari ini padahal hari ini masih hari rabu.

"Kakak...!!" Rian berlari menghampiri sang kakak yang baru datang.

"Kak, aku dapat biaya siswa untuk melanjutkan study keluar negeri tahun depan kak. Ini suratnya sudah keluar" Rian menyerahkan satu kertas kepada Rere.

Rere segera membaca surat yang diberikan Rian, rasanya sedih bercampur bahagia. Dibalik kesusahan yang mereka alami sang adik diberikan kesempatan untuk meraih pendidikan keluar negeri dan ini adalah kesempatan emas untuk Rian.

"Selamat ya sayang. Kaka bangga padamu, balajar yang giat, tingkatkan lagi prestasimu" Rere segera memeluk Rian hanya sebentar sebelum Rian melepaskan pelukan itu.

"Kak SPP bagaimana? Guru BK sudah menagihnya lagi" ujar Rian dengan sedih sambil menatap lantai.

"Sudah, jangan sedih begitu dong! Minggu ini akan kakak lunasi uang SPP kalian ya" Rere menyimpan segala keluh kesahnya didepan sang adik.

Sampai didalam kamar ia meletakkkan tasnya diatas meja dan mendudukan badan diatas kursi kayu yang ada disana. Ia menutup wajah dengan tangannya.

"Huft.. mengapa Kalvan tidak pernah menegerti dengan posisiku? Ini sudah kebeberapa kali ia meminjam uang tapi tidak dibayar, aku sengaja mencari pekerjaan dua untuk mencukupi kehidupan kami tapi dia dnengan gampangnya meminjam tapi tidak ada kepastian kapan bayar uangku." batin Rere.

Krek... Pintu terbuka muncul sosok Raina dari balik pintu. "Kakak ngapain? Ada masalah kak??" Raina mendudukan badannya disamping sang kakak.

"Kak tadi aku dnegar Rian dan Kalvin bicara kalau SPP mereka menunggak. Di ATM ini biaya siswa dari pusat sudah keluar, kaka gunakan ini dulu bayar SPP mereka"

"DEK, uang itu untuk keperluan kamu kuliah, bukan bayar SPP adek-adek. Gunakanlah untuk keperluan dikampus, minggu ini kakak akan pinjaman kekantor untuk spp adek dan lagian tabungan kakak masih ada untuk kita"

Terpopuler

Comments

Nolyathi Puding

Nolyathi Puding

pacar apa itu,kurang asem,Rere bodoh mau punya pacar gitu,mesti nya cowo nya Rere itu paham keadaan Rere,Mala mengemis sama cewe.

2023-04-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!