Pembicaraan Serius

Sedangkan ditempat Zico saat ini dia sedang serius mempelajari semua berkas yang diberikan oleh Dad Louis. Dia sekarang sedang berada didalam ruangan kerja Daddy nya.

"Apa yang abang tidak mengerti?" tanya Dad Louis.

"Sejauh ini aku masih bisa mengerti akan semua ini. Tapi jika ada yang aku tidak mengerti aku akan bilang pada Daddy" ucap Zico sambil terus membaca berkas nya.

"God boy, kau sejak dulu memang tidak pernah berubah" ucap Dad Louis yang memuji Zico sejak dulu.

"Thank you Dad" jawab Zico dengan menatap wajah pria paruh baya yang masih saja terlihat tampan dan juga gagah.

"Boleh Daddy bertanya sesuatu padamu?" tanya Dad Louis sebelum melontarkan pertanyaan nya.

"Silahkan Dad" jawab Zico sambil meletak kan berkas nya diatas meja.

"Apa yang ingin Daddy tanyakan?" tanya Zico yang sudah menatap wajah Daddy Louis.

"Daddy hanya mau bertanya soal Joyce, apa abang menyukai nya? Atau hanya sekedar menganggap adik, sama seperti kamu menganggap Alexa?" tanya Daddy Louis.

"Aku menyukai nya sebagai wanita Dad, jika bertanya soal Alexa. Aku tidak memiliki perasaan apapun selain sebatas adik dan kakak, selebihnya tidak ada" jawab Zico dengan tegas nya.

"Itu bisa terlihat dimata kamu bang, tapi apa kamu tahu? Jika keputusan yang kamu ambil mungkin akan salah, karena siapa yang tahu masalah hati dan perasaan. Bukan begitu?" tanya Daddy Louis lagi.

"Daddy memang benar. Mungkin aku juga baru merasakan suka saja terhadap Joyce. Mungkin juga karena aku mengagumi nya. Dia gadis yang baik, lemah lembut dan juga.... Belum sempat melanjutkan ucapan nya sudah disela oleh Daddy Louis.

"Cantik bukan?" ucap Dad Louis dengan tatapan penuh arti.

Inilah Zico, walau dia dingin dan datar. Dia tetap bisa bercerita pada orang yang menurutnya tepat untuk dia ajak bicara. Berbeda dengan Zayn yang memang sangat tertutup sejak kecil.

"I... Iya Dad" jawab Zico dengan salah tingkah dan juga terbata-bata.

Zico mengusap tengkuknya dengan tangan beberapa kali dan juga sangat gugup. Dia menjadi salah tingkah dibuatnya. Dan pemandangan itu sangat menghibur Dad Louis tentunya.

"Kau sedang jatuh cinta boy" ucap Dad Louis malah meledek putra nya.

"Sudahlah Dad, tidak perlu dibahas" ucap Zico mengalihkan pembicaraan mereka.

"Ayolah boy, Daddy juga pernah mengalami nya juga" ucap Dad Louis yang semakin menggoda nya.

Mereka berdua memang sama. Walau keduanya terlihat dingin dan datar diluar, tapi lembut dan penyayang didalam. Mereka sedang asik berbincang-bincang dari masalah awal.

Pekerjaan dan masalah pribadi mereka bicarakan hingga Zio tiba-tiba muncul dan tanpa ba bi bu langsung menarik kerah kemeja milik Zico.

"Kau tega mempermainkan nya bang!" ucap Zio sambil menarik kerah kemeja milik Zico.

"Aku sejak awal tidak pernah mempermainkan nya. Dan sejak awal aku sudah menolaknya" jawab Zico melepaskan tangan Zio dari kerah kemeja nya.

"Kau sudah salah faham Zio, aku sejak awal sudah bilang padanya jika aku menganggap nya sama seperti Zia. Tidak pernah sedikit pun aku ingin mempermainkan perasaan nya. Aku juga mempunyai dua orang saudara perempuan, bagaimana rasanya jika ada salah satu dari mereka adalah yang mempermainkan nya? Sangat sakit bukan?" ucap Zico sambil memegang pundak Zio.

"Abang tahu jika kamu menyukai nya kan? Bukankah kamu tahu, jika perasaan tidak dapat dipaksakan?" tanya Zico.

Zio langsung terduduk dilantai dan menunduk kan kepala nya. Dia sepertinya sedang menahan emosi dan juga air matanya. Sedangkan Dad Louis yang menyaksikan, hanya melihat bagaimana mereka berdua menyelesaikan nya.

"Zi, abang tahu kamu pasti kecewa karena mungkin kamu mengira abang sangat tega mempermainkan perasaan nya. Abang sama sekali tidak memiliki perasaan apapun selain sebatas adik dan kakak" ucap Zico ikut berjongkok dihadapanku Zio yang masih menunduk.

"Maafkan aku bang, aku tidak bisa berfikir jernih saat tahu jika dia sangat menyukai abang dan tiba-tiba mendapatkan kabar jika dia sedang menangis karena abang. Aku langsung emosi mendengar nya, aku benar-benar minta maaf" ucap Zio sambil terus menunduk dan meminta maaf pada Zico.

Zico tahu jika adiknya ini sedang sedih dia langsung memeluk tubuh adiknya. Walau dia terlihat sama dengan nya, tapi hatinya sangat lembut dan perasa. Sama seperti Mom Vita, dia akan dengan gamblang nya mengungkapkan perasaan nya dan juga mengeluarkan semua unek-unek yang ada didalam hati dan fikiran nya saat dia sudah tidak mampu untuk memendam nya.

Zio dan Zayd mereka memiliki sifat dan karakter yang hampir sama. Tapi jika Zayd akan mengatakan apapun yang dia tidak suka atau dia suka. Zio kebalikan dari Zayd, dia lebih suka memendam semuanya sendiri. Tidak ingin semua orang tahu jika dia lemah berhadapan dengan perasaan.

"Keluarkan lah semuanya Zi, keluarkan. Abang tahu kamu menginginkan ini, maafkan abang yang tidak peka akan perasaan kamu ini. Maafkan abang" ucap Zico masih terus memeluk adiknya.

Dad Louis ikut meneteskan air matanya juga. Dia tidak ingin menyaksikan drama melancholic didepan nya. Dad Louis memilih pergi dari ruangan kerja nya sendiri, membiarkan kakak beradik itu menyelesaikan masalahnya.

Mereka berdua sudah mengurai pelukan nya masing-masing. Lalu Zico dan Zio duduk disofa yang dekat dengan mereka berdua. Mereka berdua menyandarkan punggung nya disandaran sofa dan pandangan nya menatap langit-langit ruangan yang didominasi warna abu-abu.

"Apa yang akan dia lakukan?" tanya Zico memulai pembicaraan.

"Dia ingin melanjutkan kuliah nya di London. Dia bilang ingin mengejar cita-citanya. Tapi aku yakin, dia ingin menghidar dari abang dan mungkin dariku juga. Karena wajah kita sama, mungkin karena itu dia menolak ku" jawab Zio dengan tatapan menerawang keatas.

"Kau pernah mengungkap kan perasaan mu?" tanya Zico memastikan nya.

"Hmm, tapi dia bilang dia tidak mau semakin sakit hati saat melihat wajahku ini" jawab Zio dengan suara sedikit parau.

"Berarti dia wanita yang aneh. Apa hubungan nya dengan wajah? Walau wajah kita serupa, tapi hati dan perasaan nya berbeda. Juga dengan karakternya, kenapa dia tidak melihat kedalam hatinya. Jika dia mau melihat kedalam hatinya, pasti yang dia lihat hanya cinta dan wajahnya akan terlihat berbeda" jelas Zico panjang lebar.

"Dia menceritakan bagimana seseorang menyukai salah satu dari saudara kembar sepertinya. Yang membedakan hanya hatinya, jika kita melihat dengan hati. Maka akan tahu dimana letak hatinya berlabuh. Tapi jika melihat nya dengan mata, dijamin dia akan buta dengan perusahaan nya" lanjut Zico seperti seorang puitis.

"Bang, sejak kapan kamu banyak bicara?" tanya Zio merasa heran dan langsung menegak kan tubuhnya menatap kembaran nya.

"Entahlah, itu keluar begitu saja" jawab Zico tanpa beban.

"Ish, menyebalkan sekali" ucap Zio yang malah beranjak dari duduknya.

"Kau mau kemana Zi?" tanya Zico.

"Aku harus pergi. Dari pada berlama-lama dengan mu aku merasa takut" jawab Zio sambil berlalu dari hadapan Zico yang masih menatap nya.

"Dasar aneh. Tadi nangis-nangis, sekarang sudah kembali lagi seperti sebelum nya" gumam Zico sambil menggelengkan kepala nya melihat tingkah adiknya itu.

.

Sedangkan Zio masih bergidik ngeri melihat sikap Zico barusan. Dia terlihat banyak bicara dan juga sangat puitis, dan dia mendengarnya dengan sadar 100%.

"Abang Zi memang aneh. Sejak kapan dia seperti itu? Atau semenjak dia jatuh cinta pada Joyce itu?" berbagai pertanyaan berkecamuk dalam fikiran nya.

"Ah, sudahlah. Kenapa aku harus memikirkan nya, lebih baik aku menemuinya dan menghiburnya. Tapi jika dia menolak ku bagaimana?" gumam Zio dengan mengacak-ngacak rambutnya

"Aaaaaa" teriak Zio yang sedang frustasi dan mengacak-ngacak rambutnya hingga berantakan.

Untung saja kamarnya jauh dilantai dua dan kebetulan mainson juga sedang sepi, jadi tidak ada orang yang mendengarnya. Mungkin ada yang mendengarnya, tapi takut untuk mendekat.

.

Seperti rencananya dengan Zayd semalam. Zia selalu menempeli Zayd kemanapun Zayd pergi. Mungkin jika kekamar mandi saja dia tidak mengikutinya.

"Kak, bisa tidak jangan mengakui ku terus? Aku risih jadinya" tanya Zayd pada Zia yang selalu menempel seperti kuman.

"Ayolah Zayd, bantu kakak. Dia selalu mengikuti kakak terus. Kakak takut dia nekad melakukan sesuatu pada kakak" jawab Zia sambil berbisik pada Zayd.

"Memangnya apa yang akan dia lakukan pada kakak?" tanya Zayd lagi.

"Dia pernah mengancam kakak akan melakukan itu pada kakak supaya kakak tidak bisa lepas dari nya" jelas Zia pada Zayd.

"Idih, yang benar saja dia. Masa mau menanam saham seenak udelnya aja. Perlu dikasih momongan tuh orang" ucap Zayd dengan kemarahan.

"Kenapa jadi momongan Zayd?" tanya Zia tidak mengerti.

"Oh sorry. Salah, maksudnya pelajaran. Biar otaknya rada pinter" jawab Zayd malah bercanda.

Zia hanya menggelengkan kepala nya melihat tingkah adik bungsu nya ini. Tapi walau kadang-kadang suka oleng, Zayd sangat perhatian dan juga sangat baik padanya atau pada semua orang.

.

.

.

Othor selalu menunggu like, vote, komen dan hadiahnya ya....

Episodes
1 Awal mula
2 Mendapatkan izin
3 Sedikit hatimu untuk ku
4 Pembicaraan Serius
5 Zia trauma
6 Kedatangan Zayn
7 Mendengarkan penjelasan
8 Pesan kejutan dari Zayn
9 Sudah akrab
10 Penghianatan
11 Jalan berdua
12 Ancaman Samuel
13 Rencana Samuel yang gagal
14 Khawatir pada Zoya
15 Dilema nya Dharma
16 Eleanor (Lea)
17 Mengunjungi makam
18 Ada yang sakit, tapi tak berdarah
19 Kecelakaan
20 Arabella
21 Tidak bisa bicara
22 Keguguran
23 Bertemu dengan keluarga Hernandez
24 Menjadi diri sendiri
25 Aksi Zoya
26 Alvin Harrison
27 Cafe Z&Z
28 Hutang
29 Membawa Ara mengunjungi Zara
30 Bertemu Ibu asuh
31 Rencana membuat usaha
32 Salah Sangka
33 Perasaan nyaman
34 Pembicaraan kakak beradik
35 Memperingati Zayd
36 Putra Atmajaya
37 Teka Teki Keluarga Atmajaya
38 Menggoda Zyan
39 Rencana Zico dan keinginan Ara
40 Kecewa
41 Kepergian Ara
42 Bagai ditelan bumi
43 Kesedihan seorang Zico
44 Joyce makin menjadi
45 Bertemu
46 Mengetahui Ara yang sebenarnya
47 Berbicara dengan Ara
48 Menentukan takdir
49 Mak Lampir vs Kala Gondang
50 Dilema lagi
51 Counseling dengan ahlinya
52 Rencana Joyce
53 Membeli kado
54 Perasaan gamang Ara
55 Satu Frekuensi
56 Menenangkan diri
57 Membahas Ara
58 Kemarahan seorang Zia
59 Larangan dari Alvin
60 Bagai tersambar petir
61 Keputusan yang sulit tapi melegakan
62 Memikirkan masalah Zico dan Joyce
63 Mendapatkan restu
64 Duniaku hanya tertuju padamu
65 Kejutan manis dari kekasih manis
66 Jalan-jalan berdua
67 Berkencan, yang ada saja gangguan
68 Bermain dipantai
69 Bertemu lagi
70 Bersikaplah tidak saling mengenal
71 Perasaan tidak karuan Zia
72 Mendapatkan perawatan
73 Berbicara dengan Juan
74 Bertemu camer
75 Kekecewaan Zoya
76 Menyibukkan diri
77 Kontrak kerjasama
78 Keputusan break
79 Makan siang
80 Ungkapan Juan
81 Bertiga lebih baik
82 Diantarkan pulang
83 Penjelasan dari Zia
84 Meminta izin pada orang tua Zia
85 Kekecewaan Joyce
86 Emosi Zio
87 pembicaraan antar saudara
88 Keputusan mutlak
89 Datang kebutik bersama
90 Cincin pernikahan
91 Zico depresi
92 Kedatangan orang tua Joyce
93 Menghibur Zico
94 Dukungan penuh dari keluarga
95 Pembicaraan srius
96 Butuh ketenangan
97 Ketenangan jiwa dan raga
98 Bermain dengan Quinzy
99 pembicaraan saudara
100 Berbicara dengan Zayn
101 Kembali lagi???
102 Heart to heart
103 Rencana Luna
104 Dibalik sikap asli Zayd
105 Tingkah konyol Zayd
106 Buah tidak jatuh jauh dari pohon nya
107 Menjemputnya pulang
108 Sudah sah
109 Kemarahan Zia
110 Kegalauan four Z
111 Dharma galau ditinggalkan Zoya
112 Membicarakan masa depan
113 Jalan bertiga lebih baik
114 Keputusan sulit
115 Butuh ketenangan
116 Bicara berdua dengan Zayd
117 Negosiasi
118 Tidak pernah menyukainya
119 Mencurigai sesuatu
120 Seperti anak kecil
121 Sisi lain seorang Zayd
122 Memberikan pelajaran atau hukuman???
123 Bertemu dengan calon ipar
124 Pelampiasan marah dan kecewa
125 Daffy Zi Pratama
126 End
127 Pelabuhan hati si playboy karatan
128 Disaster in marriage
129 Obsesi gila sang CEO
130 Terpaksa Menikahi Nona Muda Bisu
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Awal mula
2
Mendapatkan izin
3
Sedikit hatimu untuk ku
4
Pembicaraan Serius
5
Zia trauma
6
Kedatangan Zayn
7
Mendengarkan penjelasan
8
Pesan kejutan dari Zayn
9
Sudah akrab
10
Penghianatan
11
Jalan berdua
12
Ancaman Samuel
13
Rencana Samuel yang gagal
14
Khawatir pada Zoya
15
Dilema nya Dharma
16
Eleanor (Lea)
17
Mengunjungi makam
18
Ada yang sakit, tapi tak berdarah
19
Kecelakaan
20
Arabella
21
Tidak bisa bicara
22
Keguguran
23
Bertemu dengan keluarga Hernandez
24
Menjadi diri sendiri
25
Aksi Zoya
26
Alvin Harrison
27
Cafe Z&Z
28
Hutang
29
Membawa Ara mengunjungi Zara
30
Bertemu Ibu asuh
31
Rencana membuat usaha
32
Salah Sangka
33
Perasaan nyaman
34
Pembicaraan kakak beradik
35
Memperingati Zayd
36
Putra Atmajaya
37
Teka Teki Keluarga Atmajaya
38
Menggoda Zyan
39
Rencana Zico dan keinginan Ara
40
Kecewa
41
Kepergian Ara
42
Bagai ditelan bumi
43
Kesedihan seorang Zico
44
Joyce makin menjadi
45
Bertemu
46
Mengetahui Ara yang sebenarnya
47
Berbicara dengan Ara
48
Menentukan takdir
49
Mak Lampir vs Kala Gondang
50
Dilema lagi
51
Counseling dengan ahlinya
52
Rencana Joyce
53
Membeli kado
54
Perasaan gamang Ara
55
Satu Frekuensi
56
Menenangkan diri
57
Membahas Ara
58
Kemarahan seorang Zia
59
Larangan dari Alvin
60
Bagai tersambar petir
61
Keputusan yang sulit tapi melegakan
62
Memikirkan masalah Zico dan Joyce
63
Mendapatkan restu
64
Duniaku hanya tertuju padamu
65
Kejutan manis dari kekasih manis
66
Jalan-jalan berdua
67
Berkencan, yang ada saja gangguan
68
Bermain dipantai
69
Bertemu lagi
70
Bersikaplah tidak saling mengenal
71
Perasaan tidak karuan Zia
72
Mendapatkan perawatan
73
Berbicara dengan Juan
74
Bertemu camer
75
Kekecewaan Zoya
76
Menyibukkan diri
77
Kontrak kerjasama
78
Keputusan break
79
Makan siang
80
Ungkapan Juan
81
Bertiga lebih baik
82
Diantarkan pulang
83
Penjelasan dari Zia
84
Meminta izin pada orang tua Zia
85
Kekecewaan Joyce
86
Emosi Zio
87
pembicaraan antar saudara
88
Keputusan mutlak
89
Datang kebutik bersama
90
Cincin pernikahan
91
Zico depresi
92
Kedatangan orang tua Joyce
93
Menghibur Zico
94
Dukungan penuh dari keluarga
95
Pembicaraan srius
96
Butuh ketenangan
97
Ketenangan jiwa dan raga
98
Bermain dengan Quinzy
99
pembicaraan saudara
100
Berbicara dengan Zayn
101
Kembali lagi???
102
Heart to heart
103
Rencana Luna
104
Dibalik sikap asli Zayd
105
Tingkah konyol Zayd
106
Buah tidak jatuh jauh dari pohon nya
107
Menjemputnya pulang
108
Sudah sah
109
Kemarahan Zia
110
Kegalauan four Z
111
Dharma galau ditinggalkan Zoya
112
Membicarakan masa depan
113
Jalan bertiga lebih baik
114
Keputusan sulit
115
Butuh ketenangan
116
Bicara berdua dengan Zayd
117
Negosiasi
118
Tidak pernah menyukainya
119
Mencurigai sesuatu
120
Seperti anak kecil
121
Sisi lain seorang Zayd
122
Memberikan pelajaran atau hukuman???
123
Bertemu dengan calon ipar
124
Pelampiasan marah dan kecewa
125
Daffy Zi Pratama
126
End
127
Pelabuhan hati si playboy karatan
128
Disaster in marriage
129
Obsesi gila sang CEO
130
Terpaksa Menikahi Nona Muda Bisu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!