Ternyata untuk mendapatkan izin dari kedua orang tuanya Lexa butuh perjuangan yang extra. Dan bisa meyakinkan Mami dan Papi nya supaya bisa kuliah diluar negri.
Selain karena ingin menggapai cita-citanya. Dia juga ingin menghindari seseorang yang membuatnya patah hati. Bahkan sebelum perasaan itu berkembang sudah dipatahkan terlebih dahulu.
"Mami dan Papi bukan nya tidak menyetujui kamu pergi nak, Mami sama Papi khawatir akan kamu disana. Apa lagi kamu harus tinggal disana sendiri, walau kamu jago bela diri. Tetap saja kami sebagai orang tua akan merasa sangat khawatir" jelas Mami Nindi dengan panjang lebar.
Mami Nindi yang terkesan sangat konyol dan juga bar-bar, sekarang bisa berkata sangat bijaksana. Dan Lexa tidak bisa membantah perintah Mami nya yang memang sangat benar.
"Tapi, apakah tidak bisa hanya untuk mencobanya Mi?" tanya Lexa takut-takut. Dia tidak berani menatap wajah Mami nya.
"Lexa, Papi tidak melarang kamu untuk mencobanya sayang. Papi juga dulu kuliah diluar negri, dan semuanya memang sangat ketat dan keras dalam bersaing. Apa kamu sanggup untuk bisa meraih juara umum tahun ini? Jika kamu sanggup, Papi dan Mami akan mengijinkan kamu untuk melanjutkan kuliah kamu di London" ucap Papi Nando lebih bijaksana. Dan juga mendapat protes dari kanjeng Mami.
"Papi ini ngomong apa sih! Kenapa seenak nya saja mengambil keputusan? Jelas Lexa bisa meraih juara umum disekolah. Pokoknya Mami tidak akan pernah mengijinkan nya pergi titik!" ucap Mami Nindi dengan mutlak dan langsung pergi dari ruang keluarga.
"Kamu jangan khawatir, biar Papi yang meyakinkan Mami kamu. Papi sangat tahu jika Mami sedang marah seperti ini untuk menjikak kan singa betina yang sedang marah" ucap Papi Nando langsung mengejar istrinya.
Walau mereka berdua sudah tidak muda lagi. mereka tetap sama-sama konyol jika sedang seperti ini. Kekonyolan mereka akan terlihat jika salah satu dari mereka ada yang marah atau mood nya sedang tidak baik.
Kembali pada twins A.
"Apa kamu sudah yakin dengan keinginan kamu Lex? Aku hanya bisa mendo'akan supaya kamu diijinkan oleh Mami. Asalkan kamu bahagia dan bisa tenang meraih gelar master disana" ucap Alex dengan sangat tulus. Dia memang sosok kakak yang sangat baik.
Untung saja Alex tidak terlalu konyol seperti Papinya dulu saat muda. Dia lebih ke cool, dan juga sangat datar. Dia ingin seperti Zayn yang sedikit bicara, tapi nyatanya tidak.
"Aku sudah yakin kak, aku akan mengejar gelar master ku disana. Aku hanya minta do'a darimu saja, itu sudah cukup" ucap Lexa dengan senyuman yang terus mengembang dibibir nya.
Lexa pergi kekamarnya untuk belajar supaya bisa meraih juara umum disekolah nya. Dia ingin membuktikan jika dia bisa dan sangat mampu jika harus kuliah diluar negri.
Lexa juga akan membuktikan pada dirinya sendiri jika dia bisa melupakan cinta nya yang bertepuk sebelah tangan. Biarlah, semoga saja dia bahagia dengan apa yang dia inginkan dan dia idolakan.
Flashback on
Pada suatu hari yang sedang mendung Lexa berjalan dengan sangat riang untuk menemui pria yang sejak dulu dia sayangi. Mungkin juga dia sudah mencintai nya.
"Maaf lama, abang sudah pesan makanan?" tanya Lexa pada pria yang duduk disebrang meja.
"Sudah, tinggal kamu saja" jawabnya dengan datar.
"Oke, aku pesan dulu ya bang" ucap Lexa dengan senyuman mengembang seperti biasa nya.
"Hmm" jawabnya hanya dengan deheman saja.
"Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya nya to the point pada Lexa yang sudah selesai memesan makanan.
"Abang to the point banget. Nggak bisa apa makan dulu gitu, baru bisa ngobrol?" tanya Lexa dengan cemberut.
Pria disebrang nya hanya menghela nafasnya kasar lalu menegak kan posisi duduk nya. Dia sangat tidak nyaman berada disini terlalu lama. Apa lagi dia harus duduk satu meja dengan gadis SMU yang terlihat sangat cuek dan juga tidak terlihat anggun sama sekali.
Setelah selesai makan barulah mereka akan bersiap untuk bicara. Baru saja akan berbicara tiba-tiba datang seorang gadis blasteran yang cantik dan juga sangat anggun. Terlihat dari cara berjalan nya saja sudah sangat elegant.
Jangan lupakan badan nya yang langsing dan juga tinggi semampai. Dia menghampiri meja mereka berdua dan menyapa Zico. Ya, pria yang sedang duduk dengan nya adalah Zico. Putra pertama dari pasangan Vita Ayla dan Surya Pratama.
"Abang sudah lama?" tanya gadis itu dengan suara yang sangat lembut.
"Lumayan, kamu sudah makan?" jawab Zico dan bertanya juga.
"Sudah, baru saja. Dan kebetulan juga aku ada disekitar sini. Makanya aku samperin abang kesini" jawab wanita cantik itu.
"Ehm" Lexa sengaja berdehem dengan keras supaya dua orang yang sedang berbicara itu bisa melihat nya.
"Emm, sorry ya aku tidak bermaksud untuk mendiamkan kamu. Hai, aku Joyce" ucap nya dengan memperkenalkan dirinya pada Lexa.
"Eh, nggak apa-apa kok. Aku Alexa" jawab Lexa dengan senyuman tipis.
"Senang bisa berkenalan dengan kamu. Maaf ya aku jadi mengganggu waktu kalian" ucap Joyce merasa tidak enak.
"Sadar diri juga" gumam Lexa, tapi bisa didengar oleh Zico.
Zico hanya tersenyum sinis mendengar ucapan Lexa yang memang terlihat sangat bar-bar. Dia memang merasa nyaman dan dekat dengan Lexa, tapi dia tidak suka jika seorang wanita yang tidak bisa menjaga etika nya.
"Kamu boleh tunggu disana, nanti abang menyusul" ucap Zico menyuruh Joyce untuk duduk dimeja lain.
"Iya bang, aku tinggu disana" jawabnya dengan tersenyum dan juga pamit pada Lexa.
"Apa yang sebenarnya ingin kamu bicarakan Lexa?" tanya Zico masih dengan datarnya.
"Aku cuman mau bilang, jika aku... Aku, menyukai abang" ucap Lexa dengan menunduk kan wajah nya.
"Apa, kamu bilang? Suka padaku? Apa kamu tidak salah?" tanya Zico masih dengan tanpa ekspresi nya.
"Iya bang, aku serius. Aku suka sama abang, aku mencintai abang" jawab Lexa dengan nafas yang memburu karena gugup.
"Tapi abang tidak Lexa. Abang hanya menganggap kamu sama seperti Zia, sebagai seorang adik. Abang tidak bisa melihat kamu sebagai wanita yang abang suka, tapi sebagai adik abang yang harus abang lindungi" jawab Zico dengan tegas dan panjang lebar.
Lexa dengan sekuat tenaga tidak menjatuhkan air matanya. Dia tidak boleh terlihat lemah dimata Zico. Dia adalah Alexa yang kuat dan pemberani.
"Abang juga menyayangi mu sama seperti abang menyayangi Zia. Rasa sayang seorang kakak pada adiknya, jadi maafkan abang tidak bisa menerima cinta kamu Lexa. Abang sudah melukai hati kamu" ucap Zico sambil menggenggam tangan Lexa dengan mengusap nya.
"Tidak apa-apa bang. Justru aku merasa lega setelah mengungkapkan perasaan ini sama abang. Dan tidak ada yang mengganjal lagi dihati aku, aku jadi bisa membentengi hati aku supaya tidak ada kata cinta lagi buat abang. Yang ada hanya sayang sebagai kakak pada adiknya" Jawab Lexa dengan senyuman tipis dan terkesan dipaksakan.
"Apa abang akan pergi?" tanya Lexa pada Zico yang selalu memandangi gadis yang bernama Joyce itu yang sedang duduk sendiri.
"Iya, abang sudah janji dengan nya" jawab Zico masih sama saja, datar tanpa ekspresi.
"Apa abang menyukai nya?" tanya Lexa kembali.
"Iya, dia adalah gadis yang baik juga lemah lembut. Dan sangat feminim" jawab Zico sudah menugaskan bahwa yang Zico sukai adalah type gadis yang seperti itu.
Pantas saja dia tidak terpilih. Dia sangat jauh dari kata feminim sebagai seorang perempuan. Dia lebih suka jika dia menjadi dirinya sendiri yang seperti ini. Bahkan terkesan Lexa itu tomboy.
'Jadi mana mungkin kamu dilirik nya Lexa, lihat lah dia. Dia wanita yang sangat sempurna, kamu saja sebagai seorang perempuan mengagumi nya. Bagaimana dengan laki-laki, yang jelas sangat diinginkan oleh kebanyakan laki-laki' ucap Lexa menertawakan dirinya didalam hati.
Saat dia melihat penampilan nya dan juga penampilan Joyce.
"Abang pergi ya. Maafkan abang sekali lagi" ucap Zico sebelum beranjak dari duduknya.
"Dan, abang yang akan membayar makanan kita" ucap nya saat sudah melangkah menuju meja dimana Joyce sedang duduk.
Lexa hanya diam dan mengangguk saja. Tiba-tiba, air mata yang dia tahan-tahan sejak tadi keluar juga saat melihat Zico dan Joyce keluar dari cafe.
Flashback off
"Kenapa rasanya masih sangat sakit jika mengingat tentang itu semua. Hati, kenapa kamu harus menyukai nya? Kenapa tidak pada yang lain, yang jelas-jelas memang menyukai mu" ucap Lexa sambil berderai air mata.
Dia tiduran dengan posisi menelungkup kan wajah nya diatas bantal. Jadi suara tangisan nya tidak terdengar keluar, dia ingin semua nya beranggapan jika dia baik-baik saja. Dan juga sangat kuat, tidak cengeng dan rapuh seperti ini.
.
.
.
Masih ada yang ingat Joyce anaknya siapa?
Yuk jawab dikolom komentar...
Othor receh akan menunggu vote dari kalian semua. Juga like dan hadiahnya.... 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Tri Susanti
lanjut thor
2023-03-27
1