EPS. 4

Ditengah perdebatan Lethia dan Lauden tentang lucy, tiba-tiba pintu aula kembali terbuka. Seorang pria bermahkota, berjubah kerajaan berjalan dengan gagah dan tegas memasuki aula. Menunjukkan kharisma pemimpin yang kuat dan sarat akan keunggulan.

Semua orang termasuk Lethia, Orpheus suaminya langsung membungkukkan badan, memberi hormat. Pun, dengan Delila, si nenek tua.

"Kamu adalah seorang putra mahkota dari kerjaan vampir selatan, apa yang akan orang katakan tentang integritas mu jika masalah sekecil ini saja tidak dapat diselesaikan? Bagaimana kamu bisa dipercayai untuk memimpin seluruh Sanvilage?" kata raja kepada Lauden. Pria itu tidak habis pikir bagaimana cara putranya terseret kedalam ruang pengadilan dan hanya diam saja tanpa pembelaan.

"Maaf yang mulia," Lauden langsung berlutut dihadapan sang ayah, tak kuasa beradu tatap dengan mata coklat yang persis seperti miliknya memancarkan cahaya kekecewaan.

"Seorang pangeran itu harus bisa mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya, melihat kamu bisa sampai ditempat ini dan dihakimi oleh banyak orang sudah menjadi bukti bahwa kualitas mu tidak layak menjadi penerus kerajaan."

Semua terdiam kaget, termasuk Lauden. Sebesar itukah kesalahannya? Meski sering melakukan ulah yang kemudian merepotkan pihak kerajaan, Sang ayah belum pernah terlihat sekecewa ini sebelumnya.

"Bukan begitu, Lethia? Lauden masih belum siap untuk mengantikan posisiku sebagai raja 'kan? bagaimana dengan putramu?" tanya raja kepada adiknya dengan sinis. Ia tahu bahwa jika selama ini Lethia selalu mencari kesempatan untuk menjadikan putranya sebagai putra mahkota, mengantikan posisi Lauden. Makanya wanita itu bersikap sedikit berlebihan pada kasus Lauden kali ini.

"Ampun yang mulia, tidak ada seorang pun yang lebih pantas menjadi putra mahkota selain Lauden De Pompadour sendiri," Jawab Lethia dengan kepala tertunduk.

"Pangeran?" Lucy membatin.

"Katakan padaku mengapa kamu tidak bisa membunuh nona manusia itu?" tanya raja kepada Lauden, sesekali matanya melirik seorang perempuan yang tak berdaya di bawah sana.

Beberapa saat Lauden hanya diam, otaknya saat ini tengah bekerja keras untuk mencari cara agar bisa menyelamatkan Lucy lagi. Namun, sekuat apapun dia berpikir tetap tidak ada ide yang tepat dibenaknya.

"Ternyata benar kata Shikamaru, Wanita itu sangat menyebalkan!" gerutu Lauden dalam hati.

Setelah berdiam diri cukup lama akhirnya Lauden menemukan sebuah ide yang dia sendiri masih ragu akan berhasil.

"Mari kita kembali pada peraturan tertinggi klan kita, Halaman 115 membahas tentang sistem kekeluargaan vampir, benar?"

"Benar, tapi apa hubungannya dengan semua ini?" tanya raja yang bingung dengan pembahasan Lauden yang terkesan sangat menghindari hukuman terhadap gadis itu.

Lauden menegakkan tubuhnya dan berjalan kearah Lucy, kemudian mendudukkan diri disampingnya dengan tatapan abai terhadap raja dia berkata, "Berdasarkan peraturan yang tertera. Tidak seorangpun yang boleh menyakiti ataupun menyentuhnya tanpa izin dari saya." kata Lauden tenang.

"Why?" Tanya Lethia bingung.

Lauden menggerakkan tangannya untuk menyentuh dagu Lucy. Dia tersenyum, "She is my wife (Dia adalah istri-ku),"

"Apakah kamu sudah kehilangan kewarasan mu, Lauden!" Pekik raja shock.

Bukan hanya raja yang terkejut dengan pernyataan tiba-tiba dari Lauden tentang statusnya dengan anak manusia dihadapan mereka, bahkan semua peserta persidangan pun nyaris berdiri dari kursi mereka masing-masing. Termasuk Lucy sendiri.

"Ada yang korslet dengan pria ini," Kata Lucy dalam hati.

Meski matanya tertutup oleh kain pekat, tapi Lucy ingat suara ini. Dia adalah orang yang sama yang telah menolongnya kemarin malam.

"Itu tidak mungkin terjadi," lirih Delila.

"Sebenarnya, saya sudah menikah dengan istri saya tanpa memberitahu siapapun, termasuk yang mulia, ayah saya. Karena saya tahu bahwa sebagai pangeran vampir, tentu kalian akan memaksa saya untuk menikah dengan klan vampir juga kan? itu sebabnya saya menikahi istri saya diam-diam."

Daebak! Lancar sekali lelaki ini mengutarakan kebohongannya. Lucy yakin, jika ada ajang pencarian bakat dalam hal berakting, Lauden akan menjuari event tersebut. Lihat saja buktinya sekarang, tanpa skenario terencana dia bisa dengan begitu tenang dan lantangnya mengucapkan semua hal tersebut hanya dalam satu kali tarikan nafas.

"Karena kalian telah mengetahui siapa gadis ini bagi saya, kalian tidak saya ijinkan untuk menyakiti atau menyentuhnya barang seujung kuku pun, mengerti?"

"Apakah kamu pikir aku akan percaya dengan lelucon seperti ini?" tanya Raja dengan sarkas. Ia masih tidak terima jika sang putra semata wayangnya menikah tanpa persetujuannya dan dengan manusia pula.

"Saya tidak bercanda, Yang Mulia. Apakah saya harus menciumnya sebagai bukti sah kami adalah pasangan?" Kata Lauden menantang ayahnya.

"Itukah sebabnya kamu menyelamatkan gadis itu dari preman kemarin malam?" sama halnya seperti raja, Lethia juga masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

Lauden menganggukkan kepalanya, "Bingo!"

"Itukah sebabnya kamu tidak mau membunuhnya dengan tanganmu sendiri?" tanya Orpheus, suami Lethia.

Lauden menganggukkan kepalanya lagi dan menjawab dengan kata yang sama, "Bingo!"

Melihat seberapa yakin dan kekehnya Lauden membela gadis itu membuat Lethia dan juga suaminya percaya jika mereka adalah pasangan resmi. Sementara Meerqueen. Dia merasa seperti terkena serangan jantung dadakan ketika dihadapkan dengan fakta bahwa putra tunggalnya telah menikah.

Melihat peserta pengadilan yang seketika bungkam, kondisi ini langsung dimanfaatkan Lauden untuk memindahkan Lucy ke kamarnya.

"Bawa nona muda masuk ke kamar. SEKARANG!" titah Lauden pada penjaga yang masih setia mengawal Lucy.

"Baik tuan muda,"

Kedua orang tersebut langsung menarik tubuh Lucy untuk mengikuti langkah mereka keluar.

"Jangan kasar begitu," geram Lauden kepada mereka.

"Maaf tuan muda," seorang dari dua penjaga tersebut menunduk hormat sedang yang lain bertanya harus diapakan Lucy ini.

"Bawa saja dia ke kamar dengan mata dan mulut tertutup begitu. Setelah menyelesaikan pengadilan ini saya segera ke sana."

Sesuai dengan perintah Lauden, mereka tidak lagi menyeret Lucy tapi menuntunnya sabar.

.

.

.

.

.

BERSAMBUNG.!!!

Jangan lupa like, koment, share, vote dan juga ratingnya ya bestie🙏🏻💜

Terpopuler

Comments

🤗🤗

🤗🤗

4 bab dulu ya.

2023-04-09

0

R.F

R.F

aya-aya wae

2023-03-10

0

Mom Dian

Mom Dian

Selera humor kamu ok! juga thor👍
membawa sikamaru dalm cerita ini

2023-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!