Bang Wilang menuju paviliun untuk berganti pakaian karena akan berangkat menuju bandara.
"Kamu nggak ganti pakaian?" Tegur Bang Wilang yang sebenarnya cukup kaget melihat pakaian Iyang jauh dari kata 'layak'.
"Ini khan pakaian. Memangnya yang Mas lihat ini apa?"
"Ganti..!!"
"Nggak aahh..!!" Tolak Iyang
"Jangan membantah..!!!! Apa bagusnya pakaian satu tali begitu????" Bentak Bang Wilang.
Iyang tak peduli dengan kata-kata Bang Wilang, ia memakai hoodie berwarna hitam polos dan itu cukup melegakan hati Bang Wilang namun tidak dengan rok mininya.
"Apa kamu tidak punya pakaian yang lain?? Di rumah saya, barang buruk seperti itu sudah alih fungsi jadi keset..!!" Ucap Bang Wilang berapi-api.
"Suka-suka Iyang.. ini badan Iyang..!!" Iyang melenggang pergi seakan tak peduli namun tidak dengan Bang Wilang yang tiba-tiba terserang murka.
"Berani kamu pakai celana itu, Mas sobek celanamu..!! Nggak usah pakai celana sekalian..!!!!" Bentak Bang Wilang mengegetkan Iyang.
Mau tidak mau akhirnya Iyang mengambil celana jeans dari dalam salah satu kopernya. Saat itu Bang Wilang tidak sengaja melirik isi di dalam koper, pakaian dalam wanita yang sudah terlipat rapi. Beraneka ragam dan berbagai bentuk dan yang paling membuatnya tersenyum adalah pakaian pemberiannya juga ada di antaranya.
"Kenapa masih diam disini?? Mau ngintip??" Iyang balik menegur Bang Wilang.
"Apa yang bisa di intip???? Kamu pamer terang-terangan pun saya nggak doyan. Selera saya itu level Britney Spears bukan Jenk K*lin macam kamu..!!" Ucap Bang Wilang kemudian secepatnya keluar dari kamar. Ia mengusap wajahnya sekedar menenangkan hati yang mulai berdesir tak karuan. "Allahu Akbar.. mendhute marai sirah ngelu."
...
"Yakin mau naik bus Bang? Kenapa Abang ribet begini. Barangnya banyak sekali lho." Bang Larung melihat koper Iyang yang jumlahnya ada tujuh buah.
Bang Wilang menyenggol kaki adiknya tapi ekspresinya nampak biasa saja. "Koper Iyang kamu yang urus di ekspedisi. Abang bawa dua koper saja. Setelah dari Jakarta baru Abang lajur ke timur. Yang penting setelah sampai sana, sudah siap rumah dinasnya."
"Kenapa tidak pengajuan nikah di kesatuan yang baru saja Bang?" Tanya Bang Larung.
"Abang butuh tanda tangan panglima saja, sekalian rekomendasi biar di percepat pengajuan di Batalyon. Kalau Abang nenteng perempuan kemana-mana khan nggak enak." Jawab Bang Wilang.
"Benar juga ya. Hmm.. terus kenapa Abang memilih jalan darat untuk pergi ke Jakarta? Bukannya bisa naik pesawat?" Selidik Bang Larung.
"Ehemm.. jangan ikut campur urusan manten anyar." Bisik Bang Wilang.
"Waduuuhh.. lagaknya nggak suka di jodohin, nggak taunya demen beneeerr..!! Semalam dapat berapa episode Bang?" Bang Larung balik berbisik.
"Belum..!!"
"Apa yang belum?? Abang belum bongkar brangkas? Nggak kuat nanjak apa gimana Bang??"
"Allahu Akbar.. cerewet sekali mulutmu itu. Belum ya belum. Punya ingon-ingon ( 'peliharaan' ) galak bener..!!" Kata Bang Wilang.
"Laaahh.. terus yang semalam itu apa Bang?" Mata Bang Larung pun tak sengaja melirik tangan Iyang yang sedang di plester. "Yaaaa.. kasian amat lu Bang. Betah amat lu nunggu, kalau aku sih, sudah kusikat habis." Bang Larung sengaja memanasi Bang Wilang, jelas sekali Abangnya itu mulai gelisah.
"Kamu bisa diam atau tidak??? Telinga ku sakit..!!"
Tak lama bus yang akan mereka tumpangi sudah tiba. Sleeper bus khusus dan privat.
"Ooohh pantas, niatmu sudah buruk Bang." Senyum nakal Bang Larung melihat akal terselubung Abangnya.
"Makanya cepat kawin, buat apa senjatamu itu??" Ledek Bang Wilang.
Bang Larung melotot mendengar ledekan Abangnya.
~
Bang Wilang naik lebih dulu ke atas bus karena Iyang masih berada di toilet terminal.
"Wilang????" Seorang gadis menyapa Bang Wilang. "Apa kabar??"
"Resti??" Sungguh kaget Bang Wilang melihat mantan kekasihnya ada disana.
"Kamu sendirian? Aku temani ya..!!" Resti langsung saja melempar tasnya di bagian sisi jendela.
Bang Wilang baru akan menjawabnya tapi saat itu Iyang sudah tiba. "Duduk sesuai nomer kursi mbak..!!"
"Kalau yang punya bangku berkenan, boleh kok pindah tempat."
"Saya yang punya bangku dan saya tidak berkenan..!!" Jawab Iyang singkat.
"Waah.. ternyata perempuan jaman sekarang kalau tau di sampingnya ada tentara pasti tidak akan melewatkan moment langka ya." Kata Resti.
"Sebenarnya saya bukan penggemar tentara sih. Tapi karena Mas Wil sudah jadi suami saya.. jadi yaaaa.. saya ambil kembali kecuali suami saya mau."
Karena ucapan Iyang, seluruh penumpang sudah menatap ke arah mereka bertiga. Resti yang sudah terlanjur malu akhirnya mengalah.
...
"Singa betina, galak betul..!! Padahal kamu sendiri punya pacar. Resti khan hanya mantan." Ledek Bang Wilang.
"Jangan sembarangan. Sejak terlanjur menikah, iyang sudah nggak menjawab pesan dan panggilan telepon dari Bang Ardha lagi." Jawab Iyang kesal.
"Baguslah, biar mata batinnya terbuka. Makhluk apa yang sedang di pacari. Cukup saya saja korban jiwanya" kata Bang Wilang.
Iyang kesal mendengarnya, ia menarik tirai pembatas di antara mereka. Bang Wilang tersenyum saja melihat sang putri kesal sendiri.
...
Malam tiba, Iyang tidur sembari memeluk Bang Wilang bagai guling ternyamannya. Sejak tadi pun Bang Wilang menyentuh ujung hidung Iyang yang mancung. Ia rela tidak bergerak hingga kaki dan tangan kanannya terasa kram asalkan sang istri tidur dengan nyaman.
"Mimpi apa bisa menikahi gadis cantik sepertimu Dindaa..!!" Gumam Bang Wilang.
~
Entah berapa lama Bang Wilang tidur hingga Iyang menepak bahunya. "Bisa-bisanya Mas mencuri kesempatan memeluk Iyang."
Bang Wilang sampai berjingkat mendengar ocehan Iyang. Ia pun menyadari bahwa posisi tidurnya tengah memeluk Iyang. "Kalau memang nggak mau tuh berontak, bukannya nempel begini..!!" Bang Wilang kembali memejamkan matanya. "Marahnya nanti saja, sekarang tidur dulu..!!"
Entah kenapa Iyang menurut dan menarik tangan Bang Wilang untuk kembali memeluknya.
'Dasar perempuan.'
***
Lewat tengah malam para penumpang turun di rumah makan. Iyang duduk lemas usai bangun dari tidurnya.
"Makan ya, mas ambilkan..!! Kalau nggak makan nanti masuk angin, kamu pakai AC kencang sekali..!!
"Nggak mau.. nggak usah sok baik..!!" Tolak Iyang.
"Okee.. awas saja kalau mabuk, Mas lempar kamu di jalan..!!" Ancam Bang Wilang. "Dasar juara satu tingkat kelurahan..!!"
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ratu Tety Haryati
Masih mending juara tingkat kelurahan, beberapa tingkat di atas juara RT/RW😂😂😂
2023-03-07
1
Ratu Tety Haryati
Ngaku istrinya cantik, rela sampe tangan pegel klo Iyang lagi tidur, klo melek ??? hmmm... itu mulut ngajak taeuran aja🤣🤣🤣
2023-03-07
1
Ratu Tety Haryati
Meustiiii mulut tak sejalan dgn hati dan pikiran. Baru dikasih suguhan mendhut wae sirah wes ngelu🤣🤣🤣
2023-03-07
1