Setelah merenung, mendinginkan hati dan pikiran akhirnya Bang Wilang memilih untuk mengalah. Ia sudah mendengar apa yang pernah di alami oleh orang tuanya dulu dan tidak ingin mengulangnya di masa sekarang.
"Saya akan ikuti aturan tapi setelah itu saya akan membawa Iyang pergi jauh..!!"
"Itu terserah padamu, semua itu keputusanmu sebagai suaminya..!!" Kata Ayah Risang.
***
"Sah..!!!"
"Alhamdulillah..."
Bang Wilang mengusap wajahnya, kini dirinya bukanlah lagi seorang lajang.
Saat itu terdengar keributan dari arah paviliun Iyang.
"Romoo.. tidak usah jadi menikah sama aja. Bang Ardha janji akan melamar Iyang bulan depan." Teriak Iyang sambil berlari ke pendopo.
"Apa ini ndhuk.. Raden Wilang sudah menikahimu..!!" Kanjeng Sultan Praja sampai malu karena ulah putrinya. "Hulubalang............"
Bang Wilang tau akan ada hukuman yang akan mencoreng nama kesultanan jika hulubalang bertindak. "Kanjeng Sultan.. biar saya yang mengurusnya karena Ndoro ayu adalah istri saya..!!" Kata Bang Wilang.
"Cepat selesaikan tugasmu dan bawalah ndoro ayu bersamamu..!!" Perintah tegas Kanjeng Romo.
...
"Bagaimana? Apa kamu sudah malu??"
Bang Wilang melepas blangkonnya dengan kasar lalu membuangnya asal, ia pun membuka pakaian dengan tak kalah kasarnya. Ia mencengkeram pipi Iyang. "Jangan pernah menyebut nama pria lain di hadapanku..!!!!"
"Aku tidak pernah mencintaimu, aku akan selingkuh dengan pacarku kalau kamu memaksaku menikah..!!"
"Coba saja kamu lakukan, tak plintir tutup gelasmu..!!" Bentak Bang Wilang sudah jengkel dengan ulah istri kecilnya. "Berani kamu nggak sopan lagi, tau rasa kamu..!!" Ancam Bang Wilang.
Iyang menghentak kaki dengan jengkel lalu duduk di meja riasnya. Satu persatu ia melepaskan tusuk konde yang ada di kepalanya.
"Dinas dimana yang namanya Ardha itu?" Tanya Bang Wilang.
"Daerah dua. Perbatasan..!!" Jawab Iyang mulai melemah.
Bang Wilang segera mengambil ponselnya sembari mengacak-acak kain yang melilit di pinggangnya. "Larung.. kau kasih info anggotamu yang bernama Ardha..!! Dia berdinas disana..!!"
"Ardha??? Jadi pacar istrimu itu Serda Ardhana????" Tanya Bang Larung.
"Jangan banyak bicara kamu. Cepat kirim RHnya sekarang juga..!!"
"Iya Bang, duuhh yang cemburu sampai segitunya." Kata Bang Larung.
Bang Wilang mematikan ponselnya dengan kasar lalu beberapa saat kemudian ponselnya kembali berbunyi, pesan singkat dari Bang Larung membuat perwira muda ini tersenyum menyeringai. "B*****t..!!"
"Aaawwhh.." jemari Iyang tergores kalung tembaga yang ia kenakan saat sedang bersiap melepas pakaian hingga tanpa sengaja darahnya menetes pada kain putih.
"Cckk.. kenapa sih perempuan itu selalu berteriak karena hal kecil???" Bang Wilang menghampiri Iyang yang masih sibuk dengan tetes darahnya.
Saat itu terdengar suara kikikan dari balik paviliun. "Siapa di luar?????" Tegur Bang Wilang.
Suara itu terdengar berhamburan meninggalkan tempat. Kening Bang Wilang berkerut mendengarnya.
'Oohh.. mungkin mereka mengira aku sudah melakukannya, biarlah..!! Jika mereka lapor dan ada kain putih ini pasti aku bisa langsung membawa Iyang tanpa susah payah.'
Bang Wilang melihat kotak obat dan langsung mengobati tangan Iyang. "Kamu ini bisa kerjakan sesuatu dengan baik atau tidak? Hal kecil saja tidak becus."
Sontak saja Iyang kesal sampai memukul dan mencakari Bang Wilang. "Terus saja mengataiku.. kau tau, aku ini juara satu karate tingkat kelurahan." Pekik Iyang.
Bang Wilang menahan senyum gelinya. "Oya.. pantas pintar sekali main jurus cakar bebek..!!" Sudah gemas dengan ulah konyol Iyang, Bang Wilang pun menjegal kaki Iyang hingga terjungkal.
"Aaaaaaaaaa..."
Bang Wilang masih punya perasaan, ia menahan tubuh Iyang namun posisi jatuh Iyang yang tidak sesuai malah membuat pinggang iyang terkilir. "Kangmaaaasss.. sakiiiiit..!!!!"
Ayah Risang yang tidak sengaja melintas di paviliun bersama Kanjeng Sultan saling pandang lalu melempar pandangan ke arah lain.
"Nampaknya Raden Wilang langsung eksekusi lahan."
"Hahaha.. Ya ampun, maaf Kangmas."
"Nggak apa-apa, aku sudah pengen punya cucu..!!" Jawab Kanjeng Sultan. "Biarkan mereka menghabiskan malam indah."
//
"Maaf Dinda.. Kangmas nggak sengaja..!!"
"Kangmas tidur di luar..!!!!" Pekik Iyang.
"Iyaa.. iyaaaa.. Kangmas tidur di luar..!!" Jawab Bang Wilang mengalah.
***
"Semoga Raden mas dan Gusti ayu segera di beri momongan..!!" Do'a dari para si mbok dan beberapa abdi dalem.
Ayah Risang memalingkan wajah tak sampai hati hingga saat ini masih mengikuti tradisi konyol dan tak masuk akal seperti itu.
"Hebat sekali Raden. Laki-laki sejati harus begitu..!!" Kata Kanjeng Sultan.
Tak ada balasan ucap dari Bang Wilang. Rasa malu mendera seluruh wajahnya. Hanya seulas senyum tipis yang menandakan jika dirinya masih bernyawa.
"Pelan Mbok.. badanku masih sakit..!!" Iyang memercing merasakan sakit di pinggangnya hingga dirinya susah berjalan. Ia datang terlambat ke pendopo utama kesultanan karena badannya masih terkilir.
"Si mbok sudah pelan-pelan ndoro ayu..!!"
"Hsstt.. Wilang..!! Cepat bantu istrimu..!!" Tegur Ayah Risang karena Bang Wilang hanya memandangi paras ayu sang istri.
Bang Wilang pun tersadar dan berdiri dari duduknya.
"Pantas Gusti ayu ku tak berkutik, juara satu beladiri nasional kok di lawan." Kanjeng Sultan sangat bangga melihat kegagahan menantunya.
Seketika bola mata Iyang membulat besar mendengarnya. "Masa juara satu tingkat kelurahan kalah lawan Kangmas." Bisik Bang Wilang meledek.
"Bisa-bisanya Kangmas menipuku."
"Kangmas nggak nipu Dinda.. Dinda sendiri yang tidak tanya." Bang Wilang menutupi tubuh Iyang dengan tubuhnya, sungguh dirinya tidak bisa menolak pesona kecantikan seorang Sekar Kedaton di hadapannya itu hingga refleks Bang Wilang mencolek pinggang Iyang.
"Romooooo.. Kangmas mau macam-macam...!!!!" Teriak Iyang.
Sontak Bang Wilang kaget setengah mati, ia gelagapan sampai wajahnya merah menahan rasa malu.
"Hahahaha.. pengantin baru. Romo maklumi jiwa penyerangmu Raden." Tak hentinya kanjeng sultan mengungkapkan rasa bangganya.
Ayah Risang menggeleng melihat tingkah laku putranya. Beliau terkenang masa lalunya saat baru menikahi istri pertamanya namun hingga akhirnya Ayah Risang terpikat oleh sosok wanita lembut, keibuan dan penyayang seperti istri keduanya yang kini telah menjadi satu-satunya wanita di dalam hidupnya.
"Pangapunten Romo.. saya berniat membawa Dinda Iyang ke tempat saya bekerja."
"Bawalah dia. Romo merestui dan mengijinkan..!!"
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ratu Tety Haryati
Gak ayah, gak mertua, denger teriakan anak mantu di malam pertama, pikirannya langsung konek pada tempatnya😂😂😂
2023-03-07
1
Lili Suryani Yahya
Aduh Iyang kamu mah lucu bnget
2023-03-03
1
🍀 chichi illa 🍒
gimana kabar nya yesha ya
2023-03-02
1