Ting
Suara ponsel yang berdenting di ruang TV terdengar hingga ke ruang dapur. Erlita baru saja selesai menyiapkan makan malam. Setelah menyimpan beberapa menu masakan yang telah dimasak Erlita di atas meja makan, Erlita pun menutupnya dengan tudung saji.
Erlita melirik jam dinding yang menempel di dinding. Angka pendeknya sudah menunjukkan ke angka delapan malam. Itu artinya sebentar lagi Mas Jhon akan segera pulang. Sesuai dengan janjinya sebelumnya. seulas senyum langsung tersungging di kedua sudut bibirnya.
Setelah itu, kaki Erlita melangkah menjauhi area dapur. Lalu berhenti tepat di depan meja kecil di mana ada ponsel Erlita yang terletak. lekas Erlita mengambil benda pipih itu, untuk melihat Siapa yang mengirim pesan.
Nama John Kurniawan langsung terpampang di layar ponselnya. Senyum kecil kembali terbit diiringi bunga-bunga kecil yang bermekaran di dalam hati. Erlita menebak pasti laki-laki yang sudah beberapa tahun menjadi suami Erlita itu, menanyakan Erlita ingin menitip apa. Kebiasaan dia sebelum pulang mencari nafkah untuk Erlita dan juga putranya.
Namun setelah membuka pesan itu, Erlita sedikit tertegun.
"Sayang sepertinya mas tidak pulang. Belum dapat uang belanja. Penumpang Hari ini benar-benar sepi. Kamu makan dulu saja ya tidak perlu tunggu mas. Kamu juga jangan tidur malam-malam. Mas bawa kunci cadangan kok. kamu jangan khawatir." pesan itu yang dikirimkan oleh suaminya kepada Erlita.
Hati sedikit kecewa membaca pesan itu. Padahal Erlita sudah memasak makanan kesukaan suaminya. Walaupun Uang belanja yang diberikan suaminya seadanya, tapi karena ada tambahan dari hasil warung kecil miliknya sehingga dia pun sesekali memasak makanan yang enak untuk suaminya.
Erlita menghela napas panjang lalu menghempaskan tubuh di atas kursi sambil mengetik balasan untuk suaminya.
"Iya Mas, kalau tidak ada pun, pulang saja tidak apa-apa."
Hanya itu balasan Erlita, meski Erlita kecewa tak ingin menunjukkannya pada suaminya. Ia sudah cukup lelah dengan pekerjaannya tak ingin menambah bebannya dengan ngambek dan semacamnya. Erlita berusaha untuk tetap percaya kepada suaminya, karena suaminya akhir-akhir ini sudah memberikan uang belanja seadanya.
Setelah Erlita mengirim balasan itu tak ada lagi pesan dari suaminya. Bahkan pesan barusan hanya centang satu yang artinya nomornya langsung tidak aktif. Erlita ingin mencoba berbaik sangka. Mungkin dia ingin konsentrasi dalam pekerjaannya, atau ia menghantarkan penumpang.
Tak ingin larut dalam kekecewaan, Erlita bangkit dan berjalan menuju kamar. Setelahnya Erlita langsung memasuki kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya. Setelah membersihkan tubuh kedua putranya dan putranya sudah terlihat tampan dan menggemaskan.
Sehabis mandi tubuh Erlita kembali. Erlita melangkah mendekati ke arah lemari baju. lalu mengambil piyama lengan pendek berwarna merah muda dengan corak bunga-bunga. Setelahnya Erlita pun memoles wajahnya tipis agar terlihat cantik ketika suaminya pulang nanti sesuai dengan arahan teman-temannya sebelumnya.
Erlita meraih tubuh putranya, lalu satu persatu Ia berikan makan hingga putranya pun merasa bahagia melihat Erlita yang mengulas senyum memberikan suapan demi suapan untuk mereka. Walaupun putranya Abian sudah tampak mandiri, tapi Erlita selalu ingin saja disuapi Putra sulungnya itu.
Erlita pun menyuapi Putra keduanya dengan bubur tim yang sudah ia siapkan. Semuanya Ia urus sendiri tanpa bantuan siapa-siapa walaupun dirinya memiliki warung kecil. Dari warung kecil inilah Erlita memiliki sedikit penghasilan untuk uang tambahan yang diberikan oleh suaminya.
Apalagi setelah apa yang dikatakan suaminya Kalau penumpang saat ini, setelah gejolak transportasi online yang sekarang sulit untuk mendapatkan penumpang. Erlita memutar otak ia ingin menunggu suaminya dan memberitahu tawaran yang diberikan Pian kepada suaminya. Berharap John bersedia menerima pekerjaan itu.
Setelah selesai memberikan kedua putranya makan akhirnya Erlita dan kedua putranya pun bermain sebentar. Terlihat Putra keduanya sudah mengantuk Erlita pun meninggalnya lalu Putra keduanya pun tertidur pulas. Erlita membaringkan tubuh Putra keduanya di atas tempat tidur sederhana yang mereka miliki.
Sementara Putra sulungnya masih mengerjakan PR yang diberikan oleh guru di salah satu TK paud yang lokasinya tidak jauh dari rumah kontrakan yang mereka tempati. Erlita juga membantu putranya belajar ketika putranya membutuhkan bantuannya. Setelah Abian selesai mengerjakan pr-nya. Kini Abian ingin segera istirahat karena matanya sudah ngantuk.
"Bu Abian ingin tidur, temani Abian ya." mohon Abian kepada Erlita. Erlita mengembangkan senyumnya lalu meraih tubuh putranya kepelukannya. "Ya Allah anak-anakku yang membuatku kuat dan bertahan hingga saat ini mendampingi Mas John." gumamnya dalam hati sambil langsung membawa Abian masuk ke dalam kamar dan memberikan tubuhnya di atas tempat tidur.
Seperti biasa Erlita membacakan dongeng sebentar saja Abian Langsung tertidur pulas. Setelah Abian tertidur pulas, terlihat Erlita juga belum bisa memejamkan matanya. tiba-tiba suara ponsel yang kembali berdenting. Ia bangkit setelah memastikan Abian tertidur pulas.
Erlita bangkit dan mengambil ponsel di atas nakas kening Erlita mengernyit melihat nomor tanpa nama mengirim sebuah pesan pesan yang diikuti sebuah video.
"Aku hanya ingin memberitahu bagaimana kelakuan suamimu yang sebenarnya. Semoga video itu bisa menjadi bukti."Begitu isi pesan dari nomor tanpa foto profil tersebut.
Dengan jantung yang mulai berdebar,, Erlita membuka video tersebut. Detakan jantung Erlita bertambah kuat kala Erlita melihat suaminya yang baru saja keluar dari sebuah hotel bergandengan tangan dengan seorang wanita. Wanita berambut sedikit pirang itu bergelut manja di lengan suaminya, dengan senyuman mengembang.
Keduanya berjalan hendak memasuki sebuah mobil entah mobil siapa. Video itu pun berhenti saat Mas John dan wanita yang mengenakan rok selutut itu sama-sama masuk ke dalam mobil tersebut.
"Ya Allah, tangan Erlita bergetar hingga menyebabkan ponsel itu langsung terjatuh dari genggaman. Tungkai kaki Erlita mendadak lemas hingga Elita langsung duduk di lantai. Air mata berlomba berdasarkan keluar dari kelopaknya. menekan dada yang kian lama kian berdenyut nyeri.
Ternyata gosip-gosip tetangga benar adanya. selama ini karena tidak ada rekaman video yang menjadi bukti membuat dirinya percaya saja apa yang diucapkan oleh suaminya.
Berbagai pikiran buruk bergelayut memenuhi isi kepala. Entah ada hubungan apa Mas John dengan wanita itu. Satu hal yang Erlita yakini hubungan mereka bukan sebatas hubungan pertemanan biasa. Terlihat dengan jelas dari kemesraan yang diperlihatkan keduanya.
"Tidak..... tidak..., mungkin Mas John tega mengkhianati ku, nggak mungkin Mas John tega menghianati pernikahan kami. Apalagi kami sudah dikaruniai dua orang anak. Erlita menggelengkan kepala mencoba menepis pikiran itu, meski bukti telah terpampang nyata di depan mata.
Erlita mengusap kasar air mata yang masih meleleh di pipi. Setelahnya tangan Erlita kembali meraih ponsel yang masih lantai.
Erlita mencoba mengirimkan pesan pada Mas John.
"Mas, masih lama pulangnya?
centang satu membuat hati Erlita semakin Kalut.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA MORATA YANG BARU TERBIT." PERJUANGAN ABIMAYU."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Black Moon
Aku pernah diposisi itu 😢
Jantung degdegan, tangan gemetar, dada sesak, di tenggorokan kaya ada yg nyangkut sampe susah untuk sekedar nelen ludah, pikiran kalut, badan kaya ngambang. Bener² ga nyaman 😔
2023-05-08
1
վմղíα | HV💕
Erlina kok bodoh kali pasti ,dia mau
tanya ke suami nya, mana.mau mengaku jon
2023-03-25
1