Hari demi hari dilalui Erlita dengan keadaan ekonomi yang serba kekurangan. Terkadang ia harus terlebih dahulu berhutang ke warung tetangga. Hingga beberapa bulan kemudian Erlita kembali bisa beraktivitas seperti biasanya, bekerja di perusahaan kecil yang ada di kota.
Kondisi ekonomi berangsur-angsur membaik kini untuk membayar kontrak rumah, tidak terlalu dikawatirkan lagi. Karena sudah ada gaji bulanan dari Erlita. Terkadang suaminya memberikan nafkah kepada Erlita. Tapi terkadang tidak. Semua tergantung rezeki, namanya juga bekerja sebagai seorang tukang becak bermotor.
Tapi Erlita menerima dengan lapang dada. Ia benar-benar bersyukur akan apa yang ia dapatkan saat ini.
"Kau mau kerja hari ini, berarti aku tidak bisa bekerja karena menjaga anak kita. Jadi kaulah yang menanggung biaya kehidupan kita sehari-hari." ucap John kepada Erlita yang tampak tidak berdaya menafkahi keluarga kecilnya.
Tapi Erlita tidak mempermasalahkan hal itu. Yang penting baginya putranya dijaga dengan baik oleh suaminya. Ia tahu kalau rezeki harian dari suaminya tidak bisa menentu, terkadang dapat dan terkadang juga tidak. Kadang suaminya juga meminta uang minyak kepada Erlita. Karena alasan tidak ada penumpang.
Selama ini, Erlita percaya saja apa yang diucapkan oleh suaminya. Padahal dia tidak mengetahui kalau suaminya bukanlah pergi mencari penumpang, melainkan dia nongkrong di sebuah warung bersama teman-temannya.
Kebohongan demi kebohongan sudah dimulai oleh suaminya. Tapi Erlita sama sekali tidak menyadari akan hal itu. Setiap kali Erlita gajian, uangnya habis untuk membayar sewa rumah membeli perlengkapan di rumah, dan juga biaya kehidupan mereka sehari-hari.
Tetapi Erlita memang benar-benar tidak mempermasalahkan hal itu. Yang ia lihat saat ini putranya sehat dan dijaga oleh ayahnya sendiri. Tampa dijaga oleh orang lain dan dia dapat bekerja dengan baik.
Beberapa tahun kemudian, kini Erlita dikaruniai seorang anak laki-laki lagi. Hingga Erlita pun tidak bisa bekerja kembali lagi. sekarang giliran suaminya yang mencari nafkah untuk mereka.
Keadaan ekonomi kembali bergejolak di keluarga mereka. Erlita kembali harus rela meninggalkan pekerjaannya karena dia melahirkan. Keadaan ekonomi ketika Erlita bekerja sudah semakin membaik, kini karena Erlita tidak dapat bekerja lagi, kejadian di beberapa tahun yang lalu kembali terjadi. Tidak mampu membayar uang kontrakan.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? uang di tanganku sudah tidak ada lagi. Uang terakhir milikku sudah aku habiskan untuk biaya bersalin ku. Bahkan biaya itu pun kurang, dan harus meminjam uang dari ibuku." gumam Erlita di dalam hati. Ia bingung harus berbuat apa kali ini.
John datang menghampiri Erlita. "Kamu kenapa nangis?" tanya John kepada Erlita penasaran
"Pemilik rumah kontrakan ini sudah datang menagih uang kontrakan. Sementara uang di tanganku sudah tidak ada lagi. Uang kemarin yang aku miliki,sudah aku gunakan untuk biaya bersalin dan juga membeli perlengkapan bayi.
"Itu saja masih kurang, Aku menggunakan uang ibu juga yang dibawa dari kampung, dengan Aku berjanji akan ku pulangkan nanti." tampak John berpikir sejenak. "Kamu bilang dulu sama yang punya rumah sabar , Aku akan coba mencari pinjaman kepada teman-temanku."ucap John kepada istrinya yang tampak melihat istrinya sedih. Di sampingnya berbaring tubuh kecil mungil kedua putranya.
Tapi John tak kunjung mendapat pinjaman, hingga akhirnya John memilih untuk menggadaikan BPKB becak bermotornya, agar mendapat pinjaman dari salah satu rentenir yang lokasinya tidak jauh dari rumah kontrakan mereka.
Tapi sayangnya, yang pemilik rumah sudah tidak sabar lagi dan harus meminta mereka segera pindah dari rumah itu. Di usia Putra keduanya yang menginjak 3 minggu, mereka harus segera pindah dari rumah itu. Untung saja pemilik rumah yang mereka dapatkan untuk dikontrak dapat dicicil kembali.
Ini satu pertolongan Tuhan untuk keluarga kecil Erlita dan juga John. Erlita mengembangkan senyumnya mengemas barang-barang milik mereka. Karena mereka akan segera pindah dibantu oleh suaminya. Mereka pun akhirnya pindah Kembali ke lokasi yang tidak jauh dari rumah kontrakan mereka sebelumnya.
"Ya Tuhan terima kasih masih ada orang yang berbaik hati untuk memberikan kami rumah kontrakan, walaupun cara membayarnya menyicil." Doa Erlita dalam hati merasa bersyukur.
John membereskan seluruh barang-barang mereka dan memasukkannya ke dalam rumah kontrakan baru mereka. Di rumah kontrakan inilah akhirnya Erlita memulai usaha kecil-kecilan. Berjualan jajanan anak-anak dan juga kedai kopi.
Karena Erlita sudah memiliki usaha warung kecil-kecilan, kini suaminya kembali berulah. setelah beberapa bulan Putra keduanya lahir, suaminya malah sudah mengenal yang namanya dunia hiburan.
Setiap malam suaminya sudah pulang pagi tapi dengan alasan kepada Erlita dia mencari sewa hingga pagi hari, agar mendapatkan uang belanja. Sesekali John memberikan uang belanja kepada Erlita. Tapi terkadang tidak.
Erlita sama sekali tidak merasa curiga pada saat itu, hingga gosip demi gosip pun terdengar olehnya. Tapi ia pun tidak menutup kemungkinan itu bisa terjadi. Ia memutar otak Bagaimana caranya untuk mengetahui suaminya melakukan hal seperti yang dikatakan orang-orang kepadanya.
Akhirnya ia pun berinisiatif untuk menyelidiki suaminya.
Tengah malam Erlita terbangun, karena kantong kemih yang terasa penuh, ia melihat John sudah pulang dan tidur pulas di sampingnya.
Dengan perlahan Ia turun dari tempat tidur, lantas setengah berlari ke kamar mandi karena hajat yang harus segera dituntaskan.
Saat hendak kembali merebahkan tubuh, sekilas ia melihat ponsel John di atas nakas.
Erlita yang tidak pernah sekalipun memeriksa ponsel suaminya, bahkan saat masih pacaran membuatnya sedikit ragu untuk melanjutkannya.
Tapi rasa penasarannya juga semakin menggebu-gebu memberi dorongan keberanian untuk mencari info perselingkuhan suaminya di sana.
Dan ternyata benar adanya, ada chat dari nomor yang sama sekali tidak dikenal oleh Erlita. Di dalamnya terlihat "Bang ayo kita dugem." chat itu yang terlihat oleh Erlita di dalam layar ponsel suaminya membuat dada Erlita langsung nyesek
Tapi keesokan harinya, setelah Erlita bertanya kepada suaminya. Ia pun mengatakan kalau itu adalah salah satu penumpangnya yang merupakan wanita malam. "Mas Siapa yang selalu mengirim chat ke mas? dan dia mengajak Mas untuk dugem."tanya Erlita penuh selidik kepada suaminya.
"Oh dia itu penumpangku, Dia seorang waiters di salah satu cafe. lumayan loh ongkosnya besar.
"Tapi kok ngajak Mas dugem."
"Iya biasalah, namanya wanita malam bahasanya kan begitu-begitu saja, tapi sebatas itu saja." ucap John meyakinkan Erlita agar Erlita tidak mencurigainya.
Erlita menganggukkan kepalanya. Tapi entah mengapa kata hati terlihat mengatakan kalau suaminya itu bohong. Erlita tidak bisa memaksakan kehendaknya suaminya mengakui siapa wanita itu.
Perubahan sikap mulai terjadi kepada suaminya mendadak romantis dan juga manis. Entahlah Karena untuk menutupi kebohongannya sehingga dirinya memperlakukan Erlita sebaik sekarang ini.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA MORATA YANG BARU TERBIT." PERJUANGAN ABIMAYU."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
lanjut
2023-03-24
0
Dwi Nabila
aduh lagi ada di fase seperti itu
2023-02-17
2