"Mas Kamu dari mana saja kok pulang pagi?"
"Kamu kan, sudah tahu kalau aku narik malam Jadi pulangnya pagi dong. Kalau tidak begini, bagaimana aku ngasih uang belanja untuk kalian. Kalau mencari penumpang di siang hari, terlalu banyak saingan. Jadi jika aku mencari penumpang di siang hari jarang sekali mendapatkan uang sebanyak aku mencari penumpang di malam hari, hingga pagi dini hari seperti ini." ucap John Kurniawan kepada Erlita.
"Tapi mas, bagaimanapun Mas harus menjaga kesehatan Mas, uang tidak segalanya." ucap Erlita menasehati suaminya agar tetap menjaga kesehatannya.
"Iya, kamu tenang saja. Aku akan menjaga kesehatanku. ucap John kepada Erlita yang tampak memperhatikan istrinya.
"Terlihat John dengan telaten menimang putranya yang masih terlihat kecil. Sementara Putra pertamanya sudah mulai bersekolah di sebuah TK swasta yang lokasinya tidak jauh dari rumah kontrakan mereka. Karena jarak antara putra kedua dan pertamanya berjarak 5 tahun.
"Mas, makan dulu. Aku masak daun ubi tumbuk dan ikan teri sambal pasti mas suka kan?"ucap Erlita kepada suaminya dibalas senyuman dari suaminya. Kini putranya sudah mulai tertidur dan Erlita pun membaringkan tubuh putranya di atas tempat tidur sederhana yang mereka miliki.
Erlita, John dan Putra pertamanya Abian kini sudah menikmati menu makanan yang disediakan oleh Erlita dengan segenap hati. Di dalam hati Masih ada mengganjal. Tapi ia enggan bertanya kepada suaminya.
Gosip gosip tetangga kembali terdengar oleh Erlita. Tapi lagi-lagi suaminya berhasil meyakinkannya kalau apa yang dikatakan para tetangganya tidak benar adanya.
Putranya makan dengan lahap, Bagaimana nak makan nasi pakai ikan teri sambal dan daun ubi tumbukan nya enak, tidak? tanya Erlita kepada putranya dibalas anggukkan dari putranya. Kini Putra pertama Erlita sudah semakin mandiri. Tidak perlu tidak perlu disuapi lagi makan.
Putra pertamanya memang sangat mandiri di usianya masih 5 tahun. Dia benar-benar bisa diandalkan oleh Erlita. Jika Erlita sedang sakit putranya lah yang selalu membantu dirinya jika mengambilkan obat ataupun air minum untuknya. Karena suaminya jarang sekali berada di rumah.
Tetesan air mata berlinang di wajah cantik Erlita. Membayangkan betapa perihnya hidupnya saat ini, ingin melacak suaminya Apa benar apa yang dikatakan tetangga. Tapi apa daya, dia tidak mungkin meninggalkan kedua putranya di tengah malam seperti ini.
Karena suaminya setiap malam tidak pernah pulang ke rumah. Jika ia pulang, di pagi hari itu pun sudah pukul 06.00 atau jam 05.00 pagi. Pertanyaan demi pertanyaan timbul di hati Erlita. Membuat dirinya sudah tidak percaya lagi kepada suaminya.
Kini kembali Erlita menyelidiki layar ponsel suaminya. Berharap layar ponsel suaminya tidak terkunci. "syukurlah ucapnya melihat ponsel John yang tidak memakai pola kunci tertentu.
Erlita menelusuri semua isi ponsel suaminya mulai dari pesan daftar nomor yang dihubungi sampai galeri penyimpanan foto dan video.
Keningnya berkerut, saat melihat satu kontak terakhir yang dihubungi oleh suaminya malam ini.
"Laban?"
Terlihat kontak itu yang paling sering Jhon hubungi Hari ini. Bahkan malam ini ada tiga kali panggilan keluar untuknya.
Kembali Ia membuka aplikasi hijau milik suaminya. Matanya membulat saat melihat isi chat nya. Ada satu chat dengan laban yang mungkin lupa dihapusnya.
"Bagaimana mungkin Mas John panggil sayang ke laban? apa dia nggak normal? atau jangan-jangan ini hanya nama samaran?" gumamnya sambil melirik sekilas ke arah John yang tertidur pulas di atas ranjang sederhana yang selama ini Meraka tempati.
Segera ia kirim nomor itu ke Cha pribadinya. dan tak lupa menghapus kembali. Agar tidak ada riwayat pesan ditemukan. Ia meletakkan ponsel itu ke atas nakas. lalu merebahkan kembali tubuhnya di samping Jhon.
"Mas, Aku minta uang belanja dong. beras sabun dan bahan-bahan makanan sudah tidak ada lagi."ucap Erlita kepada suaminya. Terlihat suaminya merogoh dompet yang ada di saku celananya lalu memberikan beberapa lembar Uang pecahan dua puluh ribu dan sepuluh ribu kepada istrinya dengan berjumlah tujuh puluh ribuan.
Erlita menghela nafas. Ia sudah memberitahu kalau beras di rumah sudah tidak ada. Bahkan gas juga sudah tidak ada lagi. Tapi suaminya memberikan uang hanya tujuh puluh ribu saja. Mau tidak mau Erlita harus membagi bagi uang itu agar cukup untuk biaya mereka hari ini.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Hanya itu yang aku dapatkan malam ini." ucap John kepada Erlita. Erlita menggeleng lalu berpamitan kepada suaminya untuk pergi ke pasar yang lokasinya tidak jauh dari rumah kontrakan mereka.
"Ya, Erlita selalu sering belanja di pasar, karena menurutnya pasar itu lebih murah dibandingkan di warung kelontong yang berada di samping rumahnya. Lumayan perbedaan rupiah sedikit saja bagi Erlita. Hingga ia rela pun berjalan kaki pergi ke pasar tradisional yang jaraknya sekitar lima ratus meter. Dari rumah kontrakannya.
"Kenapa sesak melihat uang yang diberikan oleh suaminya? sedangkan ia sendiri tahu berapa uang yang berada di dompet suaminya. Karena sebelumnya dengan tidak sengaja Erlita menemukan dompet suaminya dan sempat membuka dompet itu. Dan pendapatan suaminya hari ini lumayan. Yang entah itu uang hasil dari becak bermotornya atau dari mana saja. Dia sama sekali tidak mengetahuinya.
"Kamu harus berhemat-hemat jangan boros." ucap John kepada istrinya yang tampak melihat istrinya tidak bersemangat melangkahkan kaki keluar dari rumah menuju pasar tradisional.
"Hemat katamu! sedangkan kau saja bisa hampir setiap hari joget-joget dan minum-minuman miras di cafe remang-remang itu." gumam Erlita dalam hati.
Hanya helaan nafas yang ia jadikan jawaban. sambil mengambil nafkah yang diberikan oleh suaminya itu. Melihat istrinya cemberut, tiba-tiba John berdiri dengan kedua tangannya memegang pundak istrinya.
"Kamu sabar. sabar ya sayang,Nanti kalau aku sudah dapat uang yang banyak, kamu pasti kuberi jatah yang lebih banyak." ucapnya lalu memberikan kecupan di pucuk kepala Erlita. Sebelum ia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur di samping putranya.
"Sabar, ya sabar ,ya sabar gundul mu dasar tukang selingkuh. Tunggu saja, aku bongkar semua tingkat kotor mu itu, biar semua orang tahu." gerutu Erlita sambil melangkah masuk ke dapur.
Erlita pergi ke pasar lalu membeli bahan makanan yang bisa diolah. Yang pasti secukupnya uang yang diberikan oleh John kepadanya. setelah Erlita pulang dari pasar tradisional itu, ia pun memasak bahan makanan yang ia beli sebelumnya.
Satu jam berkutat di dapur, akhirnya Erlita menyelesaikan ritual masaknya. Terlihat John terbangun dari tidurnya. Mungkin karena dirinya lapar, ia menghampiri Erlita yang sedang sibuk mencuci pakaian setelah selesai memasak menu makanan untuk mereka.
"Kamu masak apa?" tanya John kepada Erlita yang lagi menjemur pakaian yang baru ia cuc.i
"Masak tumis kangkung dan ikan goreng sambal Mas." sahut Erlita sambil mengembangkan senyumnya
"Sesekali masak daging dong, udang atau apalah itu. Yang mengunggah seleraku makan." ucap John tanpa berpikir berapa uang yang ia berikan kepada istrinya. Erlita menggelengkan kepalanya. lalu menatap suaminya dengan Tatapan yang sulit diartikan.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA MORATA YANG BARU TERBIT." PERJUANGAN ABIMAYU."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Black Moon
Kasih daging tikuslah 😁
2023-05-08
1
վմղíα | HV💕
sudah miskin selingkuh lagi😄😄
2023-03-25
0
Tri Soen
Kasih uang belanja aja pelit ke istri nya ...bisa2 nya ya minta daging atau udang ...
2023-03-17
0