Kring....
Kring....
Suara Deringan ponsel milik Erlita terdengar jelas di telinganya. Ia melihat di layar ponselnya, kalau salah satu rekan kerjanya dulu menghubungi dirinya.
Erlita menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya. Agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Pian.
"Hallo selamat pagi Pian, Ada apa kau menghubungiku pagi-pagi begini? tanya Erlita kepada Pian di dalam sambungan telepon selulernya.
"Apa kau sedang sibuk?
"Tidak aku baru saja selesai mencuci pakaian, Memangnya ada apa?
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan kepada kamu. Tapi tidak bisa di dalam sambungan telepon. Apa kau sekarang berada di rumah?" tanya Pian penuh selidik.
Pian merupakan salah satu rekan kerja Erlita, saat Erlita masih bekerja di perusahaan. Dia memiliki empati terhadap Erlita. Karena dirinya mengetahui rahasia suaminya Erlita selama ini. Tetapi ia enggan untuk memberitahu kepada Erlita.
"Kau di rumah sekarang?" tanya Pian
"Ya, aku di rumah kalau pagi-pagi begini. Terus gimana lagi, aku sudah tidak bisa pergi kemana-mana. Apalagi anakku sudah dua.'
"Kalau suami kamu di rumah tidak?"
"Tidak, dia sudah pergi baru saja.
"Nanti setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah kamu ya."
"Memangnya ada apa?" tanya Erlita penasaran
"Tidak apa-apa, aku ingin bertemu dengan kamu dan sekaligus ada sesuatu yang akan aku berikan kepada Putra kamu, karena kemarin saat kamu melakukan persalinan aku tidak bisa menjenguk mu di rumah sakit. Kamu tahu sendiri kan, kalau aku tidak bisa cuti. saat itu Bos lagi tidak bisa diajak kompromi." ucap Pian di dalam sambungan telepon selulernya.
"Ya sudah deh, kamu datang saja. Tapi sayangnya di rumahku tidak ada apa-apa. Kamu tahu sendiri rumah kontrakanku pun kecil dan masih gubuk." sahut Erlita.
"Aku tidak pernah mempermasalahkan Kamu tinggal di mana. Aku ingin mengetahui kabar kamu saja itu sudah cukup.
"Ya sudah, kalau begitu aku tutup dulu teleponnya. Karena aku harus lanjut bekerja lagi.
"Iya, terima kasih kau sudah menyempatkan diri untuk menghubungiku dan bertanya kabarku. Sampaikan salamku kepada bos ya." ucap Erlita.
"Iya, akan ku sampaikan. Tapi sepertinya bos juga menitipkan sesuatu kepada kamu. Karena aku mengatakan kalau aku ingin ke rumah kamu. Jadi bos tidak sempat datang ke rumahmu, ada pekerjaan penting yang harus dia kerjakan saat ini. Lagian Bos esok hari akan segera berangkat ke Kalimantan. karena ada keluarga bos yang berduka di sana." ucap Pian
Setelah selesai berbicara kepada Erlita, Pian memutuskan sambungan telepon selulernya. Sejujurnya ia khawatir antara ingin memberitahu hal yang sebenarnya, atau tidak kepada Erlita. Jika dirinya memberitahu, maka tidak menutup kemungkinan hati Erlita akan hancur sehancur-hancurnya. Tapi jika dirinya tidak memberitahu, bisa jadi John akan semakin menjadi.
Bagai dilema. diberitahu salah, Tidak diberitahu juga salah. Ia tidak tega sahabat baik dibohongi oleh suaminya. "Kau benar-benar tega Jhon menghianati cinta istrimu yang sudah rela berkorban untukmu. Tapi kalau masih sebatas ini, aku masih bisa membiarkanmu begitu. Aku akan tetap pantau Apa yang kamu lakukan di luar sana. Aku tidak terima sahabat baik ku dikhianati.
Sore hari telah tiba. Jam pulang kerja Pian pun sudah selesai. Kini Pian Ingin segera menghampiri Erlita yang sedang berada di rumah kontrakannya.
Setelah tiba di rumah kontrakan Erlita. yang kebetulan Erlita memiliki warung kecil di rumah kontrakannya. Pian memberi salam lalu memberikan buah tangannya untuk anak Erlita, dia mendudukkan bokongnya di warung Erlita.
Pian menarik nafas dalam dalam, lantas menatap Erlita."Suami kamu sudah pulang? Tanya Pian kepada Erlita.
"Belum, Paling dia pulang larut malam atau tidak pulang pagi. Karena dia sering sekali mencari penumpang di malam hari."sahut Erlita.
"Aku memiliki penawaran untuk suami kamu. di kantor sepupuku ada lowongan kerja. Jika dia mau. Pekerjaannya ringan Kok. Tidak terlalu menguras tenaga. Lagian cukup hanya empat jam kerja saja dalam satu hari. Gajinya juga lumayan." ucap Pian kepada Erlita.
"Kamu serius Pian?
"Aku tidak mungkin bohong kepadamu. Aku tahu kau sekarang lagi kesulitan ekonomi. Perkembangan zaman sekarang sudah semakin berkembang. Untuk penumpang becak bermotor, semua beralih ke ojek online. dan juga taksi online. Karena harga yang mereka tawarkan lebih murah.
Jika suami kamu mau, aku bisa membawanya bertemu dengan kakak sepupu Ku." ucap Pian menawarkan lowongan kerja untuk suami Erlita. Karena ia sangat mengetahui kondisi Erlita yang sebenarnya saat ini. Memiliki anak dua pastilah tidak cukup hanya satu orang yang kerja. Apalagi Hanya bekerja sebagai tukang becak bermotor, persaingan transportasi sekarang ini.
Erlita meraih ponsel yang ada di atas meja. mencoba untuk menghubungi suaminya mumpung masih sore hari.
Kring ....
Kring ....
Kring.....
Suara deringan ponsel milik John terdengar jelas di telinganya. Ia melihat di layar ponselnya kalau nomor ponsel Erlita istrinya yang menghubungi dirinya. Tapi ia indahkan begitu saja, karena ia terlalu asik bermain judi di salah satu warung yang lokasinya lumayan jauh dari rumah kontrakan Erlita.
Erlita sama sekali tidak mengetahui apa yang dilakukan suami di luar. Ia terus mencoba percaya kepada suaminya. Walaupun rasa curiga di hatinya terbesit. Tapi lagi-lagi suaminya terus bisa meyakinkan dirinya.
"Suamiku tidak mengangkat sambungan telepon selulernya. Aku akan memberitahunya nanti, kalau dia setuju aku akan langsung menghubungimu." ucap Erlita sambil menyuguhkan segelas teh manis untuk Pian.
Pian menatap Erlita dalam-dalam. Seperti ada sesuatu yang ingin disampaikannya. Tapi ia tidak sanggup untuk memberitahu Erlita. Apa yang dilakukan oleh John di luar sana. Ia sengaja menawarkan pekerjaan itu kepada John. Berharap John tidak memiliki alasan untuk keluar malam ke cafe remang-remang yang di sana juga kita tahu apa saja bisa terjadi.
"Kalau begitu aku pamit dulu. Tolong sampaikan kepada suami kamu, mumpung Ada kesempatan ya." ucap Pian kepada Erlita dibalas anggukan dari Erlita.
Pian berlalu dari rumah kontrakan yang selama ini ditempati oleh Erlita dan suaminya. Sepeninggalan Pian, Erlita mencoba menghubungi nomor ponsel suaminya. Tapi ketika ia menghubunginya John tak kunjung mengangkat.
Lagi lagi malam ini John tidak pulang ke rumah. Hati Erlita sangat gelisah tidak tahu berbicara mulai dari mana. Nyesek di dada, tapi tidak mampu berkata apa-apa. ingin rasanya meninggalkan suaminya. Dan membawa putranya. Tapi ia tidak sanggup melakukannya. Ia berpikir keras, karena ia berjanji kepada kedua orang tuanya untuk tetap mempertahankan rumah tangga walaupun apa yang terjadi, saat pesta pernikahan mereka berlangsung.
Erlita juga tidak ingin mengecewakan kedua orang tua dan keluarga lainnya. Mau tidak mau Erlita harus tetap menjalani hari-harinya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA MORATA YANG BARU TERBIT." PERJUANGAN ABIMAYU."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Black Moon
Ko kaya lagi bercermin, ya 😉
2023-05-08
0
վմղíα | HV💕
KK suka cerita mu, nih KK kasih 20 hadiah, mampir juga kererita KK ya
2023-03-25
1