Suara teriakan warga, ringkikan kuda dan suara beberapa warga yang tertawa terdengar begitu cepat di telinga Daya. Ketakutan menyelimuti hati dan pikirannya, Daya tak sanggup untuk berkata maupun untuk menggerakkan anggota tubuhnya. Badannya kaku, pikirannya dipenuhi ketakutan dan kejadian buruk yang akan ia rasakan.
Namun tidak ada yang bisa Daya lakukan kecuali pingsan. Kuda sudah berada tepat di atas kepala Daya dan bersiap untuk menghujam kepalanya. Mengetahui hal itu pendekar dengan sigap menenangkan kudanya dan mengarahkan tali kekang agar tidak mengenai kepala Daya. Beruntung dikarenakan kesigapan para pendekar, Daya terselamatkan dari bahaya dan kematian.
Mengetahui hal tersebut, pendekar Anthony marah dan membentak para penduduk sembari berkata,
"Siapa yang mendorong bocah ini huh ...!?"
Para penduduk yang teriak terdiam mendengar hal itu, begitu pula para penduduk yang tertawa saat melihat Daya yang jatuh.
Abercio tidak berkata apapun kecuali turun dari kudanya lalu membopong badan Daya naik ke atas kudanya.
"Ku hitung sampai tiga, kalau tidak ada yang mengaku habis kalian ku buat ...!
"Satu ... dua ..., " ancam Anthony.
Mendengar hal tersebut, warga yang menendang Daya mulai ketakutan, detak jantungnya berpacu sangat kencang, keringatnya bercucuran membasahi badan dan pikiran. Dikarenakan takut dan berpikir bahwa pendekar tidak akan mengetahui siapa dalangnya, pelaku diam-diam mundur dengan niatan untuk kabur.
Tanpa diduga, Anthony mengangkat tangan kanannya dan terlihat cahaya berwarna putih keluar dari celah jarinya.
Tanpa diduga, secara tiba-tiba genggaman tangan Anthony terdapat pelaku dalam keadaan tercekik.
"Akhhh apkha yakng terjkadi ...? " suara pelaku yang kaget dan terbata-bata dikarenakan secara mendadak berada di gengaman Anthony.
"Kau akan menuai apa yang kau tanam!" ucap Anthony dengan nasa serius dan menakutkan.
"Tikhdak ... Tholokng amokhuni sakya tuakn Athkony, sauka menykesal," pinta pelaku dengan suara yang terbata-bata.
"Lebih bagus kau diam! jika kau banyak berbicara kau akan mati dalam perjalanan!" tegas Anthony dengan tangan yang menggenggam leher pelaku.
Para penduduk yang melihat hal itu gembira dikarenakan pelakunya sudah tertangkap. Ketiga pendekar itu lalu menjalankan kudanya kembali untuk melanjutkan perjalanannya. Pelaku masih berada dalam cekikan Anthony dan Daya berada di atas kuda Abercio dibawa pendekar entah kemana. Dikarenakan pendekar yang akan memulai perjalanan lagi, para penduduk kembali berteriak untuk menyampaikan selamat datang. Namun bedanya, disela ucapan mereka terdapat pula ucapan yang menyindir si pelaku.
"Selamat datang pendekar, bunuh saja pelaku itu!" ucap seorang lelaki dari kejauhan.
"Iya, bakar saja!" timpal seorang wanita.
Suasana kota dipenuhi rasa senang, takut dan lega ketika melihat pendekar datang melewati desanya. Saat sekiranya para pendekar sudah jauh, warga mulai berbicara satu sama lain.
Warga A : "Untung saja para pendekar itu mengetahui siapa dalangnya, jika tidak mungkin kita semua akan dibinasakan seperti tragedi Morway!"
Warga B : "Hihh, jangan sampai kejadian lah,"
Warga C : "Lagi pula kenapa dia melakukan hal itu di depan pendekar, cari mati orang sepertinya!"
Warga D : "Sudahlah yang berlaku biarlah berlaku, mari kembali bekerja."
Para warga pun kembali keaktifitasnya, suasana desa yang awalnya meriah kembali seperti semula. Warga desa sangat hormat dan takut kepada beberapa pendekar dengan Tier Quintus ke atas, karna tier itu adalah tier yang menakutkan. Dimana mereka harus mengalahkan monster buas dan mengalahkan pendekar lain untuk dapat naik ke tier berikutnya.
Kembali ke pendekar yang sedang dalam perjalanan.
Alardo : "Apa yang yang akan kau lakukan pada manusia yang berada di tangan kau itu Anthony?"
Anthony : "Kita akan mengetahuinya setelah kita sampai di pondok."
Alardo : "Apa yang akan kau lakukan dengan bocah itu Abercio?"
Abercio tidak mengatakan apa apa kecuali mengangkat kedua bahunya.
Alardo : "Cih ... kalian ini selalu saja ingin jadi pahlawan, aku sudah tidak ingin melakukan itu lagi!"
Anthony : "Kita memang pahlawan bukan?"
Alardo : "Benar, tetapi tugas kita adalah mengalahkan monster, bukan malah jadi pahlawan bagi para warga, kau tau itu kan? Jika kau ingin menjadi pahlawan warga, setidaknya buatlah tier kita menjadi Sextus!"
Abercio : "Diam kalian, cepat atau lambat kita akan menaikan tier kita menjadi Sextus."
Meraka bertiga akhirnya diam, setelah beberapa menit, sampailah para pendekar di sebuah pondok. Pondok yang sangat hijau, membuat siapa pun akan tenang ketika berada ditempat itu. Suasana yang rindang dan terdengar suara sungai mengalir di area belakang.
Para pendekar lantas menaruh kuda di tempat yang telah disediakan lalu turun dari kudanya.
Dari kejauhan tampak seorang anak muda dan lelaki kekar mendekati para pendekar.
"Selamat datang di pondok kami para pendekar, perkenalkan nama saya Ben Myers dan ini adalah Carlos," ucap Ben sembari mengenalkan pria kekar di sampingnya yang bernama Carlos.
"Seperti nya anda membawa seseorang di tangan anda, apa yang anda ingin lakukan padanya tuan?" tanya Ben kepada Anthony dan Abercio.
Anthony lantas memberikan pelaku dan Daya kepada Carlos sambil berkata.
"Taruh orang ini dan ikat di gudang -menunjuk pelaku- dan taruh bocah ini -menunjuk Daya- ke kamarnya, kami yang akan membayar uang makan dan kamar nya,"
"Kami? Kau aja kali aku enggak," ucap Alardo sinis sembari meninggalkan mereka berempat dan masuk kedalam pondok.
"Lupakan dia, buatkan empat kamar, tiga untuk kami atas nama Anthony, Abercio dan Alardo lalu satu untuk bocah ini. Kami akan menginap selama satu hari!" perintah Anthony.
"Baik tuan, kami akan menyiapkannya segera," ucap Ben lalu meninggalkan Mereka berdua.
"Marilah masuk Abercio, kita istirahat!" pinta Anthony kepada Abercio.
Abercio menggelengkan kepalanya lalu berkata,
"Duluan saja nanti aku akan menyusul, masih ada yang harus aku lakukan. Jangan lupa urus si Alardo!"
"Baiklah," ucap Anthony sembari menganggukkan kepalanya lalu beranjak pergi.
Anthony masuk kedalam pondok melalui pintu depan, ketika masuk, Anthony melihat beberapa pendekar di halaman pondok. Ada yang sedang istirahat di bawah rindangnya pohon, ada yang melihat kolam berisikan ikan dan ada pula pendekar yang sedang berlatih. Anthony kembali masuk kedalam pintu yang lumayan besar, lalu Anthony melihat ada Ben dan seorang pria tua di sampingnya.
"Ah, Tony selamat datang kembali di pondokku ini," sambut seorang pria tua.
"Ah ... selamat siang tuan," ucap Anthony ramah.
"Tony, bocah yang kau suruh buatkan kamar sudah berada di kamar nomor 70. Kamar untukmu berada di nomor 67. Abercio dan Alardo berada di nomor 68 dan 69, ini kunci kamarmu," ucap pria tua sembari memberikan kunci dengan nomor 67 di gagangnya.
"Terima kasih, omong omong apakan salah satu teman saya sudah masuk ke kamarnya?" tanya Anthony sembari menerima kunci dari pak tua.
"Yap, si Alardo. Dia berada di kamar nomor 69, hanya Abercio yang belum mengambil kuncinya," jawab pak tua.
"Baiklah, Abercio mungkin akan datang sesaat lagi," ucap Anthony lalu beranjak pergi.
Daya masih dalam keadaan pingsan, berada di atas kasur yang empuk membuat pingsannya bagaikan tidur yang indah. Sudah lama Daya tidak merasakan empuknya kasur, selama tinggal di gubuk, Daya selalu tidur beralaskan papan. Membuat tidurnya tidak nyenyak dan badannya sakit. Tapi sekarang Daya dapat merasakan indahnya tidur dengan kasur, indahnya tidur tanpa harus memikirkan panasnya matahari dan dinginnya malam.
Setiap detik kan berlalu, setiap menit kan beranjak dan setiap jam akan dilalui. Tak terasa suasana sudah sore, Daya terbangun karena suara ketukan pintu yang menggangunya.
tok tok tok tok Tok Tok Tok Tok TOk TOk TOK TOK.
Suara seseorang mengetuk pintu yang semakin lama terdengar semakin kuat. Daya membuka matanya lalu melihat ke arah suara berasal, lalu melihat ke arah sekeliling nya. Terdapat kasur tempat ia tidur, terdapat jam yang menunjukkan pukul 15:46 lalu terdapat simbol yang ia yakini sebagai simbol negara Green Dragon di atas perapian.
'Image made by me using Application Of Canva.'
Daya beranjak dari tempat tidur lalu pergi ke arah pintu dan membukanya, berapa terkejutnya Daya melihat orang yang berada di depannya itu, ternyata dia adalah...
\=\=♡\=\=
To Be Continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nur Halima
nama2 tokohnya seperti sangat asking... terkesan gak nyambung... jujur alur ceitanya sudah bags...
2020-07-31
2
anthony w
bagus ceritanya Kak...
mampir dicerita aku juga ya thor
judulnya 'Rion; story of a boy'
terimakasih
2020-07-19
1
ERBE
menarik juga ceritanya Thor,
2020-07-18
0