Bab 20. Kenangan Pahit

Saat akan keluar dari rumah Ayu bu guru menemukan Teguh sudah ada di depan rumahnya. Teguh agak terkejut dengan adanya bu guru di rumahnya. Lebih terkejut lagi setelah mendengar cerita bu guru jika Ayu demam. Teguh bergegas masuk ke dalam rumah.

"Tadi Ayu bilang jika bapaknya akan pulang sebelum maghrib.." Ucap bu guru yang melihat jelas raut kekhawatiran dalam diri Teguh.

"Iya bu. Biasanya saya memang pulang jam segitu. Tapi, tadi kerjaan sudah beres. Saya diijinkan pulang." Terang Teguh.

Bu guru lantas meminta ijin pulang. Teguh bergerak menuju dapur, membuat teh hangat serta bubur nasi untuk Ayu. Dia menghembuskan nafas berat. Ternyata ini yang membuatnya tidak fokus bekerja seharian tadi.

Yang sebenarnya adalah, Teguh meminta ijin pulang lebih awal karena pikirannya selalu tertuju pada Ayu. Dan benar saja, anaknya itu sekarang sedang sakit.

Bukan makanan mewah, hanya bubur nasi dengan teh hangat yang Teguh siapkan untuk makan Ayu saat Ayu bangun nanti. Untuk orang lain membuat bubur nasi di penanak nasi listrik atau mejikom akan sangat mudah dan praktis dilakukan. Tapi, bagi seorang Teguh yang bahkan kompor gas saja tak punya, dia harus sabar menunggu nasi yang dia masak berubah jadi bubur. Harus memastikan jika api dari kayu bakar tidak terlalu besar yang akan membuat buburnya gosong dalam panci.

Semua selesai, Teguh memastikan jika api dalam tungku sudah padam. Akan sangat berbahaya jika membiarkan api atau bara masih menyala.

"Bapak udah pulang, kok Ayu enggak tahu..." Ternyata Ayu sudah bangun. Dia duduk bersila di bangku.

"Sudah Yu, baru saja." Teguh menyentuh kening Ayu. Masih terasa sedikit panas, bibir Ayu juga terlihat kering.

"Sini bapak suapi.." Suara Teguh bergetar.

"Bapak jangan nangis.. Ayu enggak apa-apa kok."

Mungkin Ayu tidak tahu jika saat ini sekuat hati Teguh tidak menjatuhkan air matanya. Ayu terlihat pucat, badannya kecil bisa dikatakan kurus. Saat melihat anaknya tidur meringkuk di kursi panjang itu membuat hatinya teriris. Seandainya tadi dia tidak nekat pulang, bagaimana keadaan Ayu? Di rumah sendirian, badan sakit, dan meringkuk seperti tadi tanpa ada yang menemani.. Buru-buru Teguh mengusap netranya yang mengembun. Dia tak ingin Ayu melihatnya menangis.

"Sesuap lagi ya.." Bujuk Teguh. Dan akhirnya bubur nasi buatannya hanya tersisa sedikit. Hanya bubur nasi biasa yang di beri sedikit garam agar tidak terasa hambar. Tapi, dibalik rasa yang biasa saja dari bubur itu terdapat kasih sayang Teguh untuk Ayu yang tersalur lewat tiap suapan.

Teguh mengambil jaket untuk Ayu. Saat akan memakai jaket sendiri, Ayu kesulitan karena nyeri pada lengannya. Teguh merasa ada sesuatu yang Ayu tutup-tutupi.

"Yu.. Ini tanganmu kenapa?" Kaget. Sepintas Teguh bahkan berpikir hal yang tidak tidak. Dulu, Nur juga sering mengalami lebam membiru di bagian tertentu tubuhnya. Demam, serta sering mimisan membuat Nur makin lemah setiap hari.

Teguh menggeleng cepat. "Ayu bilang sama bapak ini kenapa nduk? Ya Allah..." Teguh makin khawatir mengingat penyakit Nur bisa saja menurun kepada anaknya.

"Pak.. Kalau Ayu cerita bapak jangan marah ya pak.." Teguh langsung berjongkok di hadapan Ayu. Memeluk kepala anaknya, dia sangat takut saat ini. Perasaan kehilangan orang yang dia cintai kini muncul lagi. Teguh sudah sesak hanya dengan memikirkan semua itu.

"Bapak dengerin.. Cerita nduk, bapak enggak akan marah.."

"Pak.. Tangan Ayu sakit karena.. karena dicubit bu Vera..." Pelan tapi masih bisa tertangkap oleh indera pendengaran Teguh. Matanya membulat seketika.

"Kenapa dia nyubit kamu?" Sorot mata itu berubah. Ada kemarahan di sana.

"Pak.." Panggil Ayu memelas saat Teguh berjalan ke luar rumah. Sudah bisa dipastikan dia akan menuju ke rumah Vera.

Cukup sudah. Cukup sudah Teguh menahan diri selama ini, jika hanya dia saja yang mendapat perlakuan tak mengenakkan dari Vera, dia masih bisa terima. Tapi, sekarang Vera sudah berlebihan.

"Assalamu'alaikum!" Suara berat itu membuat si pemilik rumah keluar dari dalam sana.

"Wa'ala.. Idiiiieh ngapain kamu ke sini?? Mau minta sumbangan? Mau ngadu beras di rumahmu abis? Mau ngutang?" Vera mencibir. Melipat kedua tangannya di dada.

"Jangan lagi kamu berbuat kasar sama anakku! Kalau sampai itu terjadi, bukan hanya di sini.. Di mimpi sekalipun kamu akan menyesal sudah berurusan denganku!" Tangan kiri Teguh meninju pintu rumah Vera yang terbuka sempurna. Membuat Vera berlonjak kaget.

Tatapan tajam, suara berat, serta pandangan mengintimidasi itu ternyata berhasil membuat Vera diam di tempat. Dia tergugup, bahkan sampai lupa ingin mengucapkan apa.

Teguh melangkah kembali ke rumah, sebelum itu dia berbalik lagi menatap Vera yang masih terpaku di ujung pintu. Sorot mata tak bersahabat Teguh berikan pada Vera.

Vera mengatur nafas. Berusaha menghilangkan kegugupan serta ketakutan yang muncul bersamaan.

'Ayu.. Bocah sial_an itu udah bikin aku dua kali kena labrak orang hari ini! Emang buah tak kan jatuh jauh dari pohonnya, kalau pun jatuhnya jauh itu pasti karena ada yang ingin mengambilnya!'

Duduk di dalam ruang tamu.. Vera masih bisa mengingat kenangan pahit sepuluh tahun lalu. Kenangan yang membuat dirinya sangat membenci Nur serta Teguh sampai di titik paling rendah. Kalau bisa dia bahkan ingin menghapus kenangan itu. Tapi, semakin ingin dilupakan ingatan masa lalu itu justru semakin jelas berputar di kepalanya. Mengikis sisi baik seorang Vera dan menciptakan Vera dengan sifat yang dikenal angkuh seperti sekarang ini.

______

"Ver.. Aku mau merantau.." Ucap lelaki yang sekarang melepas pegangan tangan Vera pada tangannya.

"Merantau? Kenapa mas? Kamu mau ninggalin aku?" Vera.. Dia menatap dengan tatapan mengiba.

"Maaf Ver, tapi.. hubungan kita memang enggak bisa diterusin. Kamu udah menerima perjodohan dari orang tuamu. Kamu sendiri bahkan yang meminta pernikahanmu dipercepat. Lalu kamu anggap aku ini apa? Bodoh kalau kamu menyuruhku menjalin hubungan denganmu yang jelas-jelas sudah menerima pinangan lelaki lain. Atau kamu memang berpikir aku sebodoh itu?" Ucap lelaki yang akan melangkah pergi menjauh itu.

"Maaass... Aku sayangnya sama kamu. Aku lakuin ini agar kita bisa hidup enak nanti. Kamu tahu mas, bandot tua yang papah jodohkan kepadaku itu penyakitan! Paling nikah satu dua bulan juga udah wassalam. Dan.. dan kita bisa sama-sama lagi.. Mas dia kaya mas, kita bisa hidup tanpa susah payah nanti setelah dia enggak ada."

Lekaki itu menatap tak percaya dengan apa yang Vera ucapkan.

"Jadi karena harta? Ver.. Maaf.. Sebelumnya aku masih mikir-mikir mau ninggalin kamu, tapi setelah kamu ngomong kayak gitu tadi justru membuatku yakin. Yakin untuk pergi dari kehidupanmu."

Vera menangis. Apa yang salah? Dia sudah berkorban habis-habisan untuk cintanya. Vera bahkan rela menikah dengan pria tua yang mungkin tak akan lama akan mendapat gelar almarhum di depan namanya.

Hatinya remuk saat lelakinya tak menoleh sedikitpun meski berkali-kali dia meneriakkan namanya. Apa yang salah? Dia yang berkorban dan dia juga yang ditinggalkan?

"Baiklah mas.. Mas boleh pergi tapi, ingat suatu hari nanti saat mas menyesal.. Saat mas butuh aku lagi di sisimu... Aku mungkin tak akan mau kembali lagi sama kamu." Tantang Vera. Dia tahu lelakinya itu sangat mencintainya, tak mungkin dia sanggup kehilangan Vera untuk selamanya. Saat ini mungkin dia hanya marah, lihat saja.. gertakan itu pasti ampuh membuat lelakinya kembali mengemis cintanya.

"Aku pastikan hari itu tidak akan pernah datang." Dengan sorot mata dingin dan muka datar dia melontarkan kalimat yang membuat hati Vera perih.

Beberapa bulan berlalu, Vera benar-benar menikah dengan lelaki yang dijodohkan orang tuanya untuknya. Tapi, hal yang dia prediksikan meleset. Suaminya yang dulu sakit-sakitan malah terlihat makin sehat setelah menikah dengannya. Rasa marah, kecewa, benci menumpuk jadi satu.

Apalagi setelah tahu lelakinya pulang ke desa mereka dengan calon istrinya. Calon istri yang dia kenal sebagai temannya. Teman yang sering menampung segala keluh kesahnya kini akan bersanding manis di pelaminan bersama lelakinya..

Apakah sebutan lelakinya itu masih pantas dia sematkan untuk lelaki itu? Lelaki yang bahkan tak memandangnya sama sekali.

Vera benci dua orang yang tersenyum bahagia itu! Demi apapun Vera ingin menjambak rambut pengantin perempuan itu pergi meninggalkan pelaminan. Demi apapun Vera ingin berteriak jika dia tidak rela lelakinya menikah dengan perempuan sok alim itu!

Lelakinya.. Teguh Prastyo.

Terpopuler

Comments

UmmuShafira

UmmuShafira

kenapa banyak banget sih bawangnya Thor😭😭

2024-06-10

1

maya ummu ihsan

maya ummu ihsan

ealahhhh.... mantan toh....

2024-04-18

0

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

owh begitu ceritanya mbak Vera🤔🤭

2023-11-04

18

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kaos Kaki
2 Bab 2. Ibu
3 Bab 3. Ingatan Tentang Nur
4 Bab 4. Nur
5 Bab 5. Selamat Tinggal
6 Bab 6. Menikah Lagi?
7 Bab 7. Bekal Sekolah
8 Bab 8. Curhat Teman
9 Bab 9. Bahagia yang Sederhana
10 Bab 10. Ditagih Hutang
11 Bab 11. Ingin Membantu Bapak
12 Bab 12. Dighibah
13 Bab 13. Kebingungan Teguh
14 Bab 14. Dituduh Mencuri
15 Bab 15. Bertemu Orang Baik
16 Bab 16. Tetangga yang Lucu
17 Bab 17. Hari Pertama Kerja
18 Bab 18. Takut Padanya
19 Bab 19. Teguran Bu Guru
20 Bab 20. Kenangan Pahit
21 Bab 21. Alamat Palsu?
22 Bab 22. Kancing Baju
23 Bab 23. Bumbu Asin
24 Bab 24. Kebaikan Ervin
25 Bab 25. Berkabung
26 Bab 26. Begitu Syulit
27 Bab 27. Aksi Janda Depan Rumah
28 Bab 28. Sedihnya Hati
29 Bab 29. Sepatu Baru
30 Bab 30. Pendekatan
31 Bab 31. Pentas Seni
32 Bab 32. Terimakasih
33 Bab 33. Jagung Bakar
34 Bab 34. Ungkapan Hati
35 Bab 35. Cerita Teguh
36 Bab 36. Masalah Ervin
37 Bab 37. Rencana Vera
38 Bab 38. Masih Rencana Vera
39 Bab 39. Perintah Orang Tua
40 Bab 40. Bertemu Calon Suami
41 Bab 41. Cerita Ervin
42 Bab 42. Pertunangan
43 Bab 43. Dinda dan Ayu
44 Bab 44. Ulah Calon Pasutri
45 Bab 45. Hujan
46 Bab 46. Sabar
47 Bab 47. Efek Kehujanan
48 Bab 48. Bertemu Lagi
49 Bab 49. Persiapan Pernikahan
50 Bab 50. Selesai Sebelum Memulai
51 Bab 51. Batal
52 Bab 52. Kompor
53 Bab 53. Menikah
54 Bab 54. Terkacangi
55 Bab 55. Pacar Baru
56 Bab 56. Puber kedua
57 Bab 57. Kebersamaan Singkat
58 Bab 58. Puisi Ayu
59 Bab 59. Bertengkar
60 Bab 60. Resign
61 Bab 61. Pemimpin Baru
62 Bab 62. Kesalahan
63 Bab 63. Tinggal Bersama
64 Bab 64. Pergi
65 Bab 65. Kehilangan
66 Bab 66. Kejutan
67 Bab 67. Perubahan sikap
68 Bab 68. Beberapa Tahun Kemudian
69 Bab 69. Seperti Reuni
70 Bab 70. Berisik setiap hari
71 Bab 71. Iri?
72 Bab 72. Nasehat untuk Dinda
73 Bab 73. Gadis Istimewa
74 Bab 74. Sakit
75 Bab 75. Gangguan
76 Bab 76. Bukan Buta Biasa
77 Bab 77. Hanya mengimbangi ucapanmu
78 Bab 78. Kunjungan Teman
79 Bab 79. Belum Berubah
80 Bab 80. Nasi Bungkus
81 Bab 81. Kecelakaan
82 Bab 82. Target buruan
83 Bab 83. Selamat Jalan Kawan
84 Bab 84. Kesedihan Shopiah
85 Bab 85. Berusaha mengungkap fakta
86 Bab 86. Calon Pesakitan
87 Bab 87. Gundah
88 Bab 88. Haruskah Pergi?
89 Bab 89. Liburan Berakhir Kengerian
90 Bab 90. Kembali ke RS
91 Bab 91. Penyemangat
92 Bab 92. Pergi
93 Bab 93. Cahaya Untuk mu
94 Bab 94. Kenyataan
95 Bab 95. Tangisan
96 Bab 96. Lulus
97 Bab 97. Kesepian
98 Bab 98. Masih ada rasa?
99 Bab 99. Pagi itu
100 Bab 100. Berdamai dengan keadaan
101 Bab 101. Kembali Pulang
102 Bab 102. Keluarga kok gitu
103 Bab 103. Ke tempat kerja
104 Bab 104. Masih tentang Selvi
105 Bab 105. Kisah masa lalu
106 Bab 106. Juteknya Ayu
107 Bab 107. Belum memaafkan
108 Bab 108. Kunjungan ke Kafe
109 Bab 109. Nasehat ibu
110 Bab 110. Dibantu Teman
111 Bab 111. Syarat mbah Ribut
112 Bab 112. Ritual yang belum selesai
113 Bab 113. Alasan pergi
114 Bab 114. Dipersulit?
115 Bab 115. Betapa senangnya
116 Bab 116. Berhasil?
117 Bab 117. Kalah dari istri sah?
118 Bab 118. Bertengkar
119 Bab 119. Kenalan
120 Bab 120. Menjinakkan istri
121 Bab 121. Kena sanksi
122 Bab 122. Keributan
123 Bab 123. Hasil Pemeriksaan
124 Bab 124. Menerima hukuman
125 Bab 125. Ketahuan bohong?
126 Bab 126. Kemarahan Selvi
127 Bab 127. Bertemu tanpa silaturahmi
128 Bab 128. Kembali ke lubang yang sama
129 Bab 129. Derita Selvi
130 Bab 130. Gila?
131 Bab 131. Setan apa yang merasuki mu?
132 Bab 132. Terungkap
133 Bab 133. Pergi tak kembali
134 Bab 134. Hancur
135 Bab 135. Belum Sadar juga
136 Bab 136. Saran
137 Bab 137. Bertemu sang mantan
138 Bab 138. Akhir Untuk nya
139 Bab 139. Menjadi lebih baik
140 Bab 140. Cerita Teguh
141 Bab 141. Rindu
142 Bab 142. Drama?
143 Bab 143. Marah
144 Bab 144. Bertemu lagi
145 Bab 145. Bingung Harus Apa
146 Bab 146. Antara Dua Pilihan
147 Bab 147. Hujan
148 Bab 148. Jawaban Ayu
149 Bab 149. Membuka hati
150 Bab 150.Makin kagum padamu
151 Bab 151.
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155.
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
204 Bab 204
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 207
208 Bab 208
209 Bab 209
210 Bab 210
211 Bab 211
212 Bab 212
213 Bab 213
214 Bab 214
215 Bab 215
216 Bab 216
217 Bab 217
218 Bab 218
219 Bab 219
220 Bab 220 Bahu Bakoh
Episodes

Updated 220 Episodes

1
Bab 1. Kaos Kaki
2
Bab 2. Ibu
3
Bab 3. Ingatan Tentang Nur
4
Bab 4. Nur
5
Bab 5. Selamat Tinggal
6
Bab 6. Menikah Lagi?
7
Bab 7. Bekal Sekolah
8
Bab 8. Curhat Teman
9
Bab 9. Bahagia yang Sederhana
10
Bab 10. Ditagih Hutang
11
Bab 11. Ingin Membantu Bapak
12
Bab 12. Dighibah
13
Bab 13. Kebingungan Teguh
14
Bab 14. Dituduh Mencuri
15
Bab 15. Bertemu Orang Baik
16
Bab 16. Tetangga yang Lucu
17
Bab 17. Hari Pertama Kerja
18
Bab 18. Takut Padanya
19
Bab 19. Teguran Bu Guru
20
Bab 20. Kenangan Pahit
21
Bab 21. Alamat Palsu?
22
Bab 22. Kancing Baju
23
Bab 23. Bumbu Asin
24
Bab 24. Kebaikan Ervin
25
Bab 25. Berkabung
26
Bab 26. Begitu Syulit
27
Bab 27. Aksi Janda Depan Rumah
28
Bab 28. Sedihnya Hati
29
Bab 29. Sepatu Baru
30
Bab 30. Pendekatan
31
Bab 31. Pentas Seni
32
Bab 32. Terimakasih
33
Bab 33. Jagung Bakar
34
Bab 34. Ungkapan Hati
35
Bab 35. Cerita Teguh
36
Bab 36. Masalah Ervin
37
Bab 37. Rencana Vera
38
Bab 38. Masih Rencana Vera
39
Bab 39. Perintah Orang Tua
40
Bab 40. Bertemu Calon Suami
41
Bab 41. Cerita Ervin
42
Bab 42. Pertunangan
43
Bab 43. Dinda dan Ayu
44
Bab 44. Ulah Calon Pasutri
45
Bab 45. Hujan
46
Bab 46. Sabar
47
Bab 47. Efek Kehujanan
48
Bab 48. Bertemu Lagi
49
Bab 49. Persiapan Pernikahan
50
Bab 50. Selesai Sebelum Memulai
51
Bab 51. Batal
52
Bab 52. Kompor
53
Bab 53. Menikah
54
Bab 54. Terkacangi
55
Bab 55. Pacar Baru
56
Bab 56. Puber kedua
57
Bab 57. Kebersamaan Singkat
58
Bab 58. Puisi Ayu
59
Bab 59. Bertengkar
60
Bab 60. Resign
61
Bab 61. Pemimpin Baru
62
Bab 62. Kesalahan
63
Bab 63. Tinggal Bersama
64
Bab 64. Pergi
65
Bab 65. Kehilangan
66
Bab 66. Kejutan
67
Bab 67. Perubahan sikap
68
Bab 68. Beberapa Tahun Kemudian
69
Bab 69. Seperti Reuni
70
Bab 70. Berisik setiap hari
71
Bab 71. Iri?
72
Bab 72. Nasehat untuk Dinda
73
Bab 73. Gadis Istimewa
74
Bab 74. Sakit
75
Bab 75. Gangguan
76
Bab 76. Bukan Buta Biasa
77
Bab 77. Hanya mengimbangi ucapanmu
78
Bab 78. Kunjungan Teman
79
Bab 79. Belum Berubah
80
Bab 80. Nasi Bungkus
81
Bab 81. Kecelakaan
82
Bab 82. Target buruan
83
Bab 83. Selamat Jalan Kawan
84
Bab 84. Kesedihan Shopiah
85
Bab 85. Berusaha mengungkap fakta
86
Bab 86. Calon Pesakitan
87
Bab 87. Gundah
88
Bab 88. Haruskah Pergi?
89
Bab 89. Liburan Berakhir Kengerian
90
Bab 90. Kembali ke RS
91
Bab 91. Penyemangat
92
Bab 92. Pergi
93
Bab 93. Cahaya Untuk mu
94
Bab 94. Kenyataan
95
Bab 95. Tangisan
96
Bab 96. Lulus
97
Bab 97. Kesepian
98
Bab 98. Masih ada rasa?
99
Bab 99. Pagi itu
100
Bab 100. Berdamai dengan keadaan
101
Bab 101. Kembali Pulang
102
Bab 102. Keluarga kok gitu
103
Bab 103. Ke tempat kerja
104
Bab 104. Masih tentang Selvi
105
Bab 105. Kisah masa lalu
106
Bab 106. Juteknya Ayu
107
Bab 107. Belum memaafkan
108
Bab 108. Kunjungan ke Kafe
109
Bab 109. Nasehat ibu
110
Bab 110. Dibantu Teman
111
Bab 111. Syarat mbah Ribut
112
Bab 112. Ritual yang belum selesai
113
Bab 113. Alasan pergi
114
Bab 114. Dipersulit?
115
Bab 115. Betapa senangnya
116
Bab 116. Berhasil?
117
Bab 117. Kalah dari istri sah?
118
Bab 118. Bertengkar
119
Bab 119. Kenalan
120
Bab 120. Menjinakkan istri
121
Bab 121. Kena sanksi
122
Bab 122. Keributan
123
Bab 123. Hasil Pemeriksaan
124
Bab 124. Menerima hukuman
125
Bab 125. Ketahuan bohong?
126
Bab 126. Kemarahan Selvi
127
Bab 127. Bertemu tanpa silaturahmi
128
Bab 128. Kembali ke lubang yang sama
129
Bab 129. Derita Selvi
130
Bab 130. Gila?
131
Bab 131. Setan apa yang merasuki mu?
132
Bab 132. Terungkap
133
Bab 133. Pergi tak kembali
134
Bab 134. Hancur
135
Bab 135. Belum Sadar juga
136
Bab 136. Saran
137
Bab 137. Bertemu sang mantan
138
Bab 138. Akhir Untuk nya
139
Bab 139. Menjadi lebih baik
140
Bab 140. Cerita Teguh
141
Bab 141. Rindu
142
Bab 142. Drama?
143
Bab 143. Marah
144
Bab 144. Bertemu lagi
145
Bab 145. Bingung Harus Apa
146
Bab 146. Antara Dua Pilihan
147
Bab 147. Hujan
148
Bab 148. Jawaban Ayu
149
Bab 149. Membuka hati
150
Bab 150.Makin kagum padamu
151
Bab 151.
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155.
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203
204
Bab 204
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 207
208
Bab 208
209
Bab 209
210
Bab 210
211
Bab 211
212
Bab 212
213
Bab 213
214
Bab 214
215
Bab 215
216
Bab 216
217
Bab 217
218
Bab 218
219
Bab 219
220
Bab 220 Bahu Bakoh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!