Bab 15. Bertemu Orang Baik

Tahukah kamu? Orang baik akan selalu di kelilingi orang-orang yang baik pula, bantuan akan datang dari arah mana saja karena itu adalah bentuk kasih sayang Tuhan untuk umatNya yang selalu ingat, taat dan menyembahNya. _Chan Lombok Rewanda.

***

Hari sudah makin sore. Ayu mencemaskan bapaknya yang belum juga pulang. Setelah menyapu halaman, Ayu duduk di kursi kecil dari kayu di depan rumah sambil sesekali memperhatikan jalan setapak yang biasa dilalui bapaknya setiap pulang bekerja.

Masih belum ada tanda-tanda bapak Ayu pulang. Ayu masuk kembali ke dalam rumah. Menyalakan lampu dan kembali duduk di depan teras.

"Bapak kok belum pulang ya.." Ucap Ayu lirih.

Decitan rem sepeda yang tidak asing membuat Ayu mengedarkan pandangan ke sumber suara. Ketemu! Dia melihat sosok yang dari tadi ditunggunya.

"Pak.." Ayu berlari kecil menghampiri bapaknya.

"Kenapa Yu? Wah cantiknya anak bapak. Udah mandi ya Yu?" Teguh tersenyum melihat anaknya bermanja kepadanya.

"Bapak kenapa pulangnya lama banget? Ayu tadi nungguin." Ucapnya masih di depan teras rumah mereka.

Teguh kembali mengulas senyum. Dia mengambil sesuatu yang ada di boncengan sepedanya. Entah apa isinya. Benda itu terbungkus paper back merah dengan lambang toko kue terkenal di kota mereka, serta kantong kresek hitam lumayan besar tak luput dari jangkauannya.

Teguh mengajak Ayu masuk rumah setelah menyerahkan bungkusan tadi yang dia bawa. Mata Ayu berbinar setelah melihat isi dari paper back merah itu. Sebuah kue tart dan cupcakes ada di dalam bungkusan yang dia buka. Kue tart dengan nama Ayu di atasnya.

"Selamat ulang tahun ya nduk.. Maaf bapak telat ngasih kuenya. Harusnya kemarin ya.. Dimakan, itu ada pisaunya buat motong." Teguh memperhatikan ekspresi Ayu yang tak percaya jika saat ini dia mendapatkan kue ulang tahun sebesar itu sebagai tanda bertambahnya usianya.

"Bapak.. Ini bagus banget. Pasti mahal ya pak?" Hati-hati Ayu meletakkan kue-kue itu di atas meja.

"Pak..." Ayu mengambil potongan pertama dan diberikan kepada bapaknya dengan mata berair. Ayu ingin menangis melihat betapa keras usaha bapaknya mewujudkan apa yang dia mau.

"Yu, jadi anak sholehah yang hanya takut sama Allah ya nduk. Ayu sudah ngerti mana yang baik dan enggak baik. Mana yang harus dan tidak perlu Ayu lakukan.. Sekarang Ayu kelas dua, mau naik kelas tiga. Belajar lebih giat, jangan sampai fokus mu terpecah karena keadaan kita. Bapak janji sama Ayu akan terus berusaha jadi bapak yang baik buat kamu." Usapan lembut itu membuat Ayu menangis.

"Pak.. Bapak pasti susah payah beli roti ini buat Ayu.. Ayu minta maaf ya pak.. karena minta dibeliin roti ini.. Padahal uang bapak enggak cukup.. Pak, sekarang enggak udah beli ginian lagi pak.. Ayu enggak makan roti ini juga enggak apa-apa. Asal bapak tetap ada buat Ayu.. Pak, Ayu sayang bapak." Ayu tak sungkan memeluk tubuh yang lelah itu.

Tapi, lelahnya hari ini seakan sirna saat dia mendapatkan pelukan tulus dari putri kecilnya. Teguh mengeluarkan tas punggung dengan gambar barbie yang dia taruh di plastik hitam. Dia membelinya tadi sewaktu masih di pasar. Dan di dalamnya juga ada krayon. Mata Ayu terus berbinar, ini adalah ulang tahun terindah untuknya.

"Besok bisa ganti tas selempang mu dengan yang ini ya. Tas yang lama taruh rumah aja. Dan ini.. Bapak tadi dikasih sama penjual tasnya Yu. Beli tas dapet gratis pewarna. Katanya kamu sering pinjam pewarna temanmu, sekarang kamu punya sendiri. Disimpen ya nduk."

"Iya pak." Ayu mencium wangi khas tas baru, mengecek setiap bagian di dalam tas itu. Sepertinya malam ini Ayu akan tidur dengan lelap dan bermimpi indah.

Kejadian beberapa jam yang lalu..

Teguh diajak masuk ke dalam toko kue yang selalu rame dengan antrian pembeli. Sudah bisa dipastikan Teguh belum pernah masuk ke toko itu. Semua yang dijual di sana tak terjangkau isi kantong Teguh. Bahkan kantong celananya saja tak ada isinya saat ini.

"Duduk mas." Ajak Pemilik toko kue itu, yang tak lain adalah Gendis.

"Ada apa ya mbak." Jujur saja, Teguh tak terbiasa dengan suasana di dalam tempat ini. Dingin dan deg-degan di saat yang bersamaan.

"Mas ini anaknya pak Kirun?" Tanya Gendis bertanya sopan.

"Iya mbak. Tapi, bapak sudah meninggal beberapa tahun yang lalu." Jawab Teguh.

"Innalillahi wainnailaihi roji'un. Iya aku tahu mas. Pak Kirun adalah tukang sapu di sini. Apa mas tahu?" Tanya Gendis mencari kebenaran dalam ucapan dan pandangan Teguh. Teguh menggeleng pelan. Tentu dia tak tahu, selama ini dia sibuk dengan keluarganya sendiri. Sesekali ke rumah orang tuanya itupun waktu Nur masih ada. Jika berkunjung pun tak ada obrolan tentang di mana dan apa pekerjaan bapaknya.

"Mas tahu, pak Kirun ini pernah menolong saya. Waktu saya akan menyeberangi jalan itu dulu, ada mobil yang akan menabrak saya. Untungnya ada pak Kirun yang melihat. Dia berlari dan menarik saya, alhamdulillah berkat beliau saya masih ada di sini."

"Banyak kebaikan almarhum semasa hidupnya, orangnya sangat sederhana.. Mas tahu sudah lama saya ingin bertemu dengan mas. Saya ingin membalas kebaikan pak Kirun dengan cara membantu keluarganya. Tapi, maaf karena suatu alasan baru sekarang saya bisa menemui mas."

Teguh masih diam menyimak penjelasan Gendis tanpa menyela sedikitpun.

"Nama saya Gendis. Saya penanggung jawab di tempat ini. Dan.. Saya ingin menawari mas bekerja sama dengan saya. Mas mau?"

"Mas mau kerja sama saya di sini?" Lanjutnya. Teguh mengerjapkan mata beberapa kalikali tak percaya.

Mereka bicara tentang banyak hal. Dan Teguh yang awalnya masih terlihat bingung serta tak banyak bicara akhirnya menyetujui untuk bekerja di tempat Gendis. Hanya supir. Tapi, semua itu sangat dia syukuri. Dia yakin, melalui Gendis Allah SWT menolongnya.

"Mbak.. Boleh tanya, roti ini harganya berapa?" Tanya Teguh kepada mbak kasir yang berdiri di sebelah etalase kue yang dipajang cantik.

"Dua ratus sepuluh ribu pak." Jawab kasir itu sekenanya.

Teguh menelan salivanya. Mahalnya kue itu.. Dengan uang dua ratus ribu, Teguh bisa hidup seminggu bersama Ayu dengan makan lauk 3T (tempe tahu telur) tiap hari, pikirnya.

Gendis yang tadi sudah beranjak dari tempatnya kembali ke depan dan melihat Teguh masih di sana. Dia memperhatikan Teguh membawa plastik hitam di sepedanya. Saat Teguh akan keluar toko, Gendis memanggil Teguh.

"Mas mau kue mana? Kebetulan hari ini ada promo dan paket hemat." Ucap Gendis tersenyum ramah.

"Emmm.. Enggak mbak. Udah, enggak jadi.." Teguh tahu kemampuannya tak bisa menjangkau harga kue yang dipajang di etalase.

"Enggak apa-apa mas. Selain promo dan paket hemat, mas juga dapet spesial harga karena mas mau bekerja sama saya." Imbuh Gendis.

Malu-malu Teguh berkata.. "Mbak.. sebenernya hari ini hari ulang tahun anak saya.." Hanya itu yang terucap dari bibir Teguh. Dia sungkan untuk meneruskan.

"Barakallah fii umrik untuk anaknya mas.. Nah karena mas udah jujur sama saya, mau kerja di sini juga, jadi mas boleh pilih kue mana yang mas pengen kasih buat anak mas di rumah. Silahkan.. Gratis mas!" Teguh seakan tak percaya dengan semua yang terjadi hari ini.

Dia difitnah mencuri tapi mendapatkan pekerjaan di tempat sebagus ini. Dia hanya ingin membeli sepotong roti malah dikasih kue tart dengan ukuran sedang serta cupcake lucu sebagai kado dari Gendis untuk Ayu, putrinya.

''Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban... Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan”

Terpopuler

Comments

Fikri Alam

Fikri Alam

ahhh .. bukannya nangis cuma mata ini kebanyakan air makanya tumpah /Sob/

2025-02-22

1

UmmuShafira

UmmuShafira

😭😭😭😭

2024-06-10

1

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

HBD buat ayu❤❤

2023-11-04

19

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kaos Kaki
2 Bab 2. Ibu
3 Bab 3. Ingatan Tentang Nur
4 Bab 4. Nur
5 Bab 5. Selamat Tinggal
6 Bab 6. Menikah Lagi?
7 Bab 7. Bekal Sekolah
8 Bab 8. Curhat Teman
9 Bab 9. Bahagia yang Sederhana
10 Bab 10. Ditagih Hutang
11 Bab 11. Ingin Membantu Bapak
12 Bab 12. Dighibah
13 Bab 13. Kebingungan Teguh
14 Bab 14. Dituduh Mencuri
15 Bab 15. Bertemu Orang Baik
16 Bab 16. Tetangga yang Lucu
17 Bab 17. Hari Pertama Kerja
18 Bab 18. Takut Padanya
19 Bab 19. Teguran Bu Guru
20 Bab 20. Kenangan Pahit
21 Bab 21. Alamat Palsu?
22 Bab 22. Kancing Baju
23 Bab 23. Bumbu Asin
24 Bab 24. Kebaikan Ervin
25 Bab 25. Berkabung
26 Bab 26. Begitu Syulit
27 Bab 27. Aksi Janda Depan Rumah
28 Bab 28. Sedihnya Hati
29 Bab 29. Sepatu Baru
30 Bab 30. Pendekatan
31 Bab 31. Pentas Seni
32 Bab 32. Terimakasih
33 Bab 33. Jagung Bakar
34 Bab 34. Ungkapan Hati
35 Bab 35. Cerita Teguh
36 Bab 36. Masalah Ervin
37 Bab 37. Rencana Vera
38 Bab 38. Masih Rencana Vera
39 Bab 39. Perintah Orang Tua
40 Bab 40. Bertemu Calon Suami
41 Bab 41. Cerita Ervin
42 Bab 42. Pertunangan
43 Bab 43. Dinda dan Ayu
44 Bab 44. Ulah Calon Pasutri
45 Bab 45. Hujan
46 Bab 46. Sabar
47 Bab 47. Efek Kehujanan
48 Bab 48. Bertemu Lagi
49 Bab 49. Persiapan Pernikahan
50 Bab 50. Selesai Sebelum Memulai
51 Bab 51. Batal
52 Bab 52. Kompor
53 Bab 53. Menikah
54 Bab 54. Terkacangi
55 Bab 55. Pacar Baru
56 Bab 56. Puber kedua
57 Bab 57. Kebersamaan Singkat
58 Bab 58. Puisi Ayu
59 Bab 59. Bertengkar
60 Bab 60. Resign
61 Bab 61. Pemimpin Baru
62 Bab 62. Kesalahan
63 Bab 63. Tinggal Bersama
64 Bab 64. Pergi
65 Bab 65. Kehilangan
66 Bab 66. Kejutan
67 Bab 67. Perubahan sikap
68 Bab 68. Beberapa Tahun Kemudian
69 Bab 69. Seperti Reuni
70 Bab 70. Berisik setiap hari
71 Bab 71. Iri?
72 Bab 72. Nasehat untuk Dinda
73 Bab 73. Gadis Istimewa
74 Bab 74. Sakit
75 Bab 75. Gangguan
76 Bab 76. Bukan Buta Biasa
77 Bab 77. Hanya mengimbangi ucapanmu
78 Bab 78. Kunjungan Teman
79 Bab 79. Belum Berubah
80 Bab 80. Nasi Bungkus
81 Bab 81. Kecelakaan
82 Bab 82. Target buruan
83 Bab 83. Selamat Jalan Kawan
84 Bab 84. Kesedihan Shopiah
85 Bab 85. Berusaha mengungkap fakta
86 Bab 86. Calon Pesakitan
87 Bab 87. Gundah
88 Bab 88. Haruskah Pergi?
89 Bab 89. Liburan Berakhir Kengerian
90 Bab 90. Kembali ke RS
91 Bab 91. Penyemangat
92 Bab 92. Pergi
93 Bab 93. Cahaya Untuk mu
94 Bab 94. Kenyataan
95 Bab 95. Tangisan
96 Bab 96. Lulus
97 Bab 97. Kesepian
98 Bab 98. Masih ada rasa?
99 Bab 99. Pagi itu
100 Bab 100. Berdamai dengan keadaan
101 Bab 101. Kembali Pulang
102 Bab 102. Keluarga kok gitu
103 Bab 103. Ke tempat kerja
104 Bab 104. Masih tentang Selvi
105 Bab 105. Kisah masa lalu
106 Bab 106. Juteknya Ayu
107 Bab 107. Belum memaafkan
108 Bab 108. Kunjungan ke Kafe
109 Bab 109. Nasehat ibu
110 Bab 110. Dibantu Teman
111 Bab 111. Syarat mbah Ribut
112 Bab 112. Ritual yang belum selesai
113 Bab 113. Alasan pergi
114 Bab 114. Dipersulit?
115 Bab 115. Betapa senangnya
116 Bab 116. Berhasil?
117 Bab 117. Kalah dari istri sah?
118 Bab 118. Bertengkar
119 Bab 119. Kenalan
120 Bab 120. Menjinakkan istri
121 Bab 121. Kena sanksi
122 Bab 122. Keributan
123 Bab 123. Hasil Pemeriksaan
124 Bab 124. Menerima hukuman
125 Bab 125. Ketahuan bohong?
126 Bab 126. Kemarahan Selvi
127 Bab 127. Bertemu tanpa silaturahmi
128 Bab 128. Kembali ke lubang yang sama
129 Bab 129. Derita Selvi
130 Bab 130. Gila?
131 Bab 131. Setan apa yang merasuki mu?
132 Bab 132. Terungkap
133 Bab 133. Pergi tak kembali
134 Bab 134. Hancur
135 Bab 135. Belum Sadar juga
136 Bab 136. Saran
137 Bab 137. Bertemu sang mantan
138 Bab 138. Akhir Untuk nya
139 Bab 139. Menjadi lebih baik
140 Bab 140. Cerita Teguh
141 Bab 141. Rindu
142 Bab 142. Drama?
143 Bab 143. Marah
144 Bab 144. Bertemu lagi
145 Bab 145. Bingung Harus Apa
146 Bab 146. Antara Dua Pilihan
147 Bab 147. Hujan
148 Bab 148. Jawaban Ayu
149 Bab 149. Membuka hati
150 Bab 150.Makin kagum padamu
151 Bab 151.
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155.
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
204 Bab 204
205 Bab 205
206 Bab 206
207 Bab 207
208 Bab 208
209 Bab 209
210 Bab 210
211 Bab 211
212 Bab 212
213 Bab 213
214 Bab 214
215 Bab 215
216 Bab 216
217 Bab 217
218 Bab 218
219 Bab 219
220 Bab 220 Bahu Bakoh
Episodes

Updated 220 Episodes

1
Bab 1. Kaos Kaki
2
Bab 2. Ibu
3
Bab 3. Ingatan Tentang Nur
4
Bab 4. Nur
5
Bab 5. Selamat Tinggal
6
Bab 6. Menikah Lagi?
7
Bab 7. Bekal Sekolah
8
Bab 8. Curhat Teman
9
Bab 9. Bahagia yang Sederhana
10
Bab 10. Ditagih Hutang
11
Bab 11. Ingin Membantu Bapak
12
Bab 12. Dighibah
13
Bab 13. Kebingungan Teguh
14
Bab 14. Dituduh Mencuri
15
Bab 15. Bertemu Orang Baik
16
Bab 16. Tetangga yang Lucu
17
Bab 17. Hari Pertama Kerja
18
Bab 18. Takut Padanya
19
Bab 19. Teguran Bu Guru
20
Bab 20. Kenangan Pahit
21
Bab 21. Alamat Palsu?
22
Bab 22. Kancing Baju
23
Bab 23. Bumbu Asin
24
Bab 24. Kebaikan Ervin
25
Bab 25. Berkabung
26
Bab 26. Begitu Syulit
27
Bab 27. Aksi Janda Depan Rumah
28
Bab 28. Sedihnya Hati
29
Bab 29. Sepatu Baru
30
Bab 30. Pendekatan
31
Bab 31. Pentas Seni
32
Bab 32. Terimakasih
33
Bab 33. Jagung Bakar
34
Bab 34. Ungkapan Hati
35
Bab 35. Cerita Teguh
36
Bab 36. Masalah Ervin
37
Bab 37. Rencana Vera
38
Bab 38. Masih Rencana Vera
39
Bab 39. Perintah Orang Tua
40
Bab 40. Bertemu Calon Suami
41
Bab 41. Cerita Ervin
42
Bab 42. Pertunangan
43
Bab 43. Dinda dan Ayu
44
Bab 44. Ulah Calon Pasutri
45
Bab 45. Hujan
46
Bab 46. Sabar
47
Bab 47. Efek Kehujanan
48
Bab 48. Bertemu Lagi
49
Bab 49. Persiapan Pernikahan
50
Bab 50. Selesai Sebelum Memulai
51
Bab 51. Batal
52
Bab 52. Kompor
53
Bab 53. Menikah
54
Bab 54. Terkacangi
55
Bab 55. Pacar Baru
56
Bab 56. Puber kedua
57
Bab 57. Kebersamaan Singkat
58
Bab 58. Puisi Ayu
59
Bab 59. Bertengkar
60
Bab 60. Resign
61
Bab 61. Pemimpin Baru
62
Bab 62. Kesalahan
63
Bab 63. Tinggal Bersama
64
Bab 64. Pergi
65
Bab 65. Kehilangan
66
Bab 66. Kejutan
67
Bab 67. Perubahan sikap
68
Bab 68. Beberapa Tahun Kemudian
69
Bab 69. Seperti Reuni
70
Bab 70. Berisik setiap hari
71
Bab 71. Iri?
72
Bab 72. Nasehat untuk Dinda
73
Bab 73. Gadis Istimewa
74
Bab 74. Sakit
75
Bab 75. Gangguan
76
Bab 76. Bukan Buta Biasa
77
Bab 77. Hanya mengimbangi ucapanmu
78
Bab 78. Kunjungan Teman
79
Bab 79. Belum Berubah
80
Bab 80. Nasi Bungkus
81
Bab 81. Kecelakaan
82
Bab 82. Target buruan
83
Bab 83. Selamat Jalan Kawan
84
Bab 84. Kesedihan Shopiah
85
Bab 85. Berusaha mengungkap fakta
86
Bab 86. Calon Pesakitan
87
Bab 87. Gundah
88
Bab 88. Haruskah Pergi?
89
Bab 89. Liburan Berakhir Kengerian
90
Bab 90. Kembali ke RS
91
Bab 91. Penyemangat
92
Bab 92. Pergi
93
Bab 93. Cahaya Untuk mu
94
Bab 94. Kenyataan
95
Bab 95. Tangisan
96
Bab 96. Lulus
97
Bab 97. Kesepian
98
Bab 98. Masih ada rasa?
99
Bab 99. Pagi itu
100
Bab 100. Berdamai dengan keadaan
101
Bab 101. Kembali Pulang
102
Bab 102. Keluarga kok gitu
103
Bab 103. Ke tempat kerja
104
Bab 104. Masih tentang Selvi
105
Bab 105. Kisah masa lalu
106
Bab 106. Juteknya Ayu
107
Bab 107. Belum memaafkan
108
Bab 108. Kunjungan ke Kafe
109
Bab 109. Nasehat ibu
110
Bab 110. Dibantu Teman
111
Bab 111. Syarat mbah Ribut
112
Bab 112. Ritual yang belum selesai
113
Bab 113. Alasan pergi
114
Bab 114. Dipersulit?
115
Bab 115. Betapa senangnya
116
Bab 116. Berhasil?
117
Bab 117. Kalah dari istri sah?
118
Bab 118. Bertengkar
119
Bab 119. Kenalan
120
Bab 120. Menjinakkan istri
121
Bab 121. Kena sanksi
122
Bab 122. Keributan
123
Bab 123. Hasil Pemeriksaan
124
Bab 124. Menerima hukuman
125
Bab 125. Ketahuan bohong?
126
Bab 126. Kemarahan Selvi
127
Bab 127. Bertemu tanpa silaturahmi
128
Bab 128. Kembali ke lubang yang sama
129
Bab 129. Derita Selvi
130
Bab 130. Gila?
131
Bab 131. Setan apa yang merasuki mu?
132
Bab 132. Terungkap
133
Bab 133. Pergi tak kembali
134
Bab 134. Hancur
135
Bab 135. Belum Sadar juga
136
Bab 136. Saran
137
Bab 137. Bertemu sang mantan
138
Bab 138. Akhir Untuk nya
139
Bab 139. Menjadi lebih baik
140
Bab 140. Cerita Teguh
141
Bab 141. Rindu
142
Bab 142. Drama?
143
Bab 143. Marah
144
Bab 144. Bertemu lagi
145
Bab 145. Bingung Harus Apa
146
Bab 146. Antara Dua Pilihan
147
Bab 147. Hujan
148
Bab 148. Jawaban Ayu
149
Bab 149. Membuka hati
150
Bab 150.Makin kagum padamu
151
Bab 151.
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155.
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203
204
Bab 204
205
Bab 205
206
Bab 206
207
Bab 207
208
Bab 208
209
Bab 209
210
Bab 210
211
Bab 211
212
Bab 212
213
Bab 213
214
Bab 214
215
Bab 215
216
Bab 216
217
Bab 217
218
Bab 218
219
Bab 219
220
Bab 220 Bahu Bakoh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!