Episode 4 : Parkiran
Pertemuan yang berawal dengan ke-tidak sengajaan itu akhirnya membuat mereka bersama. Dua tahun sudah mereka lewati dalam persahabatan yang baik.
Semangkuk sup ikan itu pun habis. Tasya kembali meletakkan mangkuk di atas nampan. Ia beranjak turun, mencari dimana keberadaan tas kecil nya.
"Tas gue mana?"
"Ono noh!"
Aldo yang sedang memakai dasi hanya menunjuk saja. Segera Tasya meraih tas kecil nya dan mengambil benda pipih itu.
Ia melihat banyak panggilan masuk dari Ayah nya. Dan ada satu panggilan yang di jawab, tertera hanya tiga menit.
"Lu jawab telpon Ayah?"
"Iya, dia nanyain lu. Gue jawab lu lagi bahas tender."
Tasya pun hanya mengangguk, lalu ia beralih membuka aplikasi hijau untuk berkirim pesan. Ada satu pesan yang menarik perhatian nya.
{ Tasya, pulang jangan terlalu siang. Ibu tunggu sampai jam delapan }
Pesan itu berasal dari ibunya, ia lihat baru beberapa menit lalu ibu nya itu mengirim pesan. Ia kembali mematikan layar yang menyala itu, lalu beranjak bangun.
"Eh mau kemana lu?"
"Balik! Takut dimakan lu!"
"Mandi dulu jorokkkk... Liat jeans lu, bekas muntah dimana-mana."
Mendengar perkataan terakhir Aldo, seketika Tasya melirik kedua kaki nya. Aish, benar-benar menjijikkan. Se parah itukah diri nya mabuk, hingga mengotori pakaian nya.
"Iya iya gue mandi dulu."
Tak menunggu waktu lama, Tasya selesai dengan mandi nya. Ia keluar dengan mengenakan handuk kimono nya, berjalan ke lemari pakaian tempat ia menyimpan pakaian nya di apartemen Aldo.
'Clek
Seketika mata nya membelalak. Lemari itu kosong tanpa sehelai pakaian apapun. Ia lupa sering memakai pakaian itu dan belum menambah pakaian lagi.
"Dooo!"
"Apa?"
Terlihat Aldo sedang menyantap sarapan nya di meja makan.
"Gue pinjem baju. Eh minta deh, baju gue abis."
"Yaudah ambil aja. Emang gak mau pesen?"
"Gak deh, lama."
Ia berjalan menuju lemari pakaian Aldo. Memilih baju mana yang akan ia kenakan sekarang. Hagh, sungguh sulit. Semua pakaian Aldo sangat besar di tubuh nya.
Pada akhirnya nya, pilihan nya jatuh pada kemeja putih polos dan celana pendek berwarna navy. Ia kembali ke kamar mandi dan memakai pakaian nya.
Celana itu Tasya ubah menjadi rok span dengan pendek di atas lutut, ia lipat bagian lain celana ke belakang yang membuat bokongnya tampak lebih besar, siapa sangka ia gadis berusia enam belas tahun.
Lalu segera memakai kemeja itu dan karena kebesaran, kemeja itu panjang nya melebihi bawahan yang ia pakai. Ia meraih sabuk kecil yang ia kenakan di jeans nya dan ia pasangkan di pinggang nya.
Menarik sedikit ke atas, kemeja itu pas sejajar dengan rok nya. Lalu ia beralih pada tangan nya dan sedikit menggulung lengan kemeja itu.
Dan, selesai. Ia keluar dengan pakaian yang ia modifikasi itu. Menyisir rambut nya dan memakai sedikit make up yang sering ia bawa kemana-mana.
"Gue balik ya, bayyyy."
Ia langsung keluar begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Aldo. Aldo sudah tak heran dan tak mempermasalahkan sikap Tasya.
Tasya berjalan menuju lif dan masuk ketika lif itu terbuka, ia tekan tombol ke lantai dasar dan pintu lif tertutup kembali.
Beberapa saat kemudian ia pun sampai di lantai dasar. Melangkah kan kaki dengan cepat di Koridor, ia harus segera sampai di kantor sebelum pergi ke rumah nya.
'Brukk
"Aish, dinding apaan sih. Keras banget lagi!"
Ia mendongak kan kepala nya, terlihat seorang pria muda berdiri di depan nya. Pria jangkung dengan garis wajah yang mempesona.
Berkulit putih, hidung mancung, alis tebal, tatapan nya tajam serta bibir berwarna merah muda. Tak seperti kebanyakan pria yang bibir nya sedikit gelap karena benda ber nikotin yang sering mereka hisap.
Pria itu tampak seperti orang yang berasal dari negeri gingseng. Tasya terpaku beberapa saat akan tatapan itu.
"Apa lu bilang, enak aja ngatain dada gue dinding."
"Ck. Fakta!"
Pria di depan nya protes. Tidak terima saat Tasya mengumpati nya dinding. Ya, Tasya menabrak dada pria itu karena berjalan menunduk sambil melihat ponsel nya.
"Minggir, gue buru-buru."
Tasya langsung menerobos dan pergi meninggalkan pria asing itu.
"Bukan nya minta maaf. Gue do'a in lu jatoh di parkiran."
Ia sedikit menaikkan intonasi suara nya. Tasya mendengar sumpah serapah yang di berikan pria itu.
"Bodoamat, emang lu peramal apa! Ngapain juga gue ke parkiran."
Drettt, dretttt
Panggilan masuk dari asistennya. Ia segera menjawab panggilan itu.
[ Dimana? ]
[ Saya di parkiran, Bos. ]
"Hagh? Parkiran?"
Ia memutuskan sambungan telepon dan segera beranjak. Keluar dari koridor itu dan berbelok menuju parkiran.
'Bruukkk
Dan si*lnya ia terjatuh, tepat di atas genagan air. Kemeja nya yang putih tampak berubah menjadi coklat karena genangan air itu. Rok yang ia modifikasi lebih parah, karena ia duduk di atas genangan itu.
"Argh! Sial!"
Beruntung, di parkiran itu masih sepi. Mungkin karena keadaan masih pagi, Orang-orang masih banyak yang tidur ataupun sarapan. Lebih tepat nya ini weekend, jadi belum banyak orang yang keluar.
"Bos, anda baik-baik saja."
Asisten nya menghampiri, tidak sengaja ia melihat majikan nya itu terjatuh.
"Mata mu!"
Dengan kesal Tasya bangun dari jatuh nya dan menuju mobil miliknya yang terparkir.
"Mana kunci nya!"
Melihat Tasya yang marah, asisten nya itu hanya memberikan apa yang majikan nya minta. Tasya langsung masuk dan mengemudikan mobil nya itu menuju rumah. Ia tak peduli pada asisten nya, atau pun akan di tilang polantas karena masih di bawah umur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
MeiiiiiiiiiiiUhuyyyyy💐💐
pertemuan pertama nich...
2023-03-27
0
MeiiiiiiiiiiiUhuyyyyy💐💐
waahh, referensi yang bagus. thank's thorr!
2023-03-27
0