Episode 3 : Bahu Sandaran

Episode 3 : Bahu Sandaran

Mentari mulai bersinar menyinari dan menghangatkan bumi. Sinar nya yang terang mulai masuk melalui celah jendela yang terbuka.

Membangun kan seorang gadis yang masih bergelut dengan selimut nya di atas ranjang. Perlahan ia membuka mata nya, mengerjap kan beberapa kali untuk menjernihkan pandangan.

Mata nya mengedar menatap sekitar. Hingga retina nya menagkap seorang pria yang sedang berjalan menghampiri nya dengan nampan di kedua tangan nya.

Ia bangun dan merubah posisi nya menjadi duduk. Pening, itulah yang ia rasakan. Kepala nya begitu berdenyut, tubuh nya pun terasa lemas.

"Sakit kan, pala Lu!"

Aldo berseru, mendengus kesal karena gadis itu yang tak lain Tasya. Tidak bisakah ia mendengar kan ucapan nya, itu pun demi kebaikan nya.

"Ck. Berisik lu."

Helaan nafas keluar dari mulut Aldo. Ia sodorkan nampan berisi semangkuk sup ikan. Itulah yang sering Aldo lakukan ketika Tasya mabuk berat dan berada di apartemen nya.

"Nih, abisin."

Tasya meraih mangkuk sup itu. Aroma sup ikan yang masih hangat itu menguar ke indra penciuman nya. Ia ambil sendok, dan mulai memasukan makanan itu ke mulut nya.

Sup ikan, memang adalah obat yang paling ampuh untuk menghilangkan rasa mual akibat mabuk.

Mungkin bagi sebagian orang yang melihat ke dekatan Aldo dan Tasya akan mengira mereka sepasang kekasih. Tasya yang sering berkeluh kesah pada Aldo, begitu pun Aldo yang selalu ada untuk Tasya.

Pertemuan mereka di awali dengan ke-tidak sengajaan.

Saat itu, Siang yang terik dengan panas yang begitu menyengat. Peluh mengucur di pelipis, tak menyurutkan orang-orang untuk berhenti untuk mengais rezeki.

"Abis?..."

Tasya melihat botol minuman nya yang sudah kosong. Ia lemparkan botol itu ke tempat sampah yang berada tak jauh dari dirinya berada.

Namun, langkah nya terhenti dengan tangan yang masih memegang botol itu. Ia melihat sepasang kaki, ia yakin itu adalah kaki pria.

Perlahan ia hampiri, mata nya membola sempurna. Terkejut, ketika mendapati seseorang yang tergeletak dengan luka di seluruh tubuh nya.

Wajah seorang pria dengan rahang yang tegas dan bahu yang kokoh, berkulit putih dan kekar. Wajah nya di penuhi luka goresan, kaki yang terbalut levis hitam itu tampak sobek dimana-mana.

Baju yang ia kenakan terkoyak diseluruh bagian. Darah yang mulai mengering di seluruh tubuh, begitu menyedihkan.

"Ck. Kenal kagak, buat apa peduli."

Tasya memutar tubuh nya, berniat melangkah pergi. Namun, entah mengapa hati nya mengatakan untuk menolong pria itu.

Ia menghela nafas, dan kembali melihat pria menyedihkan itu. Menelpon seseorang untuk menjemput nya,. Saat ini ia berada di sebuah gang yang jarang di lalui orang.

Tak perlu menunggu lama. Seseorang berpakaian serba hitam dengan wajah yang sangar menghampiri Tasya. Ia menunduk hormat.

"Bawa dia ke rumah sakit."

Ia memberikan perintah dengan wajah tanpa ekspresi. Berjalan terlebih dahulu menuju mobil yang terparkir tidak jauh, dan masuk terlebih dahulu.

Seseorang itu segera mengangkat tubuh pria menyedihkan itu dan membawa nya ke mobil yang sama dengan yang Tasya naiki.

Tak membutuhkan waktu lama. Mereka sampai di rumah sakit yang memang letak nya tidak jauh. Pria itu segera mendapatkan pertolongan medis.

"Jaga dia, dan beritahu aku setelah dia bangun."

Tasya memberikan pada perintah pada pria di depan nya. Pria itu mengangguk paham, setelah nya Tasya pergi meninggalkan tempat itu.

Tiga hari berlalu.

Pria yang tak sadar kan diri itu mulai menunjukan pergerakan. Jari-jari nya bergerak, perlahan mata nya terbuka dengan perlahan.

Membiasakan cahaya masuk agar tidak menyilaukan. Beberapa kali ia mengerjap kan mata nya, perlahan pandangan nya mulai jernih dan ia bisa melihat dengan jelas sekeliling nya.

Ia melihat dan menyadari, bahwa dirinya berada di rumah sakit. Ia merasa tenggorokan nya panas dan kering.

"Tuan, anda sudah sadar?"

Seorang perawat wanita masuk, ia biasa mengecek keadaan pria yang sedang di rawat di ruangan itu.

"Air..."

Pria itu bersuara pelan, perawat segera menyodorkan se gelas air. Perlahan pria itu menegak air nya, membasahi tenggorokan nya yang terasa kering seperti di gurun sahara.

'Clek

Pintu ruang rawat itu terbuka. Menandakan seseorang masuk ke ruangan itu. Sang perawat berbalik, dan mendapati orang yang tiga hari lalu bertemu dengan nya.

"Nona, pasien sudah siuman."

Perawat itu berseru kepada seorang gadis yang tak lain adalah Tasya. Gadis itu terlihat hanya mengangguk kan kepala saja, tak bersuara walaupun ada yang berbicara.

Pria itu yang penasaran, mencoba melihat siapa yang perawat itu maksudkan. Akan tetapi, belum sempat ia melihat wajah itu. Dokter masuk dan memeriksa keadaan nya.

Sedangkan gadis itu tiba-tiba keluar dan ia hanya bisa melihat punggung nya saja. Dokter memeriksa nya dengan telaten.

Sedangkan di luar.

"Nona anda sudah disini?"

Pria berpakaian hitam tempo hari bertanya.

"Hm,"

Hanya itu, dan pria di depan nya paham jika nada suara gadis itu sudah berubah.

Sejak tiga hari lalu, ia tidak menginjakkan kaki nya di rumah sakit ini. Namun, bayangan pria yang ia tolong. Begitu menyiksa hingga semua fikiran nya teralihkan.

Pada akhir nya, ia memutuskan untuk datang ke rumah sakit hari ini. Dan, ketika mendapati pria itu sadar. Ada rasa lega di hati nya, seolah beban yang ia fikirkan paling berat hilang seketika.

Cukup lama Tasya duduk di bangku tunggu. Pria berpakaian hitam itu mengurus semua apa yang di butuhkan.

Tasya kembali bangun, dan memutuskan masuk ke ruangan itu.

Wajah datar tanpa senyuman itu melangkah tegas menghampiri brangkar. Netra pria itu menangkap seorang gadis cantik, berkulit putih, mata yang tajam dengan iris berwarna coklat khas penduduk asia. Hidung nya mancung, dengan bibir tipis berwarna merah muda.

Kemeja lengan panjang putih, dengan rok span hitam dan balutan blezeer hitam, selop berpita dan tas selempang di pundak nya. Rambut sebahu itu terikat rapih, dan memberikan kesan elegan.

"Tasya Angelica."

Ah, kini pria itu tahu nama gadis yang ada di depan nya saat ini. Ia yakin, itu adalah malaikat penolong nya. Gadis cantik, mungil, manis dan imut.

"Gernaldo."

Terpopuler

Comments

MeiiiiiiiiiiiUhuyyyyy💐💐

MeiiiiiiiiiiiUhuyyyyy💐💐

😍😍😍😍

2023-03-27

0

MeiiiiiiiiiiiUhuyyyyy💐💐

MeiiiiiiiiiiiUhuyyyyy💐💐

Anjayyyy, Aldo slebeww

2023-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!