Malamnya seperti yang telah Yasmine katakatan bahwa malam ini juga akan berangkat ke negara J, memulai hidup yang baru disana.
Yasmine memandangi kamarnya yang hanya berukuran 2m×4m yang dimana sudah ia tempati kurang lebih sepuluh tahun lamanya, walaupun kecil namun ia begitu nyaman "Selamat tinggal kamar kecilku" Ucap Yasmine dengan penuh kesedihan.
Beberapa menit kemudian pikiran Yasmine kosong, ia melamun. Saat sedang melamun tiba-tiba pikirannya tertuju pada seorang lelaki yang bisa ia sebut sebagai mantan kekasihnya.
"Bahkan setelah Lima tahun lamanya, perasanku masih sama seperti dulu Labi, aku masih tetap mencintaimu. Susah sekali rasanya melupakanmu, tapi bukan cinta juga yang ada dalam hatiku, melainkan rasa benci dan sakit hati itu masih ada" Yasmine menarik nafasnya memburu, mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Kemudian tangannya beralih pada kotak yang ada dibawah kasurnya.
Itu adalah kotak yang sudah lima tahun terakhir ini belum Yasmine sentuh, Karena apa?
Ya. Itu adalah kotak kenangannya bersama Raditya. Tidak, Yasmine tidak akan membukanya lagi, jika membuka kotak itu bisa membuatnya menjadi luka maka tidak akan Yasmine lakukan.
"Membuang kenangan pahit adalah yang terbaik, aku akan memulai hidup baru di negara J, semoga tidak akan bertemu lagi denganmu"
Yasmine kemudian membuka jendela kamarnya dengan pelan-pelan agar ibunya tidak mendengarnya, langit malam dengan bintang-bintang yang indah serta bulan yang begitu terang benderang menjadi saksi bisu dimana Yasmine akan membakar kenangannya bersama pria tampan dan pangeran atau biasa Yasmine sebut dengan Labi.
"Labi alias lautan biru yang sudah tidak menjadi lautan biruku melainkan lautan biru wanita yang saat ini sedang bersamamu, entah bagaimana kabarmu sekarang, apakah kau sudah memiliki istri. Atau bahkan anak. Semoga kau bahagia..."
Yasmine segera menyalakan api dan melemparkannya pada kotak yang sudah ia buang sebelumnya hingga beberapa detik kemudian api itu mulai membesar dan menyebar membuat kotak kenangan itu hangus.
"Yasmine!! Cepat, sebentar lagi pesawat akan terbang! Apa kau mau tertinggal!" Teriak Winda dari ruang tamunya.
Yasmine pun segera menutup jendelanya"Ia Bu, tunggu sebentar!" Jawab Yasmine.
"Selamat tinggal Raditya Price Yungtaeh Agavi..."
.
.
.
.
.
.
Sementara itu disebuah negara yang terkenal akan wisatawan dan disebuah rumah yang benar-benar mewah, bahkan paling mewah dinegara tersebut, yaitu negara J.
Ada seorang lelaki berwibawa berusia 30 tahun sedang duduk di kursi atas balkon, memandangi langit-langit yang sudah mulai petang.
"Mas, ini kopi untukmu" Ucap seorang wanita yang bernama Kelly dengan lemah lembut.
Raditya memandang Kelly dengan tatapan tajam.
Saat Kelly meletakan secangkir kopi tersebut Raditya segera mengambilnya dan membuangnya dari atas balkon tanpa rasa bersalah dan tanpa mengucapkan satu patah katapun.
"Mas..." Lirih Kelly dengan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Sudah ku bilang, sampai kapanpun aku tidak akan pernah meminum minuman beracun darimu!" Tegas Raditya dengan wajah datarnya namun mampu membuat hati Kelly terluka lebih dalam.
Kelly meneteskan air matanya "Sekali saja kau mencintaiku mas.."
"Mimpi" Jawab Raditya dengan sinis, kemudian ia segera berdiri, mood nya untuk menikmati langit senja kini hilang setelah datang seorang wanita yang tidak diharapkan.
Kelly yang melihatnya segera mencekal tangan kekar Raditya "Mengapa? kita sudah menikah selama lima tahun, bahkan sudah memiliki Abi, aku lelah Mas..." Lirih Kelly.
Raditya segera menghempaskan tangan Kelly hingga membuat Kelly hampir kehilangan keseimbangan.
"Ck, jika lelah tinggal pergi saja apa susahnya? Pintu terbuka lebar untukmu"
"Mas! Kau benar-ben-"
"Apa?!"
Perkataan Kelly berhenti saat mendengar bentakan keras dari Raditya. Air matanya semakin deras mengalir, nafasnya semakin sesak dibuatnya, hatinya semakin sakit.
Lima tahun, siapa yang sabar menunggu selama itu? Hanya Kelly yang selama ini selalu menunggu waktu dimana Raditya kapan mencintainya.
Hanya satu kali saja Raditya menyentuhnya, itupun secara tidak sadar karena mabuk dan disitulah yang menyebabkan Kelly hamil, Kelly fikir dengan dirinya hamil Raditya akan mau menerimanya, namun nyatanya?....Tidak.
"K-kau j-ja-jahat..." Ucap Kelly dengan getaran hebat ditubuhnya.
Kelly segera berlari kedalam, tidak tahu jika sedari tadi seorang anak kecil berusia empat tahun lebih itu menguping pembicaraan mereka dibalik pintu.
Pangeran Abiyan Kookjung Agavi, bocah itulah yang sedang mengintip apa yang sedang Ayah dan bundanya, bocah dengan usia 4 tahun lebih itu yang selalu menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya.
Setelah bundanya pergi, Abi keluar dari balik pintu "Ayah" Panggilannya saat melihat sang ayah yang sepertinya sedang pusing karena memegangi kepalanya.
Mata Raditya kemudian beralih pada anaknya yang sedang berjalan kearahnya dengan wajah yang sembab"Abi? Sejak kapan kau disini" Tanya Raditya dengan khawatir, ia takut akan seperti beberapa hari yang lalu, dimana Abi mendengar kata-kata kasar yang ia lontarkan untuk Kelly.
Abi berdiri dihadapan ayahnya, yang dimana tingginya hanya se paha ayahnya.
Abi mendongak dengan kesedihannya yang selalu melihat orang tuanya tak pernah akur"Kenapa ayah jahat? Bunda selalu menangis setelah kalian bertengkar..."
Raditya duduk, meng sejajarkan tubuhnya agar tingginya sama seperti Abi "Waktunya kau minum susu, ayah akan mengantarmu kebawah" Ucap Raditya yang berusaha mengalihkan pembicaraan itu pada sang anak, Radit kemudian berdiri dan menggandeng tangan Abi.
Abi segera menghempasnya "Ayah selalu mengalihkan pembicaraan, tidak bisakah ayah mencintai bunda? Aku hanya ingin mempunyai keluarga yang bahagia!" Teriak Abi, kemudian ia segera berlari kedalam.
"Abi!"
"Ayah jahat!" Teriak Abi.
Raditya mengusap wajahnya dengan kasar, rasa pusing itu kembali datang dikepalanya. Entahlah masalah percintaan ini tidak ada habisnya.
Suatu hari pernah Raditya mencoba untuk mencintai Kelly, namun nyatanya benar cinta itu tidak bisa dipaksakan. Terkadang ia seringkali menyesal pernah menyentuh Kelly lima tahun lalu.
"Maafkan ayah Abi..."
"Raditya!" Teriak sang perempuan paruh baya menggema dikamar Raditya, segera menyusul anaknya yang sedang dibalkon.
Raditya segera mendongak saat mendengar suara mommy nya.
Plak!
"Mom"
Fillia menampar anak laki-lakinya dengan keras hingga menimbulkan warna merah dipipi Raditya"Bajingan!" Pekik Fillia.
Raditya memegangi pipinya yang terasa panas.
"Kau adalah pria bajingan! Sudah kesekian kalinya membuat Kelly menangis, tidakkah kau kurang puas tamparan dariku hah!!"
Plak!
Tamparan kedua itu kembali mendarat dipipi Raditya.
Raditya menatap wajah mommy nya dengan wajah yang menahan amarahnya.
Fillia yang ditatap anaknya seperti itu segera menatap kembali sang anak"Apa susahnya mencintai Kelly! Sekali lagi kau sa-"
"APA?!" Potong Raditya "Apa lagi yang mau mommy ucapkan padaku?! Aku sudah banyak menuruti kemauanmu! Jangan berfikir seolah mommy mempunyai hak penuh atas diriku! Aku sudah dewasa! Jangan mengaturku!" Bentak Raditya.
Kemudian ia segera berjalan melewati mommy nya"Satu lagi, jangan pernah berfikir bahwa aku akan mencintainya, karena itu hanyalah MIMPI!"
Fillia mengepalkan tangannya, wanita dengan usia yang sudah tidak muda lagi namun masih tegas itu menggertakkan giginya. Memang dia adalah wanita yang tegas dan egois, ia selalu mengatur ini dan itu tentang anaknya dan tidak akan ada yang berani mengganggu gugat keputusan apapun yang ia ambil, apapun itu walaupun anaknya tidak bahagia namun ia akan tetap memaksa dan bersikap egois.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Rahayu Desrisya
kookjung hhmm Jungkook
penggemar BTS juga Thor 😊
2023-02-26
1