Lima tahun kemudian
Tak terasa kini lima tahun sudah Yasmine menjalani kehidupannya.
Move on? Tidak, sampai sekarang ia belum move on, namun perasaan itu sedikit demi sedikit mulai menghilang, butuh waktu untuk menghilangkannya, walau Yasmine yakin tidak 100% ia bisa menghilangkannya.
Jujur sampai sekarang bayang-bayang penghianatan itu masih teringat jelas, kata-kata dimana dia mengucapkan selesai dan wanita bodoh itu masih ingat jelas.
Namun hari ini bukan itu sedihnya
Ayah....
Itu yang membuatnya sedih, menjadikan anak tunggalnya sarjana adalah cita-cita ayah, namun mengapa saat Yasmine sudah menjadi sarjana ayah pergi....
Saat selesai acara sarjana itu, Yasmine dengan air mata yang memenuhi wajahnya ia berlari begitu saja meninggalkan ibunya yang pada saat itu terus memanggil nama Yasmine.
Yasmine terus berlari dengan menyincing rok span nya, air mata terus mengalir setiap satu tapak kaki itu berlari.
"Ayah... Yasmine sudah menjadi sarjana..." Teriak Yasmine dengan bahagianya sembari terus mengeluarkan air matanya.
"Hiks...hiks... Ayah..." Lirih Yasmine saat sampai di pemakaman umum itu.
Yasmine berdiri tepan didepan batu nisan besar bertuliskan nama ayahnya "Ayah..." Lirihnya.
Yasmine kemudian melepaskan topi wisuda itu, meletakan topi itu dibatu nisan ayahnya "Aku berhasil yah"
"Tidak, bukan aku sarjana itu, tapi ayah lah sarjana bagiku, ayah adalah sarjana yang sebenarnya, terimakasih telah menguatkan aku yah. Walau ayah terkadang cuek padaku, Yasmine yakin, ayah sangat sayang padaku... Aku janji padamu yah, aku akan mencari uang yang banyak supaya bisa mengobati sakit getah bening ibu, sudah cukup aku kehilanganmu, Yasmine tidak akan mau jika harus kehilangan ibu juga ......"
Drtt...drttt....drtttt
Yasmine segera mengusap air matanya dan juga ilernya saat ingin mengangkat telepon tersebut, setelahnya barulah ia merongoh ponsel dibajunya"Hallo"
.....,......
Lima menit berlalu
Yasmine mematikan telepon tersebut, satu detik kemudian senyumannya mulai mengembang, Yasmine menggenggam telepon tersebut saking bahagianya "Hahahaha.....Yessssss" Yasmine mengambil topi wisuda nya dan mengelus batu nisan ayahnya "Kabar bahagia, terimakasih ayah, aku akan pulang dan memberitahu berita bahagia ini pada ibu"
Muach....
Yasmine mencium batu nisan ayahnya, ia segera berdiri dan berlari untuk pulang, karena kontrakannya tak jauh dari pemakaman dan kuliahnya itu.
Yasmine memeluk topi sarjana itu dengan bahagia menuju jalan pulang"Ibu, Yasmine yakin setelah ini hidup kita akan berubah, Yasmine janji itu Bu..."
Ceklek.....
"Ibu.....!!!!" Teriak Yasmine yang baru saja membuka pintunya.
Tidak ada sautan sama sekali, kemudian Yasmine menggerakkan kakinya menuju kamar sembari terus memanggil ibunya"Ibu!" Panggil Yasmine.
"Ib-" suaranya berhenti saat melihat ibunya sedang berbaring pulas diatas tempat tidur, Yasmine kemudian berlari kearah ibunya "Ibu!!! Hiks..hiks...hiks..."
Winda yang mendengar tangisan anaknya segera terbangun dari tidurnya "Yasmine?" Ucap Winda dengan sedikit serak.
Yasmine segera memeluk ibunya "Aku fikir tadi ibu hiks..hiks...hiks..."
Winda menarik nafasnya pelan, kemudian mengelus punggung anaknya dengan pelan. Memang semenjak kepergian sang ayah Yasmine sering menangis jika Winda tertidur pulas dan tidak mendengar panggilannya, Yasmine akan merasa khawatir pada sang ibu.
"Ibu baik-baik saja sayang...." Jawab Winda dengan penuh kelembutan.
"Jangan meninggalkan aku ibu, ibu adalah keluarga satu-satunya yang Yasmine punya, Yasmine tidak akan baik-baik saja tanpa ibu..." Ucap Yasmine sembari bergetar hebat, ia begitu takut jika kehilangan ibunya, terlebih saat melihat ibunya tertidur dan tak melihat ada tarikan nafas diperut sang ibu.
"Ibu tidak akan meninggalkan mu" Winda menjawab dengan lembut sembari mengelus punggung Yasmine.
Yasmine kemudian melepas pelukannya, memandangi wajah sang ibunda"Aku sudah menemani ayah"
"ibu tahu sayang" Jawab Winda dengan senyuman tulusnya, bibir pucat dan mata yang sudah keriput itu tersenyum manis.
Yasmine yang melihatnya pun menerbitkan senyumannya"Terimakasih"
Beberapa saat...
"Kita akan terbang ke negara J nanti malam Bu"
Winda yang sedang melipat baju pun mengentikan aktivitasnya, ia memandang anaknya.
Yasmine pun menatap ibunya "Iya, karena aku adalah mahasiswi dengan nilai tertinggi aku mendapat telepon bahwa aku langsung diterima kerja oleh perusahaan besar di negara J, mereka bilang malam ini juga kita berangkat, disana sudah disediakan fasilitas mewah gratis Bu, apa ibu mau?" Tanya Yasmine yang menatap ibunya.
Winda tersenyum haru, kemudian mengangguk.
"Hihi...aku berjanji akan bekerja dengan baik, aku akan mengumpulkan uang yang banyak untuk operasi getah bening ibu"
"Ibu percaya padamu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments