Baikan

Saat aku pulang, rumah sangat sepi.

Mataku mencari ke setiap sudut rumah, apakah ayah ada di rumah saat ini atau tidak.

Hanya ada Arya yang duduk di depan tv dengan mainannya yang berserakan di lantai.

Aku hampiri Arya dan duduk di sampingnya

"Arya, ibu mana?" tanya ku dengan pelan

"Ibu sedang pergi ke warung kak, katanya mau beli mentega"

"Ibu mau bikin kue lagi?"

Arya mengangguk "Katanya ada pesanan banyak hari ini"

"Ayah...?"

"Ayah udah pergi"

Begitu mendengar ayah sudah tidak ada di rumah, entah kenapa hatiku begitu senang dan lega.

Aku pun pergi ke kamar ku untuk berganti pakaian.

Toktoktok...

"Kak, apa aku boleh masuk?" panggil Arya dari luar pintu kamar ku

"Jangan ganggu kakak Arya, kakak capek mau istirahat" sahut ku tanpa membuka pintu

"Kakak, aku mau kasih ini buat kakak"

"Ga usah Arya, kakak ga mau apa-apa dari kamu. Pergilah, jangan ganggu"

Karena saat ini suasana hati ku masih belum baik, aku tidak mau kalau sampai Arya kena luapan amarah ku.

Aku memilih memainkan laptop ku meski perut ku terasa sangat lapar.

"Kakak...." panggil Arya lagi dari luar

Aku pikir Arya sudah pergi sedari tadi, tapi saat aku mengintip dari lubang kunci pintu terlihat Arya yang masih ada di depan kamar ku duduk berjongkok di depan pintu.

Akhirnya aku pun membuka kan pintu untuk nya

"Kakak udah bilang jangan ganggu kakak, kenapa kamu masih di sini" tanya ku

Arya bangun dari duduk nya dan memberikan satu kantong plastik pada ku

"Ini buat kakak" ucap nya

Aku mendengus kesal karena Arya yang tidak mendengarkan aku

"Ga mau, itu buat kamu aja" kata ku sebelum aku kembali masuk ke kamar ku.

"Aku taruh di sini ya kak, kalau kakak mau, makan lah..." kata Arya lalu menutup pintu kamar ku

Aku tetap tidak mempedulikan Arya dan memilih untuk pergi ke kamar mandi.

Saat aku hendak tidur mata ku begitu sulit di pejamkan, bagaimana aku bisa tidur di saat perut ku sudah sehari semalam tidak di isi makanan.

Perut ku terus saja berbunyi, meminta untuk di isi.

Saat aku hendak minum, aku melihat kantong dari Arya yang di gantung di gagang pintu.

Karena penasaran, aku ambil.

Ternyata isinya roti bakar kesukaan aku.

Seketika aku merasa bersalah, aku kesal tanpa sebab pada adikku sendiri hanya karena ayah ku yang lebih menyayanginya dari pada diri ku

Ku hampiri Arya di kamarnya lalu aku peluk dengan erat.

"Maafin kakak ya, kakak udah jahat sama kamu"

Arya membalas pelukan ku dengan erat tanpa berkata.

"Kakak minta maaf, ga seharusnya kakak bentak kamu tadi" ucap ku dengan berurai air mata

Arya melepas pelukan ku lalu menatap wajah dengan mata polosnya.

"Kakak jangan nangis, aku ga suka lihat air mata di pipi kakak" ujar Arya dengan mengelap air mata ku

"Kakak pasti lapar kan? Aku beli ini tadi di kantin sekolah. Ayo makan dulu" Arya mengambil rotinya lalu menyuapi ku.

Adik ku yang begitu baik pada ku sering aku marahi, hanya karena ayah aku melampiaskan amarah ku pada nya.

Mulai hari ini, aku berjanji pada diri ku sendiri. Aku tidak mau lagi memarahi nya dan akan terus menyayanginya seperti dia yang terus menyayangi ku.

"Kakak marahan ya sama ibu?" tanya Arya

Aku hanya diam mengunyah rotinya.

"Kakak jangan marahan lagi ya sama ibu, kasihan ibu. Ayah sudah memarahi ibu di tambah lagi kakak juga"

Aku letakkan roti ku dan memegang tangan Arya

"Ayah? Kamu tau apa yang ayah lakukan sama ibu?" tanya ku dengan penuh penasaran

Dengan wajah polosnya ia mengangguk.

"Apa? Apa yang ayah lakukan?"

"Ayah marahin ibu lalu memukul nya"

"Ibu di pukul?"

"Iya, ayah memukul pipi ibu sampe ibu jatuh ke lantai. Aku sedih melihat ibu menangis, dan sekarang kakak malah juga marah sama ibu. Kita harus sayang sama ibu kak"

Hatiku seketika merasa sangat bersalah.

Aku marah pada ibu saat ibu sedang tidak baik baik saja.

"Apa kamu tau kenapa ayah memukul ibu?"

Arya mengangguk "Ayah memukul ibu karena ibu telat menjemput ku ke sekolah..." jawab Arya dengan wajah nya yang menunduk.

Hanya gara-gara itu ayah sampai hati memukul ibu, dan ini bukan lah pertama kalinya.

Tidak ada masalah kecil pun yang di selesaikan ayah tanpa memukul ibu.

"Arya... Kamu di mana nak?" panggil ibu.

Seperti nya ibu sudah pulang dari warung, segera aku berlari keluar menghampiri ibu.

Aku langsung memeluknya dengan erat bersamaan dengan air mata ku yang mengalir deras.

"Tiara, kamu kenapa nak? Ada apa?" tanya ibu ku karena terkejut melihat ku menangis

Arya menyusul keluar dari kamar dan berlari memeluk ibu juga.

"Ra, ada apa nak. Ada apa dengan kalian berdua"

"Aku minta maaf bu, aku minta maaf...." ucap ku tanpa melepas pelukan ku

"Minta maaf? Minta maaf kenapa Ra? Ibu ga ngerti"

Ibu melepas pelukan ku dan memegang pipi ku

"Ada apa nak, katakan dengan jelas kenapa kamu minta maaf sama ibu"

Aku mengangkat wajah ku menatap dua manik bola mata ibu ku yang sedang menanti jawaban ku.

Aku semakin merasa bersalah dan tidak bisa berkata, air mata ku semakin deras saat ibu membelai pipi ku.

"Arya, ada apa dengan kakak mu. Kenapa dia menangis?"

"Arya tidak tahu bu" jawab Arya dengan menggelengkan kepalanya

Ibu mengajak ku duduk lalu mengambil kan segelas air untuk ku "Minum lah dulu Ra"

Aku mengambil gelas itu dan meminum nya.

Kini aku sudah bisa lebih tenang dan air mata ku kini juga sudah berhenti mengalir.

Aku langsung minta maaf pada ibu ku atas sikap ku sejak kemarin.

Aku marah pada ibu saat ibu sedang menderita,

"Aku minta maaf bu, aku marah sama ayah yang seenaknya memukul ibu tapi aku malah meluapkan emosi ku pada ibu..."

Ibu langsung memeluk ku tanpa berkata sepatah pun.

Sentuhan tangan lembut ibu seketika mampu membuat ku langsung tenang dan merasa damai.

"Tidak perlu minta maaf nak, ibu ngerti kok. Tentang ayah mu, dia orang nya memang begitu seja dulu, ibu ga papa kok"

Aku menarik nafas panjang dan mengeluarkan nya.

Selalu saja begitu, tidak apa-apa jawaban ibu atas semua perlakuan ayah pada nya.

"Bu, Arya minta maaf juga ya. Gara-gara Arya ibu jadi di marahin dan di pukul sama ayah" ucap Arya dengan pelan

Ibu langsung menarik Arya ke pangkuannya dan memeluknya dengan erat.

"Tidak nak, kamu juga tidak perlu minta maaf. Ibu memang salah karena membuat mu menunggu lama di sekolah, maafin ibu ya"

Melihat Arya yang masih sangat kecil tapi begitu menyayangi ku dan ibu, aku berdoa dalam hati ku.

"Semoga kelak, kamu akan menjadi lelaki yang penyayang dan penuh tanggung jawab. Semoga tak ada 1 pun dari sifat buruk ayah yang di turun kan pada nya"

BERSAMBUNG.....

☀️☀️☀️☀️☀️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!