Di Kepung

Entah apa yang terjadi, perasaan ku menjadi tidak menentu karena genggaman tangan Alam.

Sepanjang berjalan dari UKS hingga ke kelas ku, Alam tidak melepas tangan ku.

Aku berjalan dengan mata ku yang tetap fokus pada tangan ku.

Karena aku yang kurang fokus dan tidak memperhatikan jalan, aku sampai menabrak pintu saat hendak masuk kelas.

Brak..

Semua teman sekelas ku langsung menoleh serentak terhadap ku, begitupun dengan Alam.

Sebenarnya bukan diriku yang menjadi pusat perhatian mereka, melainkan tangan Alam yang masih memegang tangan ku.

Aku langsung melepas tangan Alam dan memegangi dahi ku yang kini terasa sakit, mungkin sakitnya tidak seberapa, tapi malu nya itu membuat ku ingin menghilang dari muka bumi.

"Lo ga papa?" bisik Alam

Aku menggeleng dan menunduk karen malu.

"Tiara, kamu sudah lebih baik?" tanya bu Vina selaku guru sekaligus wali kelas ku

"Iya bu" jawab ku

"Baiklah, ayo masuk dan duduk di bangku mu. Karena ulangannya udah selesai nanti kamu menyusul"

"Baik bu" Jawab ku lalu melangkah masuk.

Saat aku duduk di bangku, aku menyadari semua teman teman ku masih terus memperhatikan diriku, terutama teman perempuan.

Aku pura pura sibuk dengan mengeluarkan buku pelajaran ku dari dalam tas.

"Lo beneran ga papa, Ra" bisik Imel yang satu bangku dengan ku

"Masih sedikit pusing sih, tapi ga papa kok" jawab ku tanpa melihat wajah Imel

"Ish... Bukan itu maksud gue" tukas Imel

"Lalu?" tanya ku yang tidak mengerti

"Perasaan lo gimana sekarang, hm... Mimpi apa lo semalam bisa gandengan tangan sama Alam"

Aku melirik wajah Imel dan alisku yang langsung mengerut "Apaan sih Mel, udah ah. Dengerin bu Vina tuh lagi ngejelasin di depan"

Aku mengalihkan pembicaraan karena tidak mau Imel bertanya lebih banyak tentang Alam.

Karena aku masih merasa sedikit pusing, saat jam istirahat aku memilih untuk tetap di kelas.

Semua teman teman ku saat ini sedang ada di kuar kelas, termasuk juga Imel.

Imel pergi ke kantin karena ingin membeli camilan.

Aku menunduk dengan berbantalkan tas, lalu memejamkan mata ku.

Terdengar suara langkah kaki yang mendekat pada ku, namun aku tetap memejamkan mata karena aku pikir dia adalah Imel.

Brak....

Suara keras dari seseorang yang memukul meja hingga membuat aku terkejut.

Dia adalah Silvi dan anggota geng nya.

Silvi adalah teman seangkatan ku, namun kami berbeda kelas.

Dia juga merupakan siswi yang populer di sekolah karena kecantikannya juga karena papa nya yang merupakan donatur utama di sekolah ini.

Aku mengangkat wajah ku menatap Silvi yang sedang melipat kedua tangannya di depan dada nya.

"Seret dia" ucap Silvi pada temannya meminta mereka untuk menyeret ku

Kedua temannya langsung menarik tangan ku tanpa permisi.

"Eh, apa apaan nih" tanya ku dan berusaha melepas tangan mereka

"Ga usah banyak tanya, lo mending diam ikut apa kata Silvi" sahut Dewi dan Rena

"Eh, sory. Gue bukan lo yang selalu menurut apapun perintah Silvi" bantah ku

"Lo ga usah sok berani sama gue" bentak Silvi pada ku

"Gue ga mau punya urusan sama lo" ucap ku lalu beranjak dari kursi dan hendak keluar

Saat kaki ku hendak keluar dari pintu kelas, Silvi menarik tangan ku hingga aku terjatuh ke lantai.

"Tutup pintunya!" titah Silvi pada Dewi

Di dalam kelas hanya ada kami berempat, entah apa yang ingin Silvi lakukan pada ku saat ini.

Aku bangun dan berdiri tegap di hadapannya.

"Heh, gue peringatin lo ya. Jangan pernah berani berani deketin Alam! Lo itu ga pantes buat Alam, tau ga!" ancam Silvi pada ku dengan menunjuk wajah ku

Ku tepis tangannya dan ku tatap balik kedua bola matanya

"Gue ga pantes buat Alam? Terus yang menurut lo siapa? Lo?"

Silvi langsung menarik krah baju ku lengkap dengan matanya yang melotot.

"Ya, cuma gue yang pantes dan sangat cocok dengan Alam. Bukan lo. Lo itu cuma rakyat kelas bawah, jadi berhenti bermimpi"

Aku diam dan mengatur nafasku agar tidak terpancing amarah.

"Ga perlu lo tarik-tarik baju gue, gue denger kok apa yang lo katakan tanpa perlu lo harus capek-capek teriak. Sekarang, lepasin baju gue atau...."

"Atau apa, lo berani apa sama gue, hah??"

Aku yang berbicara dengan pelan tak di indahkan oleh Silvi terpaksa aku harus berlaku kasar.

Aku tarik tangannya dan ku lipat ke belakang membuat nya merintih kesakitan.

"Aauu... Sakit!!" teriak Silvi

"Sakit? Apa masih kurang sakit" bisikku di telinga nya

Dewi dan Rena berusaha akan menyerang ku karena tidak terima.

"Berhenti mendekat atau aku akan semakin menyakiti ratu kalian" ancam ku pada mereka

Dewi dan Rena pun berhenti melangkah. Silvi yang masih terus merengek kesakitan tak aku peduli kan karena aku benar-benar ingin memberinya pelajaran.

Sudah sering dan banyak murid yang lain Silvi perlakuan sesuka hati.

"Sedari tadi gue udah cukup sabar dengan lo tapi sekarang ga lagi.

Gue tau, lo itu emang cantik dan juga populer di sekolah ini. Banyak murid yang lain takut sama lo, tapi itu bukan gue.

Oh ya, 1 lagi. Gue ga peduli ada hubungan apa antara lo dengan Alam, gue ga peduli. Cukup hanya hari ini saja lo ganggu gue, jika ke depannya lo masih berani, gue ga janji kalo tangan lo akan baik-baik aja" ancam ku lalu mendorong Silvi

Ku tinggalkan mereka di sana yang masih terpaku, mungkin mereka masih tidak menyangka kalo aku bisa melawan mereka.

"Ra, tunggu..." panggil Imel yang sedikit berlari mengejar ku

Dengan tangannya yang penuh dengan jajanan Imel menghadang di depan ku.

"Ra, lo ga papa?" tanya nya dan memerhatikan sekujur tubuh ku

"Apa sih Mel" tanya ku

"Eh, gue barusan pas mau masuk ke kelas di hadang sama Silvi dan gengnya, mereka ga ngapa ngapain lo kan di dalem?" terlihat Imel yang begitu khawatir pada ku

Aku tersenyum lalu merangkul bahu nya "Dah, lo tenang aja. Mereka ga bakal berani ngapa ngapain gue, ikut gue yuk"

"Kemana?" tanya nya sambil terus memakan jajanannya

"Ke ruangan bu Vina, gue kan belum ngerjain ulangan"

"Ih ceritain dulu Ra, bisa bisa nya lo setenang ini. Pasti ada yang ga beres"

"Iya, yang ga beres itu lo. Dari tadi makam sendirian ga bagi-bagi" sahut ku lalu mengambil makanan dari tangan Imel.

"Ih Ra, itu kesukaan gue. Napa lu ambil semua" teriak Imel karena aku berlari setelah memakan jajan miliknya.

BERSAMBUNG.....

☀️☀️☀️☀️☀️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!