Akupun langsung membuka pintu rumah dan ternyata itu adalah Stella.
"Ehh Stella, ayu masuk dulu."
"Iya bel makasih."
"Tunggu dulu yah Stel, soalnya Bunda ku belum pulang dari butik," ucapku sembari menarik tangan Stella menuju sofa.
"Iya nggak papa bakalan di tunggu kok, rumah kamu besar banget bel!" Menatap rumahku dengan tatapan kagum.
"Hehe bukan rumah aku Stel, tapi rumah orang tuaku aku di aini hanya numpang saja."
"Tapi sama aja bel."
Tok... tok... tok!
Tiba-tiba ada suara ketukan pintu, dan ternyata itu adalah Bunda.
"Assalamu'alaiku Sayang."
"Wa'alaikumsalam," ucapku dan Stella.
"Itu siapa?" tanya Bunda sambil menaatap heran Stella.
"Ini Stella Bun."
"Hay Tan, nama aku Stella, teman barunya bela," sapa Stella ramah.
"Iya, panggil aja tante nia," jawab Bunda.
"Baik tan, tujuan aku kesini pengen belajar vokal, boleh kan tante?"
"Boleh dong."
Akhirnya tanpa basa-basi lagi kami segera berjalan menuju ruangan tempat latihan.
Tak terasa sudah 3 jam kami di dalam ruangan tersebut, dan jam telah menunjukan pukul 17:30, kami pun langsung mengakhiri latihan kami hari ini.
"bela!" panggil Bunda lembut.
"Iya Bun ada apa?"
"Gini sayang, tadi pegawai butik telfon bunda, dia bilang dia udah nggak bisa kerja di butik kita lagi, jadi kamu harus bantuin bunda buat nyari pegawai baru."
"Oke bun."
Tiba-tiba Stella pun membuka suara.
"Maaf tante saya nggak sengaja dengar pembicaraan tante sama bela, tapi kalau di izinkan gimana kalau ibu aku aja yang ngebantu tante di butik tante!" tawar Stella.
"Emang ibu kamu nggak keberatan Stel?" tanyaku.
"Nggak kok, itupun kalau boleh sih."
"Iya boleh kok, besok pagi suruh aja Ibu kamu datang ke rumah," ucap Bunda.
"Baik tan, yaudah kalau gitu aku pulang dulu yah."
"Kamu pulangnya naik apa?" tanyaku.
"Naik angkot."
"Gimana kalau aku anterin?"
"Boleh."
Akupun segera mengantar Stella menggunakan sepeda motor milikku. Sekitar 20 menit di perjalanan akhirnya kami sampai di rumah milik Stella.
Rumahnya memang hanyalah gubuk, tapi itu semua tidak akan membuat aku berhenti berteman dengannya. Lagi pula rumahnya masih layak untuk di tempati.
"Makasih bel."
"Iya sama-sama, yaudah aku pamit yah."
"Nggak mau mampir dulu?"
"Nggak dulu yah Stel, soalnya udah mau magrib nih."
"Yaudah kalau gitu, kamu hati-hati yah."
"Oke boss."
Akupun segera menjalankan sepeda motorku dengan kecepatan rata-rata, tapi...
Akupun segera menjalankan motorku dengan kecepatan rata-rata, tapi saat di perjalanan tak jauh letaknya dari rumah Stella aku melihat seseorang yang sedang adu mulut, dan sepertinya itu adalah seorang depcolector.
Tanpa basa-basi aku langsung mengentikan motorku, lalu menghampiri orang yang sedang berhadapan dengan depcolector itu.
***
"Misi Pak, Bu, maaf ini ada apa yah?" tanyaku sedikit ragu.
"Heh bocah lo nggak usah ikut campur," ucap depcolector itu.
"Emang saya nggak boleh nanya yah?"
"Wanita ini punya hutang sebedar 5 juta."
"Hanya karena hutang 5 juta kalian mau nyiksa ibu yang tak berdaya ini? Oke saya yang akan melunasi hutang ibu ini, tapi saya ke motor dulu untuk ambil uang," akupun segera berjalan ke motor untuk mengambil uang.
***
"Duh gimana ini? uang yang ku bawa hanya 3 juta sedangkan hutang ibu itu kan 5 juta, di mana aku harus mendapatkan uang sebesar 2 juta dalam waktu yang terpepet seperti ini?" tanyaku pada diri sendiri dengan memasang wajah bingung.
"Assalamu'alaikum." Ucap seseorang dari belakangku.
"Wa'alaikumsal ...," ucapku terpotong karena terpesona akan ketampanannya.
"Kok nggak di terusin?" Tanyanya.
"Eh maaf, iya wa'alaikumsalam." Jawabku gugup.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Tanpa basa basi akupun langsung menjawab, "iya ada."
"Yasudah silahkan katakan, kalau saya bisa pasti saya akan membantumu."
"Jadi gini ...(akupun menceriatakan semuanya tanpa ada yang tersisa.)"
Entah kenapa aku tak ragu untuk mengatakan semuanya kepada pria ini.
Tapi aku terdiam sejenak untuk memikirkan apakah orang ini akan membantuku atau tidak.
Ya sudahlah, kalau dia mau membantuku aku pasti akan berterima kasih kepadanya, tapi jika tidak aku tak bisa berbuat apa-apa, dan aku hanya bisa pasrah melihat ibu itu.
"Jadi gimana neng?" tanya seseorang dari belakang.
Akupun ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments