Bella dan Stella bersahabat

Kami pun segera berbalik dan ternyata itu adalah rina, yang di berikan julukan ratu bullyng.

"Lo pada dengar nggak sih gue bilang apa?" tanya nya dengan amarah.

"Maaf kak." Ucap kami tertunduk.

"Yau dah, minggir deh lo pada."

"Iya kak."

***

Kami pun segera meninggalkan tempat itu.

"Stel yang tadi itu siapa sih?" tanyaku.

"Ohh, yang tadi itu rina si ratu bullyng."

"Hah ratu bullyng?"

"Iya, jadi mendingan kita nggak usah berurusan sama dia."

"Emang kenapa?"

"Karena kemungkinan kita dan keluarga kita bakalan terancam."

"Emang sekejam itu?"

"Yah gitu deh, ohh iya lomba vokal itu kan di adakan sebulan lagi!" ucap Stella.

"Lah terus kenapa?"

"Di situ kan terulis lomba dansa dan nyanyi, aku kan nggak tau."

"Ohh soal itu, kamu tenang aja, entar sore kamu ke rumah aku aja, nanti kita latihan bareng."

"Lo bisa?"

"Yah nggak sih, tapi Bunda aku yang bakalan ngajarin kita buat itu semua."

"Ohh, terus gue ke rumah lo jam berapa?"

"Jam 3, nanti alamatnya gue kirim lewat wa aja, tapi nomor lo mana?" Ucapku sambil memberikan handphon ku.

Dia pun segera mengotak-atik handphone ku, tak membutuhkan waktu lama dia menyimpan nomornya dia pun langsung memberikannya kepadaku.

"Nih!" ucap Stella sambil menyodorkan handphone ku.

"Di taro siapa nih namanya?"

"Stella sohib gue."

"Widihh, nama lo keren yaa," Ejek ku.

"Itu bukan nama gue bel."

"Hehe iya deh udah tau."

"Emang lo tau nama gue?"

"Nggak."

***

Kini jam telah menunjukan pukul 01:00 siang, dan waktunya untuk pulang.

"Rumah kamu di mana Stel?"

"Nggak jauh kok."

"Mau aku anterin?"

"Nggak usah, lagian cuma selisih tujuh rumah kok."

"Ohh ya udah aku di luan yah, lagian arah kita juga berbeda."

"Iya, hadidu yah."

"Apaan tuh?"

"Hati-hati dapat duda," ucapnya yang di iringi dengan tawa.

"Gila lo, yaudah gue di luan yah, assalamu'alaikum."

"Iya wa'alaikumsalam."

***

"Assalamu'alaikum Bun, bella datang," ucapku sambil membuka pintu rumah.

"Wa'alaikumsalam, eh anak Bunda udah pulang nih," ucap Bunda.

"Hehe iya bun." ucapku menghampiri bunda dan mencium punggung tangannya.

***

"Yau dah gih, kamu mandi terus makan, habis itu kamu istirahat dan nanti kalau udah jam tiga baru bunda bangunin."

"Iya Bun."

"Kalau gitu bunda ke butik dulu yah sayang, soalnya tadi karyawan yang di butik lagi izin, jadi untuk sementara bunda dulu yang gantiin."

"Emang izinnya berapa hari bun?"

"Katanya sih nggak tau, tapi katanya sampai neneknya sembuh."

"Tapi jangan lama yah bun."

"Iya nggak lama kok."

"Yau dah kalau gitu aku ke kamar dulu bun."

"Iya, bunda juga pergi dulu yah."

"Iya bun."

***

Sampai di kamar aku langsung menuju ke kamar mandi, setelah selesai melakukan ritual mandi, aku langsung menuju dapur dengan memakai kaos lengan pendek berwarna biru langit dan celana legging panjang berwarna hitam.

"Siang non Bella," sapa bi Siti.

"Siang bi."

"Mau makan apa non?"

"Makan apaan aja bi."

"Gimana kalau bibi buatin nasi goreng sama telor mata sapi?" Tanya bi Siti dengan nada menawarkan.

"Boleh bi, tapi jangan lupa mie nya yah bi."

"Siap non."

Setelah lima menit menunggu tiba-tiba aku teringat ucapan ku kepada Stella kalau aku akan mengirimkan alamat rumahku.

Aku pun segera berlari ke kamar untuk mengambil handphone ku, tak membutuhkan waktu lama aku kembali lagi ke dapur untuk menemui bi siti.

Lalu aku mengotak-atik gawai ku untuk mengirim pesan kepada Shella.

[Stel ini aku bella, silahkan di Sv] send.

[Ohh pasti aku sv kok, ohh iya sebentar jadi kan latihan nya?]

[Iya jadi, kamu tinggal datang aja ke jalan siliwangi rumah nomor 11.]

[Oke, sampai ketemu yah.]

Kini aku tak lagi membalas pesannya, dan langsung meletakkan gawaiku di atas meja.

"Ini non makanannya udah siap."

"Yau dah taro di atas meja aja bi."

"Baik non."

"Oh iya, bibi nggak usah nungguin aku habis makan, nanti yang di meja makan aku aja yang beresin."

"Tapi non!"

"Udah nggak papa kok bi, lagian ini juga udah biasa kok."

"Baik non."

bi Siti pun meninggalkan ku sendirian di meja makan. Aku memakan makanan itu dengan lahap.

Kini aku telah selesai makan, dan langsung membersihkan meja makan. Lalu membawa piring ke dapur untuk di cuci.

***

Kini tak terasa waktu berputar begitu cepat hingga jam menunjukan pukul 02:30.

"Duh, kata bunda tadi dia nggak lama, tapi ini kok jadi lama sih!" gerutuku.

Tok...tok....

"Itu pasti bunda."

Aku pun langsung membuka pintu rumah dan ternyata itu adalah...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!