Sungguh sibuk untuk hari ini bagi Mirna. Ia harus mendeteksi dulu untuk kebenaran kasus ini. Jangan sampai membuat Marisa kecewa. Lensa kontaknya benar-benar sudah tepat menunjukkan bahwa Surya tidak main futsal di lapangan itu. Gelang hidungnya pun memberitahukan tidak ada aroma Surya disana.
Dengan komputer canggihnya juga, Mirna mendeteksi di layar monitor. Ia tempelkan gelang hidung dan lensa kontaknya di papan scanner buatan ayahnya yang amat jenius itu. Terbukti, tak ada sidik jari dan aroma Surya di layar monitor. Kalaupun ada sidik jari, aroma tubuh dan jejak kaki, monitor menunjukkan bahwa itu bukanlah milik Surya.
Dua benda itu ditempelkan pada scanner bersama fotonya Surya. Jadi bisa dilihat kebenaran benda itu. Dan layar komputer menunjukkan hasil, semua sidik jari, aroma tubuh hingga jejak kaki bukanlah milik orang yang ada pada foto.
"Mbak Marisa harus tahu ini!" gumam Mirna. Ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi Marisa, agar diminta ke rumah melihat hasilnya.
Marisa yang menjawab teleponnya menyanggupi untuk datang ke rumah. Setelah telepon di tutup, Mirna mem-block kata pernyataan dari dua benda itu yang masuk ke monitor. Ia block dan menyalinnya ke ruang Microsoft word.
Marisa pun tiba. Tanpa berlama-lama lagi ia bertanya, "Gimana-gimana? Hasilnya Surya bener main futsal nggak?"
"Coba Mbak lihat sendiri!" pinta Mirna tegas.
Marisa melihat monitor. Namun karena tidak mengerti, ia bertanya lagi, "Ini apa maksudnya?"
"Ya ini bukti lewat dua benda saya. Hasil penyelidikan menunjukkan, bahwa Mas Surya nggak main futsal hari ini. Dia nggak ke lapangan itu," jawab Mirna tegas tapi santai.
"Kalau bukti Mas Surya ke sana, ditandai dengan apa?"
"Kalau buktinya Mas Surya nggak bohong, artinya layar monitor akan menunjukkan dengan memberikan peringatan 'milik sang pelaku'. Saya udah check ke sana langsung aja, kacamata saya yang pasangkan lensa kontak ayah saya ini, menunjukkan cahaya merah. Kalau cahayanya biru, artinya Mas Surya terdeksi ke sana."
Marisa memahami. Lensa kontak Mirna memberikan warna merah pada kacamatanya. Berarti sudah jelas, Surya berbohong. Namun biarpun begitu, Mirna selalu memberikan peringatan pada setiap klien-nya untuk menyelidiki sendiri pelaku jika dekat dengannya.
"Tapi kalau Mbak masih mau melakukan penyelidikan, coba selidiki Mas Surya saat di rumah Mbak! Apakah melakukan hal-hal yang mencurigakan atau aneh, atau tetap biasa saja? Untuk berjaga-jaga. Karena bisa saja, alat saya ini ada bohongnya juga."
Marisa sudah mempercayai Mirna langsung. Jadi ia tak perlu menyelidiki Surya. Sudah otomatis baginya terbuka lebar, bahwa Surya selama ini berbohong. Wanita yang ada di fotonya itu jelas-jelas bukan teman biasa, tapi selingkuhannya. Surya harus dapat hukuman 2 bulan penjara. Itulah hukum di negara ini. Siapapun yang sudah menikah dan berselingkuh, akan masuk ke penjara 2 bulan.
...***...
Mirna sudah mendapat laporan dari Marisa, bahwa sebaiknya Mirna sendiri yang menyelidiki. Marisa tak akan menduga-duga lagi karena semua sudah jelas. Ia serahkan pada Mirna jika memang masih butuh penyelidikan terakhir. Dan jika sudah ketahuan selingkuh sungguhan, Mirna juga yang harus melaporkannya pada polisi. Lalu kabarkan segera pada Marisa tentang itu.
Mirna menyanggupi. Ia akan melakukan penyelidikan terakhir. Kebetulan ada tempat yang pass untuk menyelidiki. Ia dapat laporan dari Marisa bahwa Surya selalu makan di warteg dekat kantornya. Marisa sudah memberikan alamat kantornya itu. Dan kalau mau menyelidiki Surya saat ia makan di warteg itu, tinggal menyebrang saja dari kantornya Surya. Karena memang warteg itu berseberangan dengan kantor tempat Surya bekerja.
Mirna akan melakukannya saat istirahat sekolah nanti. Ia harus melakukannya dengan cepat agar tidak terlambat masuk lagi ke kelas.
...***...
Istirahat sekolah dimulai juga. Mirna segera pergi untuk melakukan penyelidikan. Ia memakai jaketnya, mengganti rok abu-abunya dengan celana jeans yang sudah ia pakai dari rumah, lalu menggunakan wig-nya. Saatnya beraksi. Tak lupa lensa kontak dan gelang hidung. Foto Surya juga sudah ia bawa.
Mirna menaiki angkutan umum dua kali. Setelah itu sampailah di kantornya Surya. Ia juga mencari warteg yang dimaksud. Warteg itu pun di temukan benar-benar di seberang jalan. Mirna segera menyebrang jalan dan memakai lensa kontak dan gelang hidungnya.
Lalu ia cium aroma foto itu dengan aroma dalam warteg yang terbuka. Lensa kacamatanya menunjukkan cahaya merah. Artinya Surya mungkin belum ke warteg itu.
Tapi, untungnya tak lama Mirna menunggu. Aroma Surya tercium dekat. Dilihatnya Surya menyebrang jalan dengan wanita di foto itu. Jalannya bukan seperti teman biasa. Tapi sungguh-sungguh seperti orang pacaran.
Lensa kacamatanya kini bercahaya biru. Target sudah terlihat! Saatnya mendeteksi gerak-gerik Surya dengan wanita itu. Walaupun sudah menduga, namun Mirna tidak mau gegabah. Ia tetap akan menyelidiki sampai tuntas.
Mirna melepas lensa kontak dan gelang hidungnya. Kalau untuk gerak-gerik pelaku, ia lihat saja dengan matanya sendiri. Tanpa bantuan alat canggih apapun. Dan semua benar-benar sesuai dugaannya. Kata 'suudzon' tak bisa terpakai lagi. Husnudzon juga tidak akan ada. Karena sudah terbukti.
Surya mencium tangan wanita itu dengan mesranya. Karena kalau teman biasa, tak mungkin akan melakukan hal gila seperti itu. Saatnya terbuka identitas Mirna. Ia segera lepas wig-nya juga.
"Hei, Mas Surya!" seru Mirna memanggil tegas.
Surya terkejut dan nampaknya mulai panik. Begitu juga dengan wanita itu. Badannya langsung gemetar ketakutan sambil berkata, "Mmm...Dek Mirna!"
Tanpa berlama-lama lagi, Surya segera menarik tangan wanita itu dan kabur. Mirna sudah mulai geram lalu mengejar sambil menyuruh tegas Surya untuk berhenti.
Namun di tengah pelariannya, Surya dan wanita itu ditabrak motor sampai keduanya jatuh dan terluka. Sementara Mirna yang masih dalam perjalanan larinya, menabrak seseorang. Seorang polisi pria muda yang ia tabrak dan jatuh bersamaan dengan Mirna.
"Eh! Kamu nggak apa-apa?" tanya polisi itu saat mulai berdiri. Ia ulurkan tangannya untuk membantu Mirna berdiri.
Mirna menyentuh tangan polisi itu dan membalas dengan suara lirih, akibat sedikit rasa sakit pada bagian bokongnya karena jatuh tadi.
"I, iya. Saya nggak apa-apa. Cuman sedikit sakit."
"Mau diobatin?"
"Nggak usah. Nanti juga hilang. Makas..."
Namun, kata-kata terima kasih itu terpotong ketika Mirna berdiri dan melihat wajah polisi pria itu. Mata Mirna jadi berbinar-binar. Bagaimana tidak? Wajah polpri ini sangat tampan.
Namun Mirna tak punya waktu untuk itu. Ia harus segera mengejar Surya dan wanita tadi. Terlihat dari jauh kalau Surya dan wanita itu sedang diobati lukanya. Walaupun hanya luka kecil tapi mengeluarkan darah.
"Ini siapa?" tanya polisi yang tampan itu.
"Oh...ini target saya yang selingkuh, Pak. Dia suaminya tetangga saya," jawab Mirna tegas.
"Oh...selingkuh. Baiklah!"
Polisi itu segera memborgol Surya dan wanita itu. Mereka akan di kurung di penjara selama 2 bulan. Mirna pun segera menghubungi Marisa tentang kabar ini.
Sebelum berpisah, Mirna memanggil polisi itu dan berkata, "Pak! Kapan-kapan kita ketemu lagi, ya!"
Polisi pria yang membawa Surya dan selingkuhannya itu melirik Mirna. Ia tersenyum dan menjawab, "Iya, lain waktu kita ketemu lagi."
Mirna senang sekali hari ini. Tak pernah terpikirkan olehnya bisa bertemu polisi pria yang masih muda setampan itu. Biasanya yang ia temui selalu polisi yang sudah bapak-bapak.
Dapat dua kesenangan hari ini. Tukang selingkuh dan selingkuhannya tertangkap, dan bertemu polisi tamvan.
...Kasus selesai!...
...°°°...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Laksana mutiara🥀
Hanya karena selingkuh? Di kurung penjara selama 2 tahun?? Waahh!😵
Sedikit saran, ya.. Kalau di novel harus ada suara-suara wajib, contohnya suara jatuh. Seperti: Brukk. Tetap semangat, yah!
2023-04-17
1
Laksana mutiara🥀
Microsoft Word itu apa??😓😅
2023-04-17
0
Laksana mutiara🥀
Kerenlah! Author nya bisa jelasin dengan detail, apakah author nya juga seorang jenius?🤗
2023-04-17
1