Chapter IV : Crush

Mirna pulang ke rumah dengan wajah dan hati berbunga-bunga. Ia ingat-ingat wajahnya polisi tampan itu. Di ruang kerjanya sebagai detektif, ia masih mengingat wajah Rizki. Sungguh gila, keren dan tampan habis wajahnya. Oppa Korea yang dipuji-puji teman-teman perempuan di sekolahnya saja kalah tampan baginya.

Bu Eka merasa heran melihat cucunya sebahagia ini. Biasanya jika pulang sekolah, wajah Mirna amat muram. Muram, mendung, lesu, pucat. Karena dirinya yang jadi korban bully teman-teman sekolahnya, khususnya yang laki-laki. Bahkan saking kesal dan sakit hatinya dia karena dibully, Mirna sampai pernah mau melakukan hal gila. Yaitu menyeruduk cermin di pintu lemari bajunya untuk menyakiti dirinya.

Tapi karena ingin melihat kebahagiaan Mirna yang tak pernah terlihat itu, Bu Eka meninggalkan cucunya. Ia memutuskan untuk membiarkan Mirna hanyut dalam kebahagiaan hatinya. Mirna semakin bahagia, mengingat momen-momen ia bertabrakan dengan polisi tampan itu.

Ingin rasanya Mirna menabraknya lagi. Walaupun polpri itu berusia jauh lebih tua dari Mirna, namun Mirna ingin sekali dengannya. Tapi jikalau polpri itu belum menikah. Jika sudah menikah, ya sudah. Wajar bukan jodohnya di masa depan. Usianya saja beda jauh.

...***...

Malam harinya, Mirna membuka sosial media internet. Hingga tiba-tiba, ia melihat sebuah kasus tentang artis papan atas di Javabirna yang bernama Yumne. Pria ini dikenal sebagai musisi papan atas yang amat banyak peminatnya. Akan tetapi, kabar musisi ini tidak baik.

Tapi kabarnya bukan karena sakit. Melainkan ada sebuah tuduhan bahwa Yumne ini telah melakukan perselingkuhan dengan wanita lain yang sama-sama penyanyi dengannya. Mirna tahu betul siapa nama penyanyi ini. Ia bernama Johana.

"Terlihat di layar CCTV sedang bermesraan dengan Johana di sebuah hotel di Jayakirna," kata Mirna membaca teks di internet itu.

Sudah di-cap tentunya oleh siapapun. Ini adalah kasus perselingkuhan dalam rumah tangga. Karena Yumne termasuk musisi yang sudah menikah dan memiliki 2 anak laki-laki. Mirna juga tahu nama anak-anaknya Yumne dan istri sahnya, Anti. Mereka adalah Beim dan Ronzi.

Mirna ingin menyelesaikan masalah ini. Namun ini dunia artis, sedangkan Mirna bukan artis. Ia tak mungkin bertemu Yumne untuk wawancara mengintrogasi Yumne dan Johana. Tak mungkin juga bertemu Anti untuk introgasi kasus ini.

Hingga ide pun muncul. Bisa saja, polpri yang baru Mirna temui tadi saat istirahat pagi sekolah mau membantunya. Bisa saja dia kenal dengan Yumne. Tak sekedar tahu saja tentang Yumne, Johana, Anti dan anak-anaknya sebagai orang terpopuler se-Javabirna.

...***...

Besoknya di sekolah, Mirna melihat foto yang cukup besar di kelas. Itu adalah foto Yumne dan Johana yang ia potong dari salah satu koran yang di beli Bu Eka sebelum berangkat ke sekolah tadi. Mirna segera menggunakan gelang hidungnya. Ia lakukan sebelum bell masuk berbunyi.

Ia cium aroma foto itu. Memang ada aroma tidak enak. Karena jika foto dicium kertasnya dengan gelang hidung canggih tersebut, kalau pelakunya sesungguhnya tidak selingkuh, maka akan tercium harum kertasnya. Bahkan sewangi parfum Mekkah. Begitupun sebaliknya, jika pelaku melakukan kejahatan berupa selingkuh atau perzinaan, maka akan tercium aroma bau. Bahkan, bau kertasnya bisa sebau sampah.

"Apa aku minta bantuan polpri ganteng kemarin aja, ya?" tanya Mirna pada dirinya sendiri.

Ia pun keluar kelas dengan membawa ponsel dan foto itu. Semua orang di kelasnya jadi tambah aneh dan jijik pada Mirna. Bagaimana tidak? Mirna masih melakukan hal yang tidak masuk akal atau gila seperti itu.

Mencium kertas foto tanpa tahu tujuannya apa. Mirna tahu apa tujuannya, sedangkan teman-temannya tidak. Bahkan setiap ia mencium aroma kertas foto, selalu saja memakai gelang hidung. Jadi seperti wanita India yang sudah menikah.

Di tempat lain, Mirna berniat menelepon polisi tampan kemarin. Tapi, ia teringat kalau ia belum punya nomor ponsel polisi itu.

"Sial! Aku lupa kalau aku belum tahu namanya. Jadi, bagaimana aku bisa punya nomornya? Kenal saja belum sudah memikirkan mau meneleponnya untuk kerjasama. Aduuuh!" seru Mirna kesal pada dirinya sendiri, sambil menepuk keningnya.

...°°°...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***