"WOI." Hery, Panji dan Wandy hampir aja terjungkal dari tempat duduknya. Ketiga nya kompak berdecak kesal sambil menatap kesal kearah Nizar.
"Hobi banget Lo kagetin temen Lo." Kesal Panji.
"Yah tuh, datang-datang salam kek, ini malah teriak, untuk gue gak punya latah." Lanjut Hery. Panji dan Wandy mengangguk membenarkan ucapan Hery. Sementara yang diceramahi hanya menyengir tak berdosa, lalu duduk di sebelah Hery tak lupa merangkul teman nya itu.
"Woi, gue punya mangsa baru nih, bisa kek nya di jadikan anggota ke Lima kita." Ketiga pemuda itu mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan dari Nizar, Nizar yang paham dengan tatapan sahabatnya itu pun menjelaskan maksud ucapan nya tadi.
"Kan kita perna bilang mau rekrut anggota baru nih, dan Lo pada mau anggota ke-lima kita cewek kan?" Ketiga pemuda itu membenarkan ucapan Nizar. Meraka memegang merencanakan ingin punya sahabat cewek, tapi mereka belum menemukan cewek yang cocok dengan karakteristik geng nya.
" Yah sekarang kita punya punya! Dan tentunya cocok dengan karakteristik geng kita." Lanjut Nizar begitu ceria.
"Emang siapa cewek itu Niz?" Tanya Panji penasaran.
"Kelas tiga, kelas MIPA 1, murid baru, yang masuk bulan lalu." Jelas Nizar pada teman-teman nya. Ketiga pemuda itu mengangguk saja.
Sore harinya. Nizar yang baru melangkahkan kakinya kedalam rumah terhenti saat suara berat seseorang mengintrogasi nya. Nizar menoleh dan mendapatkan sang papa yang sedang berkaca pinggang dengan wajah sangar nya.
"Emang papa peduli? Gak kan?"
Nizar yang masih mengunakan seragam sekolah pun melangkah pergi menaiki tangga. Namun langkah kaki nya kembali terhenti saat mendengarkan suara sang papa meninggi.
"Berapa kali papa bilang, jangan bergaul dengan bocah-bocah sialan itu, mereka gak baik buat masa depan kamu Nizar." Tatapan tajam di lemparkan Nizar pada sang papa yang juga melihat nya dengan wajah marah.
"Papa! Bisa gak sih jangan sebut sahabat Nizar dengan sebutan gak pantas itu!" Tegas Nizar dengan penuh tekanan.
"Kenapa? Marah? Emang benar kok mereka itu bocah-bocah sialan, mereka bawa pengaruh gak baik buat kamu." Tangan Nizar mengepal kuat tangannya. Nizar yang tak ingin meluapkan amarah nya, memutuskan untuk pergi menuju kamarnya, meninggalkan sang papa yang sedang marah-marah.
BRAKKKKK
Nizar membanting kuat pintu kamar nya, melempar tas nya ke sembarangan arah, lalu mengacak-acak rambut nya frustasi.
"AKHHHH SIALAN." Tinjuan keras Nizar berikan pada tembok kamar nya hingga tangan Nizar memerah.
"Sok peduli banget sama gue tuh orang, mana ngebatasi pertemanan gue lagi, biasanya juga bodoh amat sama kehadiran gue." Kesal Nizar sambil meraih handuk yang tergantung. Nizar masuk kedalam kamar mandi.
Di sebuah kediaman mewah milik seorang Jingga, gadis itu sedang mendapat amukan sang Mama. Gadis itu yang memang malas mendengarkan omelan sang Mama hanya menunduk guna menutupi wajah malas nya.
"Kamu dengan tidak Mama bilang apa sama kamu Jingga!" Geram Nilam yang merasa di abaikan sang anak.
"Iya-iya Jingga paham, intinya mama mau Jingga jadi alat balas dendam mama buat papa kan? Mama mau mempermalukan papa kan di depan semua orang? Mama mau membuat papa menyesal kan karena udah selingkuhi Mama? Jadi intinya Jingga harus bisa kelahi si anak tiri nya papa itu kan, si Xena-Xena itu kan ma?" Nilam tersenyum lebar mendengarkan ucapan sang anak, lalu mengangguk sebagai jawaban nya.
"Iya." Jingga langsung melenggang pergi setelah mendengarkan ucapan mama nya. Jingga sangat muak dengan sikap Mama nya yang begitu egois, mama nya itu menganggap dirinya sebagai alat balas dendam atas perilaku sang suaminya.
Terlahir sebagai anak bungsu dari keluarga yang telah hancur bukanlah keinginan Jingga
like komen vote favorit nya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Raudatul zahra
ternyata Nizar & Jingga bukan berasal dari keluarga yang "baik-baik saja" yaa
2023-09-26
0