Jonathan bingung harus mengatakan apa, karena Ia tidak pernah berharap putra tunggalnya itu menjadi seorang pengecut hingga lari dari tanggung jawab. Tapi mau bagaimana lagi, Bara sudah pergi jauh dan tidak mungkin mau kembali detik ini juga.
"Maafkan saya Pak!" Ucap Jonathan lirih kearah Pak Samsul. Miranda yang tak kuasa menahan tangis mendengar obrolan mereka di ruang tamu langsung berlari keluar dan berlutut di hadapan Jonathan.
"Saya mohon Om, tolong paksa Bara untuk menikahi saya sekarang juga atau saya akan mengakhiri hidup saya!" Pinta Miranda penuh harap. Air matanya tak berhenti menetes hingga suaranya hampir habis.
Hanya itu yang bisa Miranda katakan untuk memperoleh kemudahan. Tidak mungkin gadis kecil sepertinya mampu menghidupi anak seorang diri. Tanpa adanya pendamping hidup.
"Sudahlah Mir, jangan merendahkan dirimu seperti ini!" Mbak Lilis memaksa Miranda untuk berhenti memohon. Karena Mbak Lilis memang tidak suka ada keluarganya yang diinjak-injak oleh orang lain.
"Tapi Miranda benar, Lis. Mereka sudah melakukannya bersama. Jadi tidak adil rasanya jika pihak Keluarga Bara tidak mau ikut bertanggung jawab atas musibah ini!" Timpal Bu Fatma menyahuti. Sebagai seorang Ibu, rasanya Ia tidak tega jika mereka hanya menghakimi Miranda saja.
Jonathan menatap Iba kearah Miranda, gadis kecil itu amat menyedihkan. Bahkan tidak perduli seperti apa penampilannya sekarang. Yang pasti Jonathan juga masih belum memiliki ide untuk membebaskan Miranda dari cemo'ohan orang kedepannya.
"Maaf Miranda, Bara sudah kabur keluar negeri sekarang. Dia belum siap menikah karena kalian masih terlalu muda," ucap Pak Jonathan yang akhirnya mematahkan harapan Miranda yang sangat mencintai Bara.
"Apa,kabur Om?"
Miranda kian terisak-isak dan baru paham kalau ternyata, selama ini Bara hanya mempermainkan dirinya.
Sedang Mbak Lilis menggeleng-gelengkan kepala. Dia tidak habis pikir nasib Miranda akan berakhir menyedihkan seperti ini. Seharusnya sang adik tidak mudah terbuai oleh rayuan maut pria menjijikkan seperti Bara.
"Anda senang melihat adik saya menderita, Pak?" Cecar Mbak Lilis yang terus menjadi orang paling banyak mengeluarkan suaranya demi ke adilan sang adik.
Jonathan kembali menatap kearah Miranda, lalu mengatakan apa yang kini menjadi pilihannya, "Kalau begitu, biar Miranda tinggal di rumahku saja Pak. Aku akan memenuhi semua kebutuhan Miranda dan bayinya sampai anak itu dewasa. Bagaimana, apa Bapak dan Ibu mengizinkannya?" Hanya itu yang bisa Jonathan lakukan untuk membantu mengurangi beban orang tua Miranda kelak.
"Itu tidak mungkin Pak, jangan ngawur. Mana bisa Miranda tinggal di rumahmu sedang Ia tidak terikat apa pun dengan Anda?" Tolak Mbak Lilis mentah-mentah.
"Benar Pak, kalau itu saya sebagai Kakak ipar Miranda juga tidak setuju. Apa kata orang nanti kalau Miranda tinggal di rumah anda?"
Mendengar penolakan itu, Jonathan pun menukas dengan lantang, "Kalau itu masalahnya, izinkan saya menggantikan Bara menikahi Miranda," timpalnya berujar.
"Apa?"
Semua keluarga Miranda cukup terkejut. Hingga mereka membisu beberapa saat sampai akhirnya Pak Samsul menanyai Miranda, "Kami tidak akan memaksa nak, tapi mungkin ini jalan yang terbaik untukmu. Terserah saja kamu mau menerima tawaran Pak Jonathan atau tidak."
Miranda mengangkat kepalanya menatap pria yang seharusnya akan menjadi mertuanya itu, tapi Miranda tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menerima Jonathan demi bayi yang kini berada dalam kandungannya.
"Baik Om, Miranda tidak masalah!"
"Mir...?" Mbak Lilis nampaknya tidak setuju. Tapi Papa Samsul mencegahnya untuk berbicara lagi. Karena hanya itu pilihan yang terbaik untuk Miranda saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
demi menutupi aib nya🧐🧐
2023-03-28
1
apa boleh buat...terima aja mira daripada ank mu tiada bapa.......menikah aja sama datuk ank mu....
2023-02-10
3
untung mira,ada kakak yg galak,bagus juga mcm tu takut org...🤭
2023-02-10
3