Kebangkitan

“Fiona,,,, Fiona,,,”, di alam bawah sadar Fiona merasa ada seseorang yang tengah memanggilnya. Ia mencari kemanapun namun tidak ada seorang pun disana. Ruangan gelap namun alih – alih membuat Fiona merasa

takut, justru yang ia rasakan adalah perasaan hangat yang sangat nyaman yang bahkan belum pernah ia rasakan.

Ketika ia masih sibuk untuk melihat – lihat sekelilingnya, ada sebuah titik cahaya yang kini tengah mengelilinginya. Cahaya berwarna putih, di susul cahaya lain yang berwarna kuning. Cahaya ini semakin terang hingga sampai menyilaukan mata. Fiona pun menutup kedua matanya akibat cahaya yang begitu menyilaukan itu. Lalu sesaat kemudian ia membuka  matanya dan ternyata pemandangan yang ada di sekitarnya sudah berbeda. Hamparan luas dengan bunga – bunga berwarna – warni yang begitu indah, udara yang sejuk serta cahaya matahari yang hangat yang menyentuh kulitnya. Perasaan ini benar – benar menghangatkan, sama seperti kegelapan yang

ia rasakan sebelumnya.

“Apakah ini surga?”, tanyanya di dalam pikirannya

“Fiona “, tiba – tiba ada seseorang yang kembali memanggil namanya. Fiona melihat sekitar dan mendapati seseorang dengan jubbah putih yang menutupi seluruh tubuhnya. Wajahnya tidak terlihat akibat ada suatu penghalang yang membuat Fiona yang tidak melihat jelas wajahnya.

“Anda siapa?”, Tanya Fiona. Alih – alih takut, Fiona malah mendekati sosok tersebut.

“Tempatmu bukan disini?”, ucapnya.

“Apa maksud anda?”, Tanya Fiona kembali.

”Disini bukanlah tempatmu. Kembalilah ketempatmu!”, ucap pria tersebut dengan mengeluarkan sesuatu dari telapak tangannya. Telapak tangannya mengeluarkan cahaya putih lalu cahaya tersebut menyelimuti seluruh tubuh Fiona.

Fiona tidak mengerti dengan apa yang terjadi, lalu tiba – tiba ia merasakan bahwa tubuhnya melayang ke udara, sembari kesadarannya tampak perlahan memudar, dan akhirnya ia jatuh ke dalam kegelapan yang tak berdasar.

Ketika ia terbangun, ia melihat langit – langit yang sudah tidak asing baginya. Langit – langit yang selama ini ia lihat setiap hari. Suhu ruangan yang tampak sama, harum ruangan yang menyapa indera penciumannya yang  sudah tidak asing lagi.

Fiona pun duduk dari tidurnya. Ia melihat sekeliling dan melihat bahwa ruangan tersebut sama persis dengan kamar yang dulu ia tempati selama ia hidup. Ia tersenyum sakit ketika melihat hal ini. Ia berfikir ini semua adalah mimpinya, ia berfikir bahwa kini Dewa tengah mempermainkannya dengan cara memberikan penglihatan yang seperti ini.

“Dewa,, mengapa kau begitu kejam padaku? Mengapa kau memperlihatkan ini semua. Kau tahu hal ini begitu menyakiti hatiku, namun kau malah menghadirkan  suasana dan juga pemandangan yang seperti ini. Apakah kau juga begitu membenciku hingga kau memperlihatkan pemandangan seperti ini kembali kepadaku untuk menghukumku?”, Tanyanya dengan nada mencemooh dan tawanyanya yang terasa sakit jika dilihat oleh orang lain.

“PPPPrrraaaanggggg… braaak klontaangnagang…”, sebuah suara benda jatuh pun terdengar. Fiona pun terkaget dengan apa yang ia lihat dan kejadian yang baru saja terjadi.

Ia menatap seorang pelayan yang tengah gemetar ketika melihatnya. Kedua matanya yang menangis dan kedua tangannya yang juga ikut gemetar sembari mencoba menutupi bibirnya.

“NNooo,,nnooo,,NNNNOOONAA!’”, jeritannya begitu melengking hingga ia jatuh terduduk.

Tentu jeritan itu membuat seluruh orang dapat mendengarnya. Tak berselang lama suara derap langkah yang banyak serta terburu – buru pun terdengar.

“Brrrrraaak”, suara pintu kamar dibanting.

Lalu beberapa orang pun memasuki kamar tersebut. Fiona tertegun dan juga membeku ditempat ketika melihat wajah – wajah orang yang tidak asing baginya. Ia bahkan lupa untuk menarik nafas akibat keterkejutannya melihat pemandangan yang saat ini ia lihat.

Di depannya ada kedua orang tuanya, kakak – kakaknya serta adik yang selama ini ia sayangi. Orang – orang yang sangat berarti di dalam hidupnya. Entah mengapa air mata Fiona kembali keluar. Ia befikir jika ini hanyalah mimpi,, biarkan ia bermimpi selamanya. Jika ini mimpi tolong siapapun jangan ada yang membangunkannya. Begitu kira – kira isi dari pikirannya saat ini.

“Fiona,,, kau baik – baik saja?’,ucap suara yang berat. Meski kasar namun terdengar begitu menghangatkan hatinya.

“Nak,,, apakah ada sesuatu yang tidak enak? Katakan pada ibu apa yang kau rasakan?”, ucap seseorang dengan nada lembut yang penuh dengan perhatian namun juga mengandung kecemasan di dalam nya.

Tubuh Fiona di rangkul ke dalam peukan ibunya,Tangan hangat yang lembut mengusap rambutnya, tangan yang Fiona rindukan. Tangan dan belaian yang selama ini ingin sekali ia rasakan. Belaian sangat sangat ia rindukan

ketika berada di penjara bawah tanah.

Sontak Fiona menangis semakin kencang, menangis sesenggukan hingga benar – benar terdengar menyayat hati.

“Ibu,,, aku merindukanmu,,, aku merindukan kalian. Maafkan aku... maafkan aku,, huhuhuhuhuhu ,,,,, ”, ucapnya sembari menangis. Orang yang ada disana pun hanya saling menatap.

Mereka menunggu hingga Fiona menyelesaikan tangisnya. Dan setelah melihat Fiona sudah berhenti menangis. Ibunya pun berkata sembari masih mengelus wajah anaknya yang penuh dengan air mata tersebut.

Entah mengapa Fiona merasa bahwa wajah ibunya ini tampak terlihat lebih muda, dan lebih terawatt. Berbeda dengan yang terakhir kali ia ingat, terkahir kali Fiona menatap lekat wajah ibunya itu ketika ia tengah berada di penjara bawah tanah. Fiona melihat bahwa wajah ibunya tampak  semakin menua dan sangat pucat, terlihat kantung mata yang begitu gelap menandakan bahwa ia jarang sekali dapat tidur dengan baik. Uban – uban yang tampak di rambutnya semakin membuat wajah ibunya tidak sesegar seperti biasanya. Wanita yang awalnya tampak elegan dan cantik berubah seketika menjadi wanita yang seperti bukan dari kalangan bangsawan. Tentu Fiona sangat memahami apa alasan perubahan ibunya itu. Itu pasti berkaitan dengan dirinya, bagaimanapun Fiona tau bahwa ibunya sangat menyayangi dirinya. Tentu ibunya menjadi seperti itu karena melihat kondisi Fiona yang tengah di penjara.

Namun saat ini Fiona bersykur bahwa keadaan ibunya sudah terlihat baik – baik saja. Meski ia merasa ada yang mengganjal namun ia tidak memperdulikan hal ini. Ia sangat bahagia saat ini hingga beberapa saat kemudian pertanyaan ibunya membuatnya termangu. “Nak,,, apa yang saat ini kau rasakan? Apa kau tahu ibu, ayah dan saudara – saudaramu begitu khawatir tentangmu. Bahkan kakakmu yang sedang di akademi tengah bergegas untuk pulang ke kediaman hanya untuk ingin memastikan bagaimana keadaanmu”, ucap ibunya.

“Mengapa perkataan ini terasa tidak asing bagiku?’, ucap Fiona di dalam hati.

Fiona menatap ibunya dengan hati – hati, lalu berkata “Bu,, sebenarnya apa yang terjadi?’, tanyanya.

Ibu dan orang – orang di sekeliling Fiona pun saling berpandangan. Mereka mengerutkan kening lalu ayahnya berkata “Nak,,, apa kau masih ingat tentang kecelakaan kuda yang kau alami sebelum kau jatuh pingsan?”, Tanya ayahnya dengan hati – hati.

“DDEegghh!!!!”, Jantung Fiona memompa lebih cepat. Tiba – tiba ia berdebar dan berkata “Berapa lama aku pingsan ayah?”, tanyanya.

“Kau telah pingsan selama 3 hari”, jawab Duke Rosgard.

Terpopuler

Comments

Dewi

Dewi

Di kehidupan ini semoga Fiona dapat merasakan kebahagiaan

2023-05-05

1

矢kaguyume冬

矢kaguyume冬

semangat thor

2023-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!