Seluruh tamu undangan sudah hadir dengan berbagai merek pakaian terkenal. Perhiasan berlian berkilau dimana-mana. Semua tampak antusias menunggu acara yang paling fenomenal ini. Dimana waktu berkumpulnya para pembisnis ternama yang sangat mereka kagumi.
Satu karpet merah sudah terbentang panjang ke depan menjadi penunjuk jalan. Siang itu kota yang padat tampak tengah bahagia menyambut hari dimana akan ada satu orang yang mendapat penghargaan atas kerja kerasnya selama ini.
Dari arah depan loby, sebuah mobil mewah yang di iringi beberapa kendaraan lainnya akhirnya berhenti tepat di depan loby. Pria tampan turun usai di bukakan pintu oleh anak buahnya.
Tak lama kemudian, pria itu pun turun memutari mobil dan menyambut sang wanita yang duduk di sisinya tadi. DI gandeng erat tangan wanita yang tak lain adalah Anatari.
Sontak semua mata menatap kagum terlebih Diatmika yang menjadi ibu kandung Anatari. Ia sampai membungkam bibirnya yang terbuka. Tak habis pikir anak yang ia lahirkan kini tampak sang cantik jauh berbeda dari saat pernikahan. Tari begitu terlihat sangat terawat saat ini. Penampilan dan make up serta pembawaan saat ia melangkah beriringan dengan sang suami sungguh berubah total.
"Ayah, itu Tari anak kita kan?" tanya Diatmika pada sang suami.
Sontak saja Carel terkekeh kecil. Matanya masih sempat melirik ke arah Ratna yang bergandengan tangan dengan Farid di ujung sana.
"Lihat menantu yang Ayah pilihkan untuk Tari, Bu. Ayah itu seorang pembisnis. Jadi memilih menantu tentu saja dengan insting yang kuat. Sekarang anak kita sangat beda di pandang. Hidup Tari sudah sangat bahagia." Diatmika yang menatap penuh puja dengan sang anak hanya bisa menganggukkan kepala.
Anatari tersenyum sangat lebar dan cantik sekali. Ia tak habis pikir dalam seminggu tak bertemu dengan anaknya semua sudah berbeda jauh dari sebelumnya.
"Semoga Ratna juga akan bahagia sama seperti kakaknya, iya kan Ayah?" tanyanya.
"Mana bisa seperti itu, Bu." ledek Carel remeh memandang Farid.
Keindahan yang terlihat siang ini tak mampu Diatmika dan Carel sentuh. Sebab Anatari berjalan melewati mereka dengan pengawalan yang ketat. Bahkan sepasang pengantin baru itu duduk jauh di depan dari pada posisi Carel dan Diatmika.
"Regi, apa boleh aku bergabung dengan Ayah dan Ibu saja?" pelan Tari berbisik saat mereka duduk di kursi yang sudah di sediakan.
Mendengar pertanyaan itu tentu saja Regi seketika menatap tegas sang istri. "Bedakan di rumah dengan di luar. Kau membawa namaku, jadi duduklah dimana aku berada." Tak lagi Anatari berucap. Ia hanya duduk tenang sembari menundukkan kepala.
Tak lama acara pun kini di mulai. Semua tamu undangan telah hadir dengan lengkap. Acara demi acara telah berlangsung hingga tiba di puncak acara dimana satu nama akan mendapat panggilan di depan podium.
Semua tampak menunggu moment spesial. Sang mc di depan tengah membacakan jajaran prestasi yang telah di dapatkan oleh orang hebat ini.
"Yah itulah prestasi yang telah di raih, dan inilah dia pembisnis nomor satu tahun 2023...Tuan Regi Fasan! Kami persilahkan untuk Tuan Regi naik ke podium menerima penghargaan ini."
Suara riuh tepuk tangan terdengar menggema di ruangan itu. Tanpa sadar Tari ikut mengembangkan senyumannnya melihat pria tampan dan hebat berjalan meninggalkannya menuju podium.
"Prestasi itu sangat pantas kamu dapatkan, Regi. Bahkan tidur di kamar pun tidak kamu rasakan. Semoga setelah ini kamu bisa tidur dengan nyenyak di kasur empuk kita." Dalam hati Tari merasa kasihan dengan sang suami.
Pencapaian yang Regi dapat saat ini sungguh membuat pria itu di mata Tari tak memiliki waktu istirahat yang banyak.
"Selamat untuk anda, Tuan. Dan kami juga mengucapkan selamat atas pernikahan anda minggu lalu. Kalau boleh biarkan istri anda juga turut naik ke atas sini untuk berfoto bersama kita semua."
Melihat betapa baiknya ia di mata semua orang, Regi pun dengan senang hati memanggil Tari naik ke atas podium dengan di antar oleh seorang wanita yang bekerja bersamanya. Tari naik dan mendapat sambutan hangat dari Regi.
"Bantu aku memegang piala ini." ujarnya pada Tari.
Piala yang begitu berharga membuat Tari gugup setengah mati saat hendak meraihnya. Namun, ia berusaha tenang untuk bisa berfoto bersama.
"Sekarang saatnya Tuan Regi memberikan pesan dan kesan di acara ini selama anda menjadi pengusaha sebelum sesukses saat ini." pintah sang mc.
Regi bergerak menuju mic namun ia tidak sadar telah membuat Tari tergerak kaget saat melewatinya. Di detik itu juga Tari lalai memegang piala berharga sang suami. Pecah berhambur piala di depan kaki wanita cantik itu. Tari dan semua orang sama-sama terkejut.
"Tari!" lepas kendali, Regi melayangkan tamparan keras pada pipi sang istri.
Amarahnya tiba-tiba lepas kendali kala melihat piala kebanggaan yang ia nantikan selama ini justru hancur di tangan istrinya sendiri.
Semua menutup mulut mereka masing-masing saat menyaksikan sikap arogan Regi pada istrinya.
"Ayah, Tari, yah." Diatmika menggoyangkan lengan sang suami berharap Carel memberikan pembelaan pada sang anak.
Sayang, Carel justru menahan tangan istrinya. "Tari istrinya Regi. Kita tidak boleh ikut campur, Bu. Tari juga lalai menjalankan tugasnya." ujar Carel berusaha tenang meski dalam hatinya bertanya-tanya mengapa Regi melakukan itu ada Tari.
Piala bisa di buat ulang, tetapi mengapa harus menyakiti Tari sampai seperti itu.
Menetes air mata Diatmika melihat pemandangan menyakitkan di depan sana. Begitu pun dengan Ratna yang ingin maju membela sang kakak. Namun, tangannya sudah di cegah lebih dulu oleh Farid.
"Jangan ikut campur. Ada yah dan ibu yang lebih berhak menghentikan ini semua dari pada kita, Sayang." ujar Farid.
"Tapi, Kak. Kakakku loh di sana, mana mungkin aku tega diam saja." Ratna menolak perintah sang suami.
Farid hanya menatap dalam mata sang istri dan menggelengkan kepala pelan. Ratna pun tak bisa menolak selain hanya patuh dan memajukan bibirnya kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments