Hujan badai

"Dewa, aku merindukan kamu!"

Satu pernyataan dari Gita membuat Dewa tercengang.

"Apa? Kamu nggak waras? Sudah pergi sana ! Aku tidak mau menambah masalah hidupku dengan berurusan denganmu!"

Braaakkhh.

Pintu rumah Dewa di tutup dengan sangat keras hingga hal itu membuat hati Gita merasa kembali tersayat.

"Dewa, kenapa kamu tega melakukan hal ini kepadaku?" gumam Gita dengan menahan air mata.

Gadis itu berlalu dari tempatnya berdiri dan hendak pulang ke rumahnya, tapi tiba tiba terdengar petir yang sangat menggelegar hingga hujan pun turun dengan begitu cepatnya. Tubuh Gita basah kuyup kehujanan. Kondisinya belum pulih sempurna, tapi kini tubuhnya harus menerima dinginnya guyuran air hujan yang membasahi bumi. Niat hati ingin tetap menerjang hujan badai yang mengguyurnya, tapi apa daya tubuhnya yang masih lemah akhirnya tumbang juga tepat di halaman rumah Dewa.

Setelah sepuluh menit terbaring di tanah dengan guyuran air hujan yang begitu deras,akhirnya Dewa membawa Gita masuk ke rumahnya. Rupanya Dewa sempat melihat keberadaan Gita dari balik tirai karena untuk memastikan gadis itu tidak akan bertindak konyol dengan tetap berdiri di depan pintunya. Namun ternyata malah dia dapati tubuh Gita sudah terkulai lemas di halamannya dengan bash kuyup.

"Dasar gadis bodoh! Menyusahkan saja!" Umpat Dewa sambil membaringkan tubuh Gita di sofa.

"Dia kenapa nak?" tanya Bu Dewi, beliau adalah ibunda Dewa.

"Entahlah Bu, Dewa juga nggak tahu maunya ni anak? Hujan hujan malah keluyuran. Dasar nggak punya otak!" Berkali kali Dewa selalu memaki Gita.

"Hust, jangan gitu nak. Nggak baik bicara seperti itu." tukas Bu Dewi memberi nasehat kepada putranya.

"Dewa nggak suka sama kelakuan anak ini Bu. Dia itu perempuan, tapi nggak bisa bersikap kayak perempuan. Ngomongnya aja juga nggak sopan, nanti kalau dia udah sadar, ibu pasti juga akan benci sama kelakuan nih anak!" sahut Dewa.

"Apa benar seperi itu?" tanya Bu Dewi sambil memandangi wajah Gita.

"Tapi kasihan, dia basah kuyup. Ibu akan mengganti pakaiannya." ucap Bu Dewi sambil berjalan ke kamar guna mengambil baju untuk Gita. Di rumah itu mereka hanya tinggal berdua. Ayah Dewa sudah meninggal dan kakak Dewa tinggal bersama suaminya.

Beberapa menit kemudian bu Dewi keluar dari kamar dengan membawa sepasang baju untuk di pakaian ke tubuh Gita.

"Kamu ke kamar sana. Ganti baju kamu, ibu mau ganti baju dia. Siapa namanya?" tanya Bu Dewi.

"Gita." jawab Dewa.

"Oh Gita, iya ibu mau gantiin bajunya Gita sekalian mau ibu kasih minyak angin biar dia siuman." tukas Bu Dewi sambil mendekat ke arah Gita.

Selama ini Bu Dewi memang belum mengenal sosok Gita, jika Dini main ke rumah Dewa, Gita tidak pernah mau ikut.

"Astaga Dewa..." Bu Dewi berteriak ketika melihat sesuatu.

Dewa bergegas keluar kamar dan dari kejauhan menjawab pertanyaan ibunya karena bu Dewi belum selesai melucuti tubuh Gita.

"Ada apa Bu?" tanya Dewa.

"Gadis ini sedang tidak baik baik saja Dewa. Di dadanya ada bekas jahitan seperti usai melakukan operasi. Lukanya juga masih basah.." Bu Dewi berkata sambil menggelengkan kepala.

Dewa sejenak terdiam lalu beberapa detik kemudian kembali bersuara.

"Pakaikan dulu bajunya Bu, nanti Dewa akan ceritakan pada ibu apa yang terjadi pada dia." sahut Dewa sambil kembali masuk ke kamarnya.

"Baiklah," jawab Bu Dewi sembari tetap mengganti pakaian Gita yang basah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!