🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Puput bergeming, ia sudah terbiasa dengan sifat Abi yang tidak pernah suka dengan nya. Ini juga bukan pertama kali Abi berkata kasar melukai perasaan nya. Tapi sudah berulang kali.
Pembeda nya di sini adalah, Abi berkata kasar dengan kalimat panjang. Dan itu sangat sakit rasanya.
"Egois? hancur? apa aku seburuk itu di mata mu? apa aku tak sedikit bernilai di mata mu? atau mungkin aku sangat murahan di mata mu? aaa... benar itu sudah pasti," senyum kecil Puput di keadaan seperti ini ia masih berusaha bersikap dirinya baik-baik saja.
"Terserah kau saja, saya tidak mengatakan itu, jika kau merasa seperti itu berarti kau sadar diri," Abi bersikap santai tanpa rasa bersalah dengan yang dikatakan.
"Ya, aku sadar. Sekarang kembali lah ke tempat duduk mu. Tidak usah mempedulikan wanita murahan seperti ku, aku memang ingin mempermalukan diri ku sekarang," usir Puput muak, tidak masalah di anggap murahan, ia memang sudah murahan sejak kecil terus mengejar Abi padahal berkali-kali di tolak.
"Siapa yang mempedulikan mu? jangan salah mengartikan, saya kesini meminta mu untuk segera keluar tinggalkan kelas ini. Kita semua ingin mengikuti kelas dengan damai dan tentram tanpa gangguan keegoisan mu," kata Abi.
"Benar yang dikatakan Abi, mending lo keluar aja jangan menghalangi kita yang ingin sukses, kalau mau hancur ya hancur sendiri jangan ngajak-ngajak," timpal Hana sengaja menambah kekesalan Puput.
"Kau yang hancur nenek lampir!" marah Puput tidak terima, ia berniat memberi pelajaran pada Hana, tapi lengan nya di tahan seseorang.
Puput berbalik dan melihat siapa biang kerok. Dan ternyata Abi. Sorotan mata yang tajam, amarah terlihat di kedua bola mata. Bahkan dosen yang melihat keributan itu tidak berani mengatakan apapun.
Wajah Abi terlihat begitu menyeramkan, ruangan yang panas dengan percekcokan menjadi dingin.
Arin menyadari amarah kakak nya sudah mencapai titik puncak menjadi cemas takut terjadi hal yang tidak di inginkan.
"Lepaskan! nenek lampir seperti dia seharusnya sudah ku beri pelajaran biar gak berulah," marah Puput berontak, tapi cengkraman Abi di lengan nya semakin kuat.
"Keluar sekarang! jangan memancing ku berbuat lebih kasar padamu."
"Tidak! aku tidak akan keluar. Dan kau kenapa terus membela nya? kenapa? padahal dia sama seperti ku, sama-sama mengejar mu, tapi kau tidak jijik padanya, sedangkan aku kau langsung menjauh seolah aku ini bangkai yang sangat menjijikkan. Padahal aku hanya ingin menjadi teman mu, jika kau tidak bisa membalas perasaan ku. Emang apa kurangnya aku? katakan? aku aku berubah biar kau tertarik dan mau memberi ku kesempatan menjadi teman mu. Katakan saja?"
"Hentikan kegilaan mu ini! kau memang wanita gila! inilah salah satu sifat yang membuat saya jijik padamu, bahkan melihat wajah mu saja rasanya ingin muntah saking menjijikkan. Kau begitu murahan, apakah ini salah satu ajaran orang tuamu? sangat memalukan," hina Abi marah tidak bisa mengendalikan perkataan nya lagi.
Deg!
Deh!
Perkataan Abi seperti terkena tembakan pistol, bahkan berlipat-lipat tembakan kalah rasa sakit nya dari perkataan Abi.
Sesuatu yang sangat di benci Puput jika orang tuanya di bawa atas kesalahan yang di lakukan.
Dia tidak masalah jika dirinya di hina dan di caci, bahkan di pukul pun tidak masalah, tapi tidak dengan orang tuanya.
Arin mendengar itu dada nya terasa sesak, ia bisa merasakan seperti apa perasaan Puput saat ini. Entah apa yang akan terjadi setelah ini. Diamnya Puput, jantung yang deg-degan.
"Arin, apa yang kakak mu katakan? kau tau Puput tidak pernah suka orang tuanya di bawa dalam kehidupan nya? tamat sudah sekarang. Aku sangat yakin setelah ini tidak ada cinta di hatinya untuk kakak mu," yakin Ana berbisik pada Arin.
"Aku pun merasa seperti itu," lemah Arin pasrah, tidak bisa melakukan apapun semua sudah terjadi.
"PUAS KAU SEKARANG!" bentak Puput seraya menarik lengannya dari cengkraman Abi.
"Aku akan pergi sesuai perkataan mu. Tapi sebelum itu ku tegaskan padamu. Aku memang mencintai mu bahkan sangat mencintai, tapi itu dulu. Dan sekarang aku ingin berterimakasih padamu, terimakasih sudah membuka lebar mata dan pikiran ku. Sekarang tidak ada cinta di hatiku. Cinta ku sudah mati dan aku sangat bahagia untuk itu. Jangan khawatir, aku tidak akan menganggu hidup mu lagi, kau ingin aku jauh dari kehidupan mu, tepat nya tidak pernah menunjukkan diri di depanmu lagi, bukan? baiklah akan ku penuhi," jeda Puput dingin dengan tatapan kebencian.
Erik dan Sandro pertama kali melihat Puput dingin, menelan kasar saliva. Sungguh ajaib. Wajah lucu yang selalu mereka lihat setiap Puput marah, tidak terlihat lagi.
"Aku PUPUT CRASVIR STEFF, mulai hari ini dan detik ini. Aku akan pergi dari kehidupan mu selama nya. Dan satu lagi, aku terima siapapun menghina dan mencaci ku, tapi tidak dengan orang tua ku. Kelakuan ku tidak ada sangkut paut dengan ajaran mereka. Orang tua ku mengajarkan kebaikan, aku saja yang keras kepala dan murahan hingga melupakan ajaran mereka."
"Dan untuk anda Bapak Dosen terhormat saya minta maaf, saya akan keluar dan akan membawa orang tua saya menghadap anda," ucap Puput dingin. Tidak ada tatapan hangat seperti biasa. Semua benar-benar lenyap.
Puput meriah tas dan pergi tanpa mengatakan sepatah kata lagi.
"Huftt... "
"Apa ini akhir dari cerita cinta Puput? sungguh malang, cinta yang diabaikan," ucap Sandro memandang kepergian Puput.
"Ending yang menegangkan dan berakhir tak ada yang saling memiliki," seru Erik menarik nafas panjang.
"Hmmm, tapi firasat ku setelah ini akan ada yang merasa kehilangan. Puput gadis ceria, cerewet, meski bar-bar, dia baik. Kau ingat bukan, saat itu," Sandro mengingat lagi kebaikan Puput yang sering mereka lihat secara diam-diam tanpa sepengetahuan nya.
"Kau benar, jika ada yang mendengar ini, aku yakin tidak akan ada seorang pun yang percaya, jika bukan melihat langsung."
Arin melihat sang kakak membeku di tempat nya, langsung pergi begitu saja bersama Ana meninggalkan kelas. Mereka tidak peduli lagi dengan mata kuliah dosen gila. Karenanya lah Puput pergi, dan mungkin setelah kejadian ini akan berubah, bisa jadi tidak ingin kuliah lagi di sini.
Dia sangat kecewa pada kakaknya tega berkata kasar pada wanita dan itu pada sahabat nya sendiri.
"Dimana pergi nya Puput? kenapa cepat sekali? baru juga beberapa menit keluar sudah menghilang," ucap Ana berlari keluar tapi tidak melihat jejak Puput.
"Semua ini karena Kak Abi, jika saja dia tidak membawa nama orang tua, Puput tidak akan seperti ini," menyesal nya merasa bersalah atas tindakan sang kakak.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
bagus tinggalkan aj cowok seperti Abi sok ke ganteng 😡
2023-02-10
1
holipah
lanjut thor yang banyak 🤣
2023-02-10
0
Puji Lestari
hadeeehhh ikut nyesek nih dadaku denger perkataan Abi yg frontal,,
kebanyakan ngasih bawang nya nih thoorr...😭😭😭
2023-02-10
0