🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Selama kelas berlangsung, fokus Puput tertuju pada Abi. Nenek lampir genit itu seperti sengaja memanasi nya menempel kayak ulat bulu.
Puput melihat itu makin kesal, hati nya sangat panas dan mungkin akan meledak jika terus di panasi.
Arin dan Ana memperhatikan Puput terus melihat depan kursi duduk Abi dan Nenek lampir hanya bisa menggeleng kepala tanpa berkata-kata.
Arin sebagai adiknya saja tidak tau apa sebenarnya yang di ingin kan Abi. Pria itu akan berubah kejam tak berperasaan jika sudah berhadapan dengan Puput, tapi pada nenek lampir tidak terlalu.
"Puput," panggil dosen pria di depan melihat Puput tidak memperhatikan penjelasan nya.
Puput tidak menghiraukan, otaknya saat ini penuh kekesalan, otaknya bahkan berpikir untuk menceburkan nenek lampir ke got jika diberi kesempatan.
Semua mata tertuju pada Puput yang namanya di panggil Dosen tapi tidak di gubris, terus melamun.
"Astaga nih anak kenapa seperti ini sih," bingung Arin melihat makin kesini Puput seperti bukan Puput yang di kenal dulu akan fokus pada pelajaran, tidak mencampuri masalah hati dengan pendidikan.
"Semua karena kakak mu, lihatlah mata nya tak lepas pada Abi dan ulat bulu," sahut Ana juga sama, ia sendiri sudah kehabisan akal menasehati Puput untuk berhenti.
"Iya, aku tau semua karena kakak ku. Jika aku bisa melakukan sesuatu sudah ku lakukan agar Kak Abi bisa bersama Puput. Aku ogah punya Kak ipar ulat bulu seperti nya, jijik," bergidik ngeri membayangkan saja ia tidak sanggup.
"Nah, itu permasalahan nya. Jika di biarkan seperti ini Puput akan hancur saat kakak mu menemukan wanita yang sesuai selera nya," ucap Ana tidak tega jika Puput sahabat nya patah hati.
Apalagi ia sudah mendengar cerita Puput dan Arin sendiri, betapa gigih nya Puput ingin bisa berteman dengan Abi, jika tidak ingin menerima perasaan nya.
"Iya kau benar, aku akan coba bicara dengan kakak ku nanti."
"PUPUT CRASVIR STEFF!" tatapan tajam dan suara sudah seperti toa, menyadarkan Puput dalamnya lamunan. Seketika ia tersenyum malu, melihat tatapan dosen penuh amarah padanya.
"Kau keluar dari kelas saya! jangan pernah masuk lagi sebelum membawa orang tuamu menghadap saya," tegas nya marah marah mengusir Puput.
Mendengar amarah dosen mengatakan membawa orang tua, Puput keringat dingin susah menelan ludah.
"Pak jangan seperti ini dong, please kasihani saya, jika Dad saya tau. Bisa di kirim saya ke luar negeri, saya tidak mau saya sukanya belajar di sini," mohon Puput membujuk dengan kebohongan entah kenapa mendadak mulut nya bisa berkata seperti itu.
"Put, benaran seperti itu," bisik Arin tidak percaya masa masalah segitu Puput langsung di pindahkan.
"Ayolah Pak, saya terima hukuman apapun asal tida memanggil orang tua saya," Puput tidak menghiraukan Arin, fokus nya hanya pada dosen saja saat ini.
"Alah, jangan mau Pak... panggil aja orang tuanya, biar mereka tau bagaimana kelakuan anaknya di kampus," ucap Hana memanasi situasi.
"Kau bicara seperti itu, seolah kau lebih baik dari saya saja. Ck, nyadar diri sana, atau gak punya kaca ya? makanya gak bisa sadar?" balas Puput tak mau kalah dan memberi tatapan ketidaksukaannya pada Hana.
Abi diam, bersikap bodoh amat tidak peduli, sama hal dengan kedua teman nya Erik dan Sandro. Meski mereka menikmati keributan ini.
Mereka pun tidak terlalu kaget dengan keberanian Puput, karena mereka satu sekolah yang sama dengan Puput sejak kecil hingga sekarang. Dan tentu juga selalu satu kelas, entah apa ini dinamakan jodoh atau takdir.
"Kau lihat wajah Puput, dia benar-benar tidak cocok seperti itu, tapi tetap dilakukan, apa dia tidak sadar wajah nya itu hanya akan membuat semua orang tertawa," ucap Erik terus menatap Puput yang marah.
"Hahaha... kau benar," setuju Sandro tertawa kecil.
"PUPUT!" bentak dosen tidak suka dengan perkataan Puput barusan sangat tidak sopan.
"Kok Bapak hanya marah pada saya? kan, di sini nenek lampir ini juga salah, dia nambah-nambah bumbu agar Bapak memanggil orang tua saya," tidak terima Puput dengan bentakan Dosen.
Dia sangat tidak terima, ini pertama kalinya ia di bentak, orang tuanya saja yang melahirkan nya tidak pernah melakukan ini, tapi dosen yang bukan siapa-siapa dengan enak membentak nya karena masalah sepele.
"Sudah! keluar dari kelas saya! keputusan saya masih tetap sama panggil orang tua mu menghadap saya, jika masih ingin ikut kelas saya!" tegas Nya tidak ingin bantahan apapun lagi, mengusir Puput keluar. Tapi Puput tidak berpindah sedikit pun dari bangku nya.
"Kenapa masih di sana? cepat keluar!" dosen pria itu di buat pusing menghadapi Puput yang keras.
"Tidak! saya tidak akan keluar sebelum Bapak mencabut kata-kata Bapak. Di sini saya yang salah, harusnya hukum saya, jangan bawa orang tua dalam kesalahan saya, ini namanya tidak ADIL!" tekan Puput di akhir kata tanpa ragu, keberanian Puput perlu di acungkan jempol.
Semua mahasiswa/I di kelas salut, mereka sebelum nya tidak pernah melihat Puput seperti ini. Entah kenapa juga mereka bisa salut, padahal inilah bukannya hal yang baik.
"Baiklah jika seperti itu. Kelas akan saya bubarkan, saya tidak akan masuk dikelas kalian lagi, sampai Puput keluar dan memanggil orang tuanya," ancam nya serius dan semua kena imbas dari kesalahan Puput.
"Loh kok gitu sih Pak, kan yang buat salah Puput, kenapa harus kita juga yang kena," protes Hana tidak terima.
"Benar yang di katakan Hana, Bapak tidak bisa berlaku seperti ini. Satu salah, hukum orang nya saja, tidak perlu menyebar pada orang yang tidak salah!" tegas Abi, buka suara. Habis sudah kesabarannya sejak tadi, hal inilah yang tidak pernah di sukai nya dari Puput keras kepala, suka seenaknya.
"Kalau kalian ingin saya lanjutkan kelas, gampang. Cukup Puput tinggalkan kelas saya, maka semua bisa kembali normal," ucap Nya menatap marah Puput acuh.
"Oke, jika hanya itu," Abi bangun dari bangku menghampiri Puput.
Puput yang tidak tau apa yang akan di lakukan Abi berjalan ke meja nya, sudah mulai berkhayal yang tidak-tidak. Entah apa yang di pikirkan hingga senyum-senyum sendiri.
"Bangun sekarang! tinggalkan kelas ini, jangan pernah masuk sebelum orang tua mu datang! sikap egois mu ini bukan hanya merugikan diri sendiri, tapi semua orang. jika kau ingin hancur, hancur lah sendiri jangan ajak-ajak orang. Tidak ada yang mau hancur seperti mu!" tegas Abi depan tatapan tajam berdiri tepat di hadapan Puput.
Kalimat terpanjang yang pernah Puput dengar dari mulut Abi, bahkan sejak kecil tidak ada kalimat panjang selain singkat atau tidak ada gubris. Tapi sekali panjang, kalimat itu begitu telak membuat nya bungkam tak bisa berkata-kata lagi.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧
lelah menuggu dari Balik senyum ku
2023-02-10
0
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
Put, kamu tau sakit hatilah put, jangan mau digituin.
kalau kamu pengen dapat cintanya Abi, kamu stop deh ngejar dia, siapa tau dia kehilangan kamu lalu dikejar balik, atau buat dia cemburu. tapi kalau ga mempan, udah tinggalin aja 🏃🏃
2023-02-09
2
🐝⃞⃟𝕾𝕳 Puput☘︎🦄✰⃝⚜️🥀
Abi sakit tau hati Puput kamu gituin😒...
2023-02-09
1