Lima orang calon siswa memasuki arena, Misa dan Willi kemudian tiga anak lainnya yang Misa sendiri tidak tahu. Misa langsung mengidentitikasi level dan serangan apa yang akan dilancarkan oleh lawannya dengan skill mata batin miliknya. Tidak ada yang tahu misa memiliki skill ini. Dia mampu melihat berapa level yang lawannya miliki. Dan jenis sihir yang dikuasai lawannya.
Atribut Pangeran Willi adalah pedang sihir. Dengan Ability yang meningkatkan kekuatan penggunanya. Misa tidak akan menjadi penyerang utama kali ini. Dia memilih untuk tidak terlalu menonjolkan bakatnya. Dia memilih untuk membantu Pangeran Willi dalam membangun sebuah serangan.
Tiga peserta lainnya langsung melakukan penyerangan seperti para amatir lainnya. Tanpa melihat siapa lawannya dan bagaimana cara untuk mengalahkannya. Mereka semua terpental dengan sihir pertahanan dari penguji itu. Penguji itu bernama Revan. Dia menguasai elemen api dan barier yang digunakannya adalah pusaran api yang mengelilingi tubuhnya. Para peserta lain terpental karena terkena api barier Revan. Tapi, dengan bantuan Misa. Mereka terlindungi dengan Barier prisma yang dibuat Misa untuk melindungi mereka. Sebuah Barier tingkat tinggi yang digunakan Misa untuk melindungi para peserta lain. Karena dia tidak ingin berfikir panjang karena barier prisma adalah barier yang tahan dari berbagai serangan.
" Hah, barier prisma? ternyata gadis itu bisa memakai barier tingkat tinggi. Ini tidak bisa dipercaya. " Pembawa acara kaget karena ada gadis kecil yang mampu membuat sebuah barier yang cukup rumit itu dan berkelas tinggi.
" Hei Ayah, itu barier Misa yang sama saat waktu itu. " Marchel melihat ayahnya.
" Iya, gadis kecilku memang hebat. Aku yakin waktu itu dia dengan sengaja menyelamatku. Jadi, kemampuanmu sudah sangat hebat ya Misa. " Felix terharu dengan hal yang barusan dilakukan Misa.
" Hah, dia mampu membuat barier yang mungkin siswa akademi ini sendiri mungkin akan kesulitan membuatnya bahkan dia memakaikannya untuk tiga orang. Apa benar dia anakmu Felix? " Raja Elfuia heran.
" Hei, kalian jika ingin menyerang jangan membabibuta seperti tadi. Ikuti rencanaku dan kita akan mengalahkannya. " Misa merencakan sebuah rencana yang akan dilancarkan kepada Revan.
Tiga orang mengelilingi Revan. Kali ini mereka tidak langsung menyerang. Satu dari mereka menyerang dari belakang mengalihkan perhatian Revan. Dengan sihir api Revan melontarkan tembakan api.
" Hei, bocah. jangan berharap kalian bisa bertahan lama disini. Fireball. " Dengan perlindungan barier Misa anak itu selamat lagi dari api Revan.
" Hiyah ... " Seorang anak dengan tombak menyerang dan meloncat dari atas.
Semntara itu seorang anak lagi melontarkan tembakan kepingan es tajam kearah Revan. " Hahaha, kalian cukup menghiburku, kali ini akan kutunjukan pada kalian api neraka. "
" Kalian, mundur! Hentikan serangan kalian! " Misa meminta semuanya mundur karena dia merasakan sihir menegah sedang coba di lancarkan oleh Revan.
Sebuah ledakan bola api yang menyebar mengelilingi arena membauat semuanya seperti bara api yang berada ditengah arena.
" Hiyah ... " Pangeran Willi meloncat dari belakang dan dengan pedangnya berhasil menebas Revan dari belakang. Namun, dia langsung ditangkap Revan dan mencekik lehernya.
Semua penonton tak kuasa melihatnya. " Oh, pangeran Willi. Hei, kenapa tidak ada yang menyelamatkannya? "
Dengan gerakan yang cepat dan tepat. Misa berlari meloncat menendang Revan, memutar diantara lengan Revan menendang wajah Revan.
"Gubrak." Revan terpental dan Pangeran Willi berhasil dilepaskan dari genggaman Revan.
" Hah, aku tidak berencana untuk jadi sorotan disini. Tapi, apa boleh buat. " Misa membawa Pangeran Willi untuk menepi bersama tiga anak lainnya.
" Hahaha, kau gadis kecil yang lincah ya. Baiklah, bagaimana kalau kau mencoba panasnya pedangku. " Revan mengeluarkan pedang yang kemudian diselimuti api yang membara.
" Misa ... . " Marchel berteriak tapi Felix mencoba menenangkannya.
" Tenanglah Marchel, Apa kau tidak tahu sekarang adalah giliran Misa. Dia tidak akan kalah, coba kau lihat sorot mata itu. Mata yang hanya memandang kedepan dan menatap bahwa kemenangan sudah berada ditangannya. " Felix yang seorang mantan Ksatria tahu sekarang Misa sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun.
" Hah, kau gila Felix. Kenapa kau diam saja? kau mau kehilangan putrimu? " Raja Elfuia panik.
" Misa pernah memintaku untuk tidak membantunya sampai dia benar-benar membutuhkannya. " Felix mencoba meyakinkan Raja Elfuia.
Sementara itu didalam arena. " Apa ini saatnya kita membakar jagung. Ah, aku lapar sekali. "
Revan yang terbawa omongan Misa malah semakin membakar keadaan. " Jagung kecil yang akan terbakar adalah kau gadis kecil. "
Misa yang memang tidak membawa sebuah senjata berfikir untuk menciptakan senjatanya sendiri. Sebuah barier prisma yang biasanya hanya dijadikan pelindung. Kini dia membuatnya sebagai pedang yang tajam.
" Hem, sepertinya aku memerlukan sedikit air disini. " Misa membuat langit gelap dan akhirnya hujan turun. Sihir tingkat tinggi pengendalian cuaca yang dibuat Misa membuat semua tercengang.
" Hem, apinya belum padam juga ya. baiklah. Ubah molekul air menjadi Es. " Seketika arena yang basah berubah menjadi arena yang dipenuhi es. Meski begitu api dari Revan tidak padam begitu saja.
" Hahaha, ternyata aku mendapat lawan yang pantas kali ini. Tapi, api ini tidak akan padam begitu saja. " Revan membuat kobaran api yang menjulang tinggi sampi langit. Diayunkan ke arah Misa.
" Bruell ... " Sebuah gejolak yang mengguncang arena.
Tapi serangan Revan dihentikan oleh Misa dengan mudah dengan menjadikan api itu diselimuti es.
" Baiklah, sepertinya sekarang giliranku. " Misa melesat dengan kecepatan tinggi. Menerjang kerah Revan.
... [ Cring ... . ]...
Sebuah duel berpedang dengan kecepatan tinggi antara keduanya membuat semua orang diarena tidak bisa berkata apa-apa.
" Felix, kau telah membuat sesuatu yang luar biasa. Bisa kau ajarkan aku bagaimana cara membuatnya? " Raja Elfuia tercengang melihat ilmu berpedang Misa ternyata hebat sekali.
" Aku tidak pernah mengajarkannya ilmu berpedang. Dan itu jauh sekali berbeda dari ilmu berpedangku. Entah dia belajar dari siapa aku sendiri tidak tahu. Pedang yang ramping tapi begitu tajam. dia bahkan bisa membuat pedang seoerti itu untuk melawan orang dengan pedang yang tebal dan berat itu. Dari segi ketahanan itupun sangat hebat. Dan aku tahu apa yang direncanakan Misa sekarang ini. Kau juga mengerti kan Marchel? " Felix menanyakan sesuatu pada Marchel yang tidak hentinya heran akan kemampuan Misa yang didepan matanya sendiri kemampuannya melebihi dia bahkan mungkin ayahnya sendiri akan kesulitan untuk menghentikan misa saat mode tempurnya itu.
" Iya Ayah, aku tahu Misa hanya menyerang pedang dari lawannya. Jadi, dia tidak ada niat melukai lawannya karena dia tahu ini bukan medan perang. Tapi, kalau dia mau. Pasti orang itu sudah mati sejak dari tadi. Misa membuat sebuah kikisan dipedang lawannya dengan tujuan agar pedangnya patah dan untuk mematahkan semangat dari lawannya juga. Ini serangan yang lebih mematikan dari serangan pada tubuhmu. Yaitu serangan mental pada lawan itu sendiri. "
Serangan bertubi-tubi dilancarkan oleh Misa. Dan akhirnya pedang dari Revan patah.
... [ krueng ... . ]...
Suara pedang yang patah membuat Revan terkejut. Dan serangan akhir dari Misa. Dia melompat dan menendang Revan dengan kedua kakinya, membuat Revan terpental.
Misa menghampiri Revan dan mengayunkan pedangnya tepat dihadapan wajah Revan. " Apa kita akan melanjutkannya? Em, tapi maaf, pedangmu sudah kupatahkan.
" Uwoh ... sebuah kejutan dari gadis kecil yang membawa pedang itu. Dia mengalahkan Revan yang merupakan nomer satu di Akademi Sihir ini. Ini adalah perkembangan yang luar biasa di Akademi ini. " Pembawa acara dan semua penonton merasa gembira dengan hasil akhir ini.
" Ada yang aneh dari para senior itu. Aku akan menyelidikinya. Dari yang aku tahu ujian masuk dulunya tidak seperti ini. Ada dalang dibalik semua kejadian ini. Saat aku melihat mata Revan. Seolah dia sedang ketakutan. Bukan karena aku. Tapi dia memandang kearah lain. Yang memungkinkan ada yang membuatnya takut. " Misa mencurigai bahwa ada udang dibalik batu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
矢kaguyume冬
wah ada misteri nih ga sabar untuk liat misa pecahkan minterinya
2023-03-13
3