Esok hari di kediaman Tuan Felix, ayah dari Misa. Sisa embun yang masih melekat di dedaunan memancarkan secerca pelangi kecil yang berasal dari terpaan sinar matahari.
"Wush ... Cring ... cring ... . " Suara hantaman pedang yang saling mengikis satu sama lain terlihat indah dengan tekhnik berpedang yang Felix ajarkan kepada Marchel.
Latihan berpedang dipagi hari yang selalu jadi rutinitas Felix dan Marchel saat akan memulai hari. Felix sangat lihai dalam mengayunkan setiap hunus pedang yang dia arahkan sebagai sebuah serangan. Dan lebih hebatnya, Marchel yang bisa mengimbangi tekhnik Felix dan memberikan serangan balasan.
" Oh, Baiklah. Calon Ksatria ini tidak akan kalah dari pensiunan Ksatiria Kerajaan. Karena akulah yang akan menjadi Ksatria terhebat kerajaan Arifu. Hiyah ... . " Marchel melancarkan serangan kepada Felix.
Felix merupakan pensiunan Ksatria kerajaan Arifu. Dulunya dia juga merupakan seorang Ksatria di kerajaan Arifu, dan dia berhenti dari profesinya itu karena lebih memilih waktunya bersama Elizabeth istrinya. Dan kini dia sudah memiliki dua anak yaitu Marchel dan adiknya Misa.
Misa tidak terlalu semangat setiap kali dia harus menonton pertarungan antara Felix dan Marchel dipagi hari. Meski itu cuma latih tanding. Misa lebih berkeinginan untuk ikut berlatih. Tapi ibunya selalu bilang bahwa Misa anak perempuan. Tidak boleh arogan seperti anak laki-laki. Itu membuatnya sangat bosan. Tapi, Misa selalu menuruti kata-kata ibunya.
" Hah, pagi yang membosankan karena aku harus menonton kakak yang menyebalkan sedang latih tanding dengan ayah. Kalau aku jadi ayah, aku pasti sudah menendang bokong si Marchel itu." Misa berbicara sendiri.
Tanpa disadari Ibunya mendengar itu. Misa sekarang berusia Empat tahun, dia tumbuh menjadi gadis imut yang cantik. Dan kemampuan memahami bahasanya sudah berkembang. Dia sudah sangat kelihatan seperti orang dewasa saat berbicara. Karena ada penyesuaian bahasa di dunia Misa sekarang. Dia juga mempelajarinya dari orang-orang sekitarnya.
" Oh, ada yang sedang bergumam disini. Ayo, ingatkan kata-kata ibu? " Misa dipeluk ibunya dari belakang.
" Iya, aku ingat itu ibu. " Misa tersenyum menengok keatas karena posisi wajah ibunya berada di atasnya.
" Dan apakah kamu tahu sayang? Bahwa kita sebagai perempuan itu merupakan sumber kekuatan bagi laki-laki kita. Seperti ayahmu yang akan bersemangat saat ibu sedang ada untuk dia. Dan itu akan membuatnya lebih bahagia. Membuat kabahagiaan orang yang kita sayangi juga merupakan hal yang mulia, ingat ya itu! " Eliza mengelus-elus kepala Misa.
" Mungkin aku akan suka rela untuk menyemangati Ayah, tapi untuk si Marchel. " Sebelum Misa menyelesaikan kalimatnya, Eliza menyela untuk membuat hubungan putrinya dan kakaknya tidak menjadi lebih buruk karena perlakuan jahil Marchel yang sering membuat Misa menjadi marah setiap hari ada-ada saja.
" Eh, jangan begitu! Marchel juga kan kakakmu. Kita sebagai perempuan suatu hari akan membutuhkan seorang pria. Karena dikeluarga kita Ayahmu dan Marchel adalah seorang pria. Terkadang ada beberapa pekerjaan yang kita sebagai perempuan ada batasnya. Karena itu kita memerlukan mereka juga. Jadi, meskipun kakakmu sering jahil, tapi ingat ya! Kita itu satu keluarga yang harus saling menolong. Begitupun Marchel. Dia akan menolongmu karena dia tahu kamu adik perempuannya yang imut. " Eliza mencoba meluruskan hubungan antara Misa dan Marchel.
" Iya Ibu, akan aku ingat itu. Maaf untuk yang barusan? " Misa sedikit menundukkan kepalanya.
Saat sebuah serangan yang akan dihunuskan kepada Felix. Tanpa sadar Marchel menendang batu yang berada didepan kakinya.
" Hiyah ... uah ... . " Marchel tidak bisa mengendalikan gerakannya yang spontan itu. Sementara Felix yang tidak menyadari gerakan spontan yang jauh dari prediksinya berada dalam bahaya tertusuk pedang.
Misa yang melihat itu dengan sigap langsung menggunakan kekuatan sihirnya membuat barier yang menahan serangan Marchel. Akhirnya serangan Marchel meleset karena terkena barier buatan Misa.
" Apa itu tadi? Sebuah penghalang. Siapa yang membuat penghalang itu? hah. " Felix melihat kearah Misa yang dengan posisi membuat posisi tangannya yang seolah dia merapalkan sihir kepada Felix.
" Misa? " Marchel kaget melihat Misa yang di usianya sedini itu bisa merapalkan sihir pertahanan kepada Ayahnya.
" Hah? Itu ... . " Misa tersenyum seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Setelah semua hal yang terjadi dipagi hari tadi. Misa ikut Ayahnya yang berdagang di pusat kota Arifu.
Felix merupakan pedagang yang cukup terkenal dikalagan penduduk Arifu. Dia merupakan pedagang yang hampir semua barang yang masyarakat butuhkan bisa didapatkan padanya. Seperti toko serba ada di sebuah kios kecil milik Felix. Setiap hari Marcel dan Misa ikut membantu pekerjaan Felix. Meski Misa kecil dan dia sekarang masih empat tahun. Tapi dia cukup cerdas dan mengerti tentang apa pekerjaan Ayahnya dan membantunya. Meski sudah dilarang oleh Felix. Tapi, Misa bersikeras mau membantu.
Pada awalnya Misa tidak diberikan tugas untuk melakukan apapun, dia cuma diauruh Felix membantu bersih-bersih. Tapi, selang beberapa waktu Misa bisa membantu lebih dari itu dengan menerima tamu. membantu di kasir bersama Felix dan ketika anak seusianya dia sedang asik bermain. Misa tidak terlalu tertarik dengan itu. Misa lebih memilih di kios Ayahnya. Karena menurutnya dia bahagia karena setiap hari bertemu banyak orang. Dan dia bisa mengenal banyak orang dikios saat mereka berbelanja. Itu menjadi keasikan tersendiri bagi Misa bisa berinteraksi dengan banyak orang. Karena dikehidupannya sebelumnya. Dia sangat sibuk dengan tugas kuliah sampai tidak sempat banyak berinteraksi dengan sesama manusia. Sampai dia lulus kuliah pun menemukan game yang dia senangi dan malah tambah jarang keluar rumah. Hidupnya tidak jauh dari game dan kasur. Dengan begitu setiap kadar kebahagiaan orang berbeda dari setiap apa yang benar mereka butuhkan.
" Hei, Misa? Aku akan mendaftarkanmu di Akademi Sihir. " Felix yang tiba-tiba mengagetkan Misa yang sedang asik bercanda dengan Marchel.
" Hah, Ayah bercanda ya? Misa kan masih kecil." Marchel menatap bingung pada Ayahnya.
" Apa kau tidak mengingat tadi pagi? " Felix mencoba mengingatakan kejadian dipagi hari saat mereka sedang latih tanding.
" hem, iya aku tahu Misa membuat barier kepada ayah. Entah itu dia sadari atau tidak. Tapi, dia memang yang sudah membuat barier itu. Aku hanya tidak mau dia nanti disana dikucilkan karena dia bukan seorang bangsawan dan aku tahu bagaimana sikap mereka terhadap orang biasa seperti kita ini. Aku sebagai kakaknya tidak akan terima jika adik perempuanku ini sampai diperlakukan seperti itu. " Marchel yang menunduk karena dia sendiri tahu bahwa Akademi Sihir adalah tempat para anak bangsawan yang terkenal lebih tidak memanusiakan terhadap warga biasa.
Misa tersenyum mendengar penjelasan Marchel. Dalam hati yang tenang Misa bergumam. " Hem, ternyata Marchel menghawatirkanku ya. Tidak seperti kelihatannya. Ternyata dia merupakan kakak yang baik. Meski kadang suka menjahili aku tapi, dia sebenarnya cuma ingin bermain denganku. Jadi, pantas saja jika ada orang yang bersikap kepadaku tidak baik, dia akan marah untukku. "
" Kau benar. Tapi, semua tergantung Misa. Aku tidak akan memaksanya. Karena dia yang akan memilih akan menjadi apa suatu hari nanti. " Felix mengelus kepala Misa.
" Tenang saja Marchel, aku sudah belajar darimu saat kamu jahil terhadapku. Dan mereka bukanlah tandingan bagi kakakku. Mereka hanya akan malu sendiri saat mencoba bersikap tidak baik padaku. Ayah, aku akan memilih pergi ke Akdemi Sihir. Yah, mungkin aku akan jarang kesini membantu Ayah, tapi aku akan selalu mengingat rumah kalau aku berada disana. Dan terlebih lagi aku sayang kalian. Ayah, Ibu, dan juga Kakak Marchel. " Misa memegang tangan ayahnya yang tadi mengelus kepalanya. Mencoba meyakinkan ayahnya bahwa Misa siap untuk ke Akademi Sihir.
" Aku sendiri sedang bingung karena melihat respon dari anak sekecilmu menjawab pernyataan itu seperti orang dewasa. Kalian memang kebanggaanku. " Felix memeluk Misa dan Marchel sembari terharu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Frando Kanan
jika gk bs beladiri mka tinggal menunggu wkt org bunuh gitu?
2023-04-14
0