...Happy Reading...
.........
........
.......
Setelah kejadian di cafe saat ia meninggalkan sean seorang diri, perasaannya tak karuan.
Ia membayangkan jika hal yang telah ia lakukan kepada sean kemarin akan berdampak dengan tidak diterimanya ia di kantor milik pria tersebut.
Ia bahkan mengingat dengan sangat jelas raut wajah sean ketika ia melakukan tindakan konyolnya. Sama sekali tak bergeming dan bahkan tak menunjukkan ekspresi apapun.
arrggh...
jocelyn mengacak rambutnya frustasi, ia semakin bingung dengan apa yang harus dilakukannya kini untuk meminta maaf.
Faktanya kemarin ia begitu terkejut mendengar penuturan yang diucapkan oleh sean, hingga membuatnya tak bisa berpikir dengan baik.
Tingkah konyolnya terhentikan begitu mendengar suara dering telponnya yang berbunyi, ia menatap lekat ke arah layar yang menampilkan nomor masuk yang tidak dikenalinya sama sekali.
Dengan tak memikirkan hal negatif apapun, jocelyn mengangkat panggilan itu
Hening...
Untuk beberapa saat, tak ada satupun suara yang terdengar, membuat jocelyn menelan salivanya paksa.
Pikirannya memikirkan hal-hal aneh yang mungkin saja terdengar berlebihan.
Hingga akhirnya suara deheman di seberang panggilan memecahkan keheningan yang telah terjadi.
"Selamat siang" Sapa suara di seberang panggilan telepon sana
Suara pria itu seolah menyadarkan jocelyn dari segala macam pemikiran anehnya, ia buru-buru menjawab panggilan itu begitu mendengar pria di seberang sana kembali menegurnya.
"Ah,iya. Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya santai.
"Apa benar nomor yang sedang dihubungi ini adalah milik Jocelyn Richards?" Pria yang berada di panggilan seberang telepon kembali mengajukan pertanyaan.
"Iya. Dengan saya sendiri" Begitu mendengar orang yang di carinya adalah dirinya sendiri, ia kembali bersikap was-was.
"Baik. Kami dari bagian HRD dari perusahaan Royals Tech Ltd. Ingin menyampaikan bahwasanya anda telah dinyatakan lulus dalam tahap seleksi berkas maupun interview dan dengan berita ini pula, kami mengharapkan ibu untuk mendatangi kantor untuk pengurusan perpindahan kerja secara lebih lanjut"
Gue..keterima?
"Untuk selengkapnya, ibu bisa mendatangi kantor dan mendapatkan jadwal Presdir lalu mulai bekerja" Ujar pria itu mengakhiri sesi penjelasan yang ia berikan
"Ah. Baiklah. Terima kasih"
"Baik. Kalau begitu, selamat siang"
"Siang"
Jocelyn menghembuskan nafasnya berat, ini bahkan belum sampai 4 jam setelah ia melakukan wawancara dan membuat masalah dengan sean.
Tapi sekarang yang terjadi malah ia diterima bekerja di perusahaan pria itu.
Apa ini tidak terlalu mencurigakan?
Tentu saja setelah semua yang terjadi membuat jocelyn curiga, terlebih lagi ini nampak sangat mendadak.
Biasanya proses penerimaan pekerjaan itu setidaknya membutuhkan waktu paling sedikit sehari dan kemudian, akan diiringi dengan datang nya surat panggilan kerja.
Ah, sekarang jocelyn merasa bodoh karena tidak menanyai surat panggilan kerjanya. Setidaknya apabila surat panggilan kerja berada di tangannya, ia tidak akan dipermalukan besok. Ketika ia masuk kerja.
Semuanya hanya tambah membuatnya bingung, ia tidak tahu harus bagaimana lagi sekarang. Satu-satunya cara hanyalah dengan menghadapinya.
Sudahlah, jocelyn akan memikirkan hal ini kembali esok hari. Hari ini ia sangat lelah, otaknya bahkan tak mau diajak bekerjasama.
Sekarang masa bodoh dengan kehidupan tenangnya, dan selamat datang untuk hari-hari penuh cobaan yang sedang menantinya.
***
Robert, selaku sekretaris pribadi dan tangan kanan sean, tak habis pikir dengan pola pikir pria yang berada tepat di depannya kini.
Ia menjadi semakin bingung kala pria itu menyuruhnya untuk menghubungi jocelyn dan menyuruhnya untuk bisa segera mulai bekerja.
"ini serius?" Tanyanya masih setengah percaya, namun yang ditanya hanya manggut-manggut dengan senyuman yang semakin tak bisa robert mengerti
"lo bercanda kan?" Akhirnya robert meninggalkan segala keformalannya di belakang, yang ada di depannya kini sudah bukan bossnya lagi, melainkan pria yang sudah di anggap seperti adik kandungnya sendiri
"gak. Buruan hubungin " Pria yang menjabat sebagai CEO dari perusahaan ini tampaknya mulai kembali menggunakan hak nya dengan semena-mena
"Dia baru saja diinterview belum lama ini, bahkan keputusannya belum ada. Jadi kenapa buru-buru banget pengen dia jadi bagian dari perusahaan ini?. " Tanya robert frustasi. Pria ini sudah tidak bisa mengerti lagi bagaimana jalan pikiran sean
"Susah amat tinggal telfon dan ngabarin doang. Yang lain bahasnya belakangan aja, sekarang tugas lo cuma telfon dan kasih tau kalo dia keterima kerja di sini," Pria kini kembali dengan tatapan tajam dan raut wajah datar andalannya
Menyadari bahwa ia tak bisa menang dari perdebatannya dengan sang boss, robert dengan malas menghubungi nomor jocelyn yang ia dapatkan dari surat lamarannya.
Panggilan terhubung. Namun sama sekali tak ada percakapan yang terjadi, keduanya hanya saling diam dengan panggilan yang terus berjalan
Sean yang melihat hal itu menjadi kesal pada robert, ia kemudian mengancam akan menghajarnya jika tidak melakukan pekerjaannya dengan baik. Robert memutar bola matanya malas, kini ia sungguh kesal dengan pria dihadapannya itu.
"Selamat siang" Sapanya setelah sekian lama, namun tak ada sahutan apapun. Ia menatap ke arah sean yang masih tampak tak acuh
Dengan menghembuskan nafasnya kesal, ia kembali menyapa orang yang berada di seberang panggilan sana "SELAMAT SIANG" sapanya dengan suara yang agak ditekankan, hingga membuatnya mendapatkan tatapan tajam dari boss nya
"Ah. iya. selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?" Akhirnya sebuah suara menyahutinya, walau terdengar sangat gugup
Dengan tanpa bicara panjang lebar lagi, akhirnya robert memberitahu jocelyn perihal mengenai panggilan telepon yang dilakukan untuknya kini.
Begitu panggilan telepon itu selesai, robert menatap sean tak mengerti. Sedang yang ditatap hanya mengacuhkan dirinya
"udahkan?" tanyanya kemudian pada pria yang masih memasang tampang dinginnya itu
"lo bisa keluar. urusan lo udah selesai" Pria itu mulai mengusirnya dan kembali sibuk dengan berkas-berkas yang ada di atas mejanya
Robert hanya bisa menggelengkan kepalanya tak bisa mengerti jalan pikiran dari boss nya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments