20

...Happy Reading...

.........

........

.......

Setelah berpakaian dengan cukup rapi, jocelyn berjalan menuju ke dapurnya dan mulai menikmati sarapan yang ia buat secara dadakan itu.

Pagi ini, ia akan menjalani kehidupannya sebagai seorang pegawai kantoran. Entah hal apa yang sedang menantinya di depan sana.

Ia menghabiskan susu putih yang dibuatnya dalam satu tegukan. Sarapan paginya tidak berat, hanya sepotong eoti yang telah diolesi selai coklat dengan susu putih hangat.

Ia mengambil tas nya lalu memakainya dan segera keluar dari apartemennya. Hari pertamanya, mana boleh ia terlambat, pikirnya.

Jalan yang tadinya lenggang nampak mulai memadat dengan kendaraan yang mulai berdatangan.

Bus yang ia naiki juga tak kunjung berjalan, sepertinya di depan sana ada kecelakaan, mengingat ambulance dan mobil polisi yang terparkir tak jauh dari lokasi kejadian.

Dengan perasaan sedikit kesal, ia menekan tombol di sisinya dan turun dari bus, ia benar-benar tak boleh terlambat di hari pertamanya.

Jika ia terlambat, kehidupan kantornya mungkin tidak akan aman lagi. Bahkan dari sini saja sudah tercium bau-bau kekacauan.

Kini jocelyn telah sampai di depan kantor yang sekarang telah resmi menjadi tempatnya bekerja.

Matanya beberapa kali mengerjab, ia terpaku akan segala kemewahan dari kantor ini. Masih belum percaya, ia menjadi bagian dari perusahaan raksasa di depannya.

Setelah mengatur nafasnya, ia bergegas menuju ke bagian dalam, menuju resepsionis yang sudah terlihat mengamatinya sedari tadi.

Ia masuk dan menghampiri resepsionis wanita yang tengah sibuk memeriksa daftar tamu yang ada di hadapannya.

Begitu menyadari kehadiran jocelyn di depannya, ia mengangkat kepalanya dan memandang jocelyn seraya tersenyum.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu,?" Ujarnya sang resepsionis seraya tersenyum. Jocelyn mengangguk.

"Permisi, saya jocelyn richards, pelamar yang diberitahu telah lulus interview dan mulai bekerja hari ini," ucap jocelyn antusias.

Mendengar pernyataan jocelyn yang sedemikian rupa membuatnya mengerutkan keningnya sebentar. Perasaan hasil rapat saja belum keluar.

Melihat gelagat sang resepsionis yang tak enak, jocelyn mendadak di serang panik, ia merasa telah ditipu sekarang.

"Apa ada masalah?," tanyanya kemudian, sang resepsionis mengangguk dengan ragu.

"Seharusnya keputusan masih diperdebatkan di dalam rapat, dan kemungkinan paling cepat hasilnya akan diumumkan besok," jelas sang resepsionis yang bernama kate wilson itu.

"Apa mungkin saya ditipu?," tanyanya pada dirinya sendiri, namun tak kunjung ia dapati jawabnya.

"Apa miss membawa surat pemanggilan kerja?, mungkin dengan itu bisa kita proses masalah ini lebih lanjut," saran kate pada jocelyn, namun jocelyn menggeleng.

"Saya tidak punya, saya hanya mendapatkan informasi via telepon. Tidak ada bukti fisik apapun," lirih jocelyn.

Mendengar jawaban jocelyn yang sedikit mengecewakan membuat kate tak enak hati. Namun kecanggungan diantara keduanya terhenti kala ia mendengar suara dering panggilan di teleponnya.

"Selamat siang,"

"..."

"Baik, iya ada buk,"

"..."

"Baik, akan saya sampaikan kepada beliau,"

Tak lama panggilan ditutup, kate menatap ke arah jocelyn yang masih nampak kebingungan.

"Permisi miss Richards, saya diberitahu oleh miss kim, sekretaris dari mr. Efron agar mengantarkan anda ke ruangannya,"

Mendengar penuturan kate membuat jocelyn tersenyum, ia tidak salah tempat rupanya.

Begitu melihat jocelyn menyetujui apa yang ia katakan, kate langsung memanggil guards yang berjaga di seberang pintu otomatis menggunakan walkie-talkie di pundaknya.

"RZ-01, memanggil guards, mohon dua orang guards segera merapat ke pintu otomatis untuk mengantarkan tamu. Status negative, Secure clear. Over,"

"RZ-01 Respons. Copy that,"

Mendadak bulu kuduknya sedikit meremang kala mendengar respon dari balik suara itu. Ia mendadak berasa sedang diamati sekarang.

Tak lama waktu berselang, tampak dia orang guards berseragam hitam lengkap dengan senjata api yang bertengger di bahunya, dan juga pistol yang mengisi di kedua kantong celana mereka.

Jocelyn menelan salivanya dengan susah payah, apa tidak masalah jika ia mengikuti dua orang bersenjata lengkap ini?.

Entahlah, ia sudah tidak bisa berpikir lagi.

Dengan langkah yang berat ia mengikuti kedua guards itu. Pria dengan tubuh tinggi dan otot yang kekar berjalan di depannya dan di belakangnya ia diikuti oleh pria besar berotot dengan tattoo di lengan kirinya.

Ia dibawa menaiki lift menuju ke lantai 8, lantai paling atas dari gedung itu. Selama di dalam lift itu pula keadaan sangatlah hening. Kedua pria itu sama sekali tak terusik dan menjalankan tugasnya dengan baik.

Berbeda 180 derajat dengan jocelyn yang dalam diamnya mengeluarkan keringat dingin dengan tubuh yang agak sedikit gemetar.

Tingg...

Lift berhenti tepat di lantai 8, saat pintu pertama kali terbuka, terlihat meja yang sedang diduduki oleh seorang wanita berambut blonde dengan bibir yang sedikit tebal itu, yang jocelyn yakini adalah sekretaris kim.

Kedua pria mengantarkan jocelyn hanya sampai di meja itu saja, lalu bergegas kembali ke posnya. Meninggalkan jocelyn yang tampak kebingungan.

Melihat orang yang akan menjadi kolega bisnisnya di masa depan kebingungan, wanita itu tersenyum dan mengulurkan tangannya ke arah jocelyn.

"Aileen Kim, mantan sekretaris pribadinya sir Adams dan sekarang menjabat sebagai sekretaris pribadinya Mr. Efron," jelasnya sembari memulai perkenalan.

Jocelyn tersenyum, sepertinya wanita di depannya ramah.

"Jocelyn Richards, mohon bantuan untuk ke depannya," ujar jocelyn menyambut uluran tangan aileen.

Dengan tanpa berbasa basi lagi, aileen segera menjelaskan tugas dari seorang sekretaris kepada jocelyn.

Aileen tampak begitu puas mendapati jocelyn bisa belajar dengan begitu mudah meskipun ia belum berpengalaman sama sekali.

Keduanya terus sibuk hingga tiba-tiba aileen menyuruh jocelyn untuk menemui boss untuk yang pertama kalinya.

Ia gugup bukan main, tadi aileen sudah benar-benar melimpahkan pekerjaan ini padanya yang tak lebih dari seorang karyawan magang.

Dan sekarang disinilah ia berada, tepat di depan pintu ruangan milik bossnya, rasa gugup yang melandanya benar-benar tak bisa dibayangkan.

Ia mengetuk pintu secara perlahan, begitu mendengar perintah untuk masuk, dengan langkah yang begitu percaya diri, ia langsung memasuki ruangan itu.

Matanya membelalak kaget kala mendapati atasan langsungnya, orang yang akan ia layani selama ia bekerja disini.

Matanya masih dibuat tak percaya, ia benar-benar kehabisan kata-kata sekarang.

"Lo," ucapnya dengan nada terkejut.

Sedang yang dipanggil hanya menoleh sebentar lalu kembali fokus pada dokumennya.

Damn it!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!