"Sayangnya kamu hanya pandai berkata-kata bukan bertindak."
Seminggu Kemudian.........
Tok......... Tok
"Tari." Seorang perempuan berdiri di depan pintu sambil mengetuk pintu rumah Ry.
"Woi Tari Zapin, bukak pintu." Teriakan si perempuan tersebut.
"Kalau bertamu kerumah orang itu mengucapkan salam bukan teriak-teriak gak jelas kayak gini." Ry membuka pintu rumah, dia menatap malas ke arah si perempuan yang berdiri di depan pintu rumahnya.
"Habis aku panggil dari tadi kamu gak jawab sih, makanya aku teriak-teriak," kata si perempuan itu.
"Kamu kesini mau ngapain?kalau ngajak ribut aku lagi gamo nih," tanya Ry.
"Aku mau tanya ama kamu, kamu tahu ini malam apa?" tanya si perempuan tersebut.
"Gak tahu, lagian Rykan udah gak sekolah buat apa ngingat malam ini malam apa.Perasaan malam ini sama aja kayak malam biasanya," kata Ry.
"Aku mau minta tolong ama kamu, bisakah?" tanya si perempuan tersebut.
"Minta tolong ama pakpol aja sana," jawab Ry.
"Isisis, kamu kok gitu sih ama aku. Tega benar temannya minta tolong malah di suruh minta tolong ama pakpol." Si perempuan tersebut mengerucut bibirnya berbicara kepada Ry.
"Kamu mau tolong apa?"tanya Ry.
"Anterin aku ke konter hp kamu maukan?" tanya si perempuan tersebut.
"Ada uang besinya gak?" tanya Ry.
Pletak........ Pletak
"Masak teman masih pakai hitung-hitungan lagi." Si perempuan tersebut menyetil kening Ry.
"Aww, sakit tahu. Lagian Ry cuma tanya aja. Ya udah kalau gitu aku mau ngambil kunci motor dulu." Ry meringis ke sakitan saat memegang kening yang kena sentil ama si perempuan tersebut. Ry berjalan masuk ke dalam rumah nya, Ry mengambil uang, ponsel dan kunci motor.
"Kamu yakin mau pakaian seperti itu ngatarin aku ke konter hp?" Si perempuan tersebut melihat dari atas sampai bahwa penampilan Ry.
"Yakinlah, emangnya ada yang salah dengan pakaian Ry?" Ry melihat pakaian yang dia pakai itu sopan.
"Gak ada yang salah, tapi apa kamu gak malu berpakaian seperti itu?" tanya si perempuan.
"Gak, Ry mau itu kalau bugil (alias telanjang)," jawab Ry.
Di Depan Konter Ponsel
"Aku mau ke sana dulu, kamu mau ikut atau di sini?" Si perempuan tersebut turun dari motor, dia berdiri di samping motor Ry.
"Aku nunggu di sini aja, gpl (gak pakai lama), "jawab Ry.
"Ya udah kalau gitu aku ke sana dulu ya." Si perempuan tersebut segera berjalan ke arah konter ponsel.
Sedangkan Ry memikirkan motornya lalu dia segera turun dari motornya. Ry berdiri di samping motor sambil melihat ke arah jalan raya. Ry melihat pengendara motor yang melewati jalan raya itu kebanyakan para pasangan yang terlihat mesra.
"Bulan." Seorang pria memegang pundak Ry sambil memanggil nama Bulan.
"Siapa kamu?" Ry yang refleks memegang tangan si pria tersebut lalu dia memutar badannya, setelah itu dia memutar tangan pria.
"Aduh, bisa kamu lepaskan tangan aku bulan?" Si pria tersebut meringis kesakitan karena pergelangan tangan di pelintir ama Ry.
"Katakan dulu siapa nama kamu?" tanya Ry.
"Bulan ini aku cowok yang janjian ketemuan ama kamu." Si pria yang tangan masih di pelintir ama Ry.
"Ry lepaskan tangan dia." Si perempuan tersebut yang baru keluar dari konter ponsel, melihat Ry sedang memelintir tangan seorang maka dia segera menghampiri Ry.
"Dia ini siapa?" Ry melihat ke arah si perempuan tersebut.
"Teman aku, jadi lepaskan tangan dia Ry." Si perempuan tersebut minta Ry melepaskan tangan si pria tersebut.
"Baiklah." Ry melepaskan tangan si pria tersebut.
"Abang gak apa-apakan?" Si perempuan tersebut melihat ke arah pergelangan tangan si pria tersebut.
"Tunggu dulu, apa kamu yang nama bulan?" Si Pria tersebut melihat ke arah Bulan.
"Iya abang," jawab bulan.
"Lalu dia siapa Bulan?"tanya si pria tersebut.
"Teman aku, maafin dia ya abang." Bulan merasa bersalah ama pria tersebut.
"Kamu gak perlu minta maaf ama cowok model begitu, dia yang salah tadi main pegang bahu aku," kata Ry.
"Iya bulan ini salah aku, jadi kamu dan teman kamu gak perlu minta maaf," kata si pria tersebut.
"Bagus lah kalau kamu sadar." Ry bicara ketus kepada si pria tersebut.
"Terus gimana ama tangan abang?" Bulan yang terlihat cemas dengan tangan si pria tersebut.
"Masih." Si pria tersebut berbicara dengan suara pelan.
"Kalau gitu kita bawa berobat aja, gimana?" tanya Bulan.
"Heleh, payah banget jadi cowok cuma segitu aja udah sakit," kata Ry.
"Kamu bisa diam dulu." Bulan membentak Ry.
"Ya udah kamu urus nih cowok, nih uang buat berobat nya." Ry mengeluarkan selembar uang berwarna merah dari saku baju tidur bermotif keropi. Ry meletakkan uang tersebut di tangan Bulan.
Setelah Ry pergi meninggalkan Bulan dan si pria tersebut yang masih berdiri di depan konter ponsel.
"Arlan." Sebuah motor polisi berhenti di hadapan Bulan dan si pria tersebut yang bernama Arlan.
"Kevin." Arlan melihat ke arah si pengendara motor tersebut yang ternyata adalah Kevin temannya.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Kevin.
"Hm, itu Vin." Arlan yang terlihat bingung menjawab pernyataan Kevin.
"Dia itu siapa?" Kevin melihat ke arah Bulan.
"Perkenalkan saya Bulan, temannya abang Arlan." Bulan mengulurkan tangan ke arah Kevin.
"Kevin, teman atau demen?" Kevin menjabat tangan Bulan setelah itu dia melepaskan tangan bulan.
"Teman." Bulan menegaskan kepada Kevin bahwa mereka cuma berteman.
"Abang Arlan, kalau gitu aku pulang dulu ya," kata Bulan.
"Bulan ini udah malam sebaik nya abang antar Bulan pulang kerumah, bagaimana?" tanya Arlan.
"Gak usah abang Arlan." Bulan yang menolak di antar Arlan.
"Abang takut Bulan kenapa-kenapa ini udah malam soalnya." Arlan yang terlihat khwatir kepada Bulan.
"Apa aku gak ngerepotin abang Arlan?" tanya Bulan.
"Gak ngerepotin sama sekali, abang malah senang bisa mengantarkan Bulan sampai ke depan rumah dengan selamat." Arlan menyakinkan Bulan untuk mau di antar oleh Arlan.
"Aku mau di antar ama abang." Bulan mau diantar oleh Arlan.
"Vin,aku boleh pinjam motor?" tanya Arlan.
"Lah, kamu kesini tadi naik apa?" tanya Kevin.
"Diantar teman aku, boleh ya Vin. Aku pinjam motor kamu?" Arlan yang wajahnya memelas agar Kevin mau meminjam motornya kepada Arlan.
"Lama gak?" tanya Kevin.
"Gak tahu, soalnya aku belum tahu rumahnya dimana," jawab Arlan.
"Lah, katanya teman kok kamu belum tahu rumah dia dimana." Kevin yang terlihat ragu meminjamkan Arlan motornya.
"Kita ini berteman di dunia maya baru ini kenalan di Real," kata Arlan.
"Jadian kalian Kopda," kata Kevin.
"Apa itu Kopda?" tanya Bulan.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Setia R
aduh Ry, ternyata kamu tipe teman kayak gitu ya, rubah tuh sifat gak jelas kamu itu! 😀😀😀
2023-09-18
0
Senajudifa
katax tangan sakit
2023-07-19
0
Noviyanti
bensin kali Ry. hihi ternyata kamu perhitungan juga ya. hihi
2023-03-18
1