Mengajak Kencan

Aku benar-benar marah, bukan karena dia yang menggodaku, tapi itu semua karena dia bisa membaca ekspresi di wajahku dan itu berbahaya bagiku. Aku merasa semakin marah kepadanya karena dia mengetahui fakta bahwa aku merona seperti seorang gadis remaja bagi dirinya.

"Apa sebenarnya masalah mu?" Tanyaku kepadanya.

"Ini." Ucapnya yang langsung menunjukkan jemarinya ke arahku.

"Jadi aku masalahmu? Lalu kenapa kau terus mengikuti aku? Pergilah dan cari wanita lain yang bisa kau ajak untuk tidur denganmu. Maaf, kau tidak akan mendapatkannya dariku." Ucapku.

"Tidak kucing kecil. Kau bukanlah masalahku. Masalahku adalah sikapmu dan caramu menyembunyikan hasratmu kepadaku." Ucapnya.

"Hasrat ku?" Ucapku begitu terkejut.

'Apakah dia benar-benar bisa membaca pikiranku? Apakah dia memang bisa?'

Maka aku harus menjauh dan sangat jauh darinya.

"Iya, hasratmu. Ayolah, kita ini orang yang sudah dewasa dan akan menyenangkan untuk mengenal satu sama lain." Ucapnya.

"Aku bukan wanita malam dan aku tidak tertarik terhadap seseorang hanya untuk melakukan cinta satu malam." Ucapku.

"Apakah aku terlihat seperti orang bodoh?" Ucapnya bertanya kepadaku.

"Kau memang tidak terlihat seperti orang bodoh. Tapi kau bertingkah seperti seorang yang bodoh." Balas ku.

"Tingkahku yang mana yang membuat mu melihat aku seperti orang bodoh di depanmu?" Ucapnya bertanya kepadaku ini Balas ku.

"Caramu yang tidak berguna itu mencoba untuk membuatku untuk tidur denganmu. Padahal aku sudah mengatakan kepadamu bahwa aku tidak tertarik dengan melakukan cinta satu malam. Jika kau pintar kau akan pergi meninggalkan aku." Ucapku kepadanya.

"Tunggu dulu kelinci kecil." Ucapnya padaku.

"Kelinci kecil? Berhentilah memberikan aku nama panggilan yang bodoh." Ucapku.

"Tidak, itu cocok untukmu dan sebagai informasi untukmu aku tidak di sini untuk mencari cinta satu malam saja." Ucapnya.

"Lalu untuk apa kau ada di sini?" Tanyaku kepadanya dengan menaikkan sebelah alisku.

"Aku ada di sini untuk mengenalmu." Ucapnya.

"Kenapa kau mau mengenal aku?" Tanyaku kembali.

"Karena aku menyukaimu. Kau berbeda dari gadis yang lainnya di sini dan aku sangat ingin untuk mengenal lebih jauh tentang dirimu." Ucapnya.

"Maaf, tapi aku tidak tertarik." Balas ku.

"Setidaknya berikan aku sebuah kesempatan." Ucapnya.

"Lihat! Kau terus memaksa." Balas ku.

"Kucing kecil, berikan aku kesempatan untuk satu kali kencan saja. Itu sudah cukup." Ucapnya.

"Jadi, setelah sekali kencan kau tidak akan mengganggu aku lagi, begitu?" Ucapku.

"Aku berjanji, karena setelah kencan satu kali kaulah yang akan meminta aku untuk mendekat padamu." Ucapnya.

"Kau begitu percaya diri." Ucapku tertawa seolah itu tidak akan pernah terjadi.

Aku jauh lebih percaya diri kepada diriku sendiri. Bagaimana caraku mengontrol emosiku adalah yang terbaik.

Saat aku di sekolah dulu, aku punya seorang pria yang aku sukai yang terlihat juga memiliki perasaan untukku dan dia mencoba untuk mendapatkan aku, tapi aku tidak mau menyerah. Aku tahu dengan benar bahwa hubungan itu hanya akan membuat mimpiku menjauh dariku dan aku tidak mau membiarkan hal itu terjadi. Jadi, aku pun mengucapkan selamat tinggal kepada cinta dalam hidupku itu.

Beberapa orang memanggilku dengan sebutan kejam karena aku tidak memberikan dia satu kesempatan pun dan sekarang aku masih percaya diri tentang diriku dan juga perasaanku.

"Jadi kau sudah siap dengan sebuah kencan?" Tanya Stefan kepadaku.

"Mmmm.... Baiklah, tapi hanya satu kali kencan saja, itu saja." Ucapku.

"Jadi aku akan menjemputmu besok jam 07.00." Balasnya.

"Baik, tapi bagaimana kau bisa tahu di mana aku tinggal?" Tanyaku bingung.

"Jangan khawatir, aku punya cara." Balasnya.

"Oh baiklah."

Aku tertawa di dalam hati berpikir bagaimana dia bisa tahu alamat rumahku, dan semuanya akan sangat hebat jika dia malah pergi ke rumah orang lainnya.

"Jadi, satu minuman untukku?" Ucapnya.

"Mmmm, baiklah." Balas ku.

Dia lalu memesan minuman. Kami pun mengobrol beberapa hal. Dia menanyakan kepadaku tentang pendidikan ku dan aku bicara kepadanya dengan bebas. Sebenarnya aku sangat menikmati semuanya. Kemudian Stella datang dan kami pun pergi dari klub itu.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!