Canggung

Mama menyajikan nasi dengan beberapa lauk berupa kentang dan ayam goreng yang selalu menjadi makanan favoritku.

Beberapa menit yang lalu aku benar-benar ingin menyantap makanan itu. Aku sudah tidak pernah merasakan makanan yang dimasak oleh Mama selama bertahun-tahun. Tapi sekarang aku tidak ingin mencoba makanan ini lagi. Tiba-tiba aku kehilangan selera makan ku. Tapi aku tidak mau menjadi begitu kejam, karena Mama sudah memasak untukku sepanjang hari. Aku lalu mengambil sesendok penuh nasi dan kemudian merasakan ayamnya.

"Sayang, apa kau mau lagi? Mama tahu kau sangat menyukai ayam yang dibuat seperti ini, tidak terlalu pedas." Ucap Mama.

"Tidak Ma, ini sudah lebih dari cukup." Ucapku.

Aku merasa tidak nyaman karena aku bisa merasakan tatapan Stefan yang terus melihat ke arahku.

"Stefan, apa kau mau ayam lagi?" Tanya Mama kepadanya.

"Tidak, aku sudah cukup." Ucap Stefan kepada Mama.

"Apa kau menyukainya?" Tanya Mama lagi dengan suara yang begitu penuh perhatian.

Aku bisa tahu bahwa Mama mencoba untuk membuat hubungan baik dengannya dan bagaimana dengan sikapnya itu, aku bisa merasakan bahwa dia merasa tidak suka dengan Mama ku atau mungkin karena itu adalah Mama ku. Aku tidak mau pernikahan Mama ku dikacaukan hanya karena hubungan masa laluku bersama Stefan.

"Tidak Tante, makanannya enak. Tapi aku lebih suka makanan pedas." Ucap Stefan kepada Mama dengan senyuman lembut di bibirnya.

Mungkin aku sudah berpikir salah tentangnya. Bisa saja sebenarnya dia menyukai Mama.

"Aku sudah selesai." Ucapku.

"Tapi sayang, kau bahkan belum menghabiskan makananmu. Habiskan lah dulu makananmu itu." Ucap Mama Mama.

"Aku sudah kenyang Ma. Tolong jangan paksa aku." Ucapku pada Mama.

"Tidak apa-apa Ellie, jangan paksa dia. Dia mungkin saja memang lelah." Ucap Om David kepada Mama ku.

"Eva kau bisa pergi ke kamarmu jika kau merasa lelah. Kau tidak harus bersikap begitu formal sayang." Ucap Om David lagi.

"Terima kasih Om." Balasku.

Aku lalu bangun dari kursi ku dan hendak beranjak pergi.

"Selamat malam Ma.... Selamat malam Om." Ucapku.

Aku hendak berjalan pergi dari meja, tapi kemudian Mama memanggilku lagi.

"Eva, apa kau tidak akan mengucapkan selamat malam kepada Stefan?" Ucap Mama.

"Oh iya maaf. Se... selamat malam Stefan." Ucapku kepadanya dengan sedikit gugup.

Dia mengalihkan wajahnya dari ponselnya lalu menatapku dan menunjukkan senyuman paling indahnya.

"Selamat malam Adik manis." Ucapnya dengan menyeringai.

Aku lalu naik ke tangga yang menuju kamarku dan langsung menutup pintu kamarku. Aku pun akhirnya bisa menghela nafas lega.

'Kenapa Tuhan? Kenapa.....? Kenapa Kau melakukan ini kepadaku Tuhan?' ucapku dalam hati.

Aku lalu mengganti pakaianku menggunakan piyama doraemon dan mengambil ponselku yang tergeletak diatas meja rias ku. Aku kemudian membuka galeri ponselku dan mulai melihat foto lama kami.

Iya, aku akui bahwa aku sangat bahagia dulu. Kami benar-benar saling jatuh cinta dan mungkin aku bahkan masih mencintainya dan itulah alasan kenapa aku tidak pernah berkencan dengan orang lain dengan serius selama 2 tahun belakangan ini.

Ini semua dimulai sejak 2 tahun yang lalu.

...--Flashback dimulai....---...

Ini adalah tahun terakhirku berkuliah. Aku belajar begitu keras pada tahun ini. Aku tidak pernah mengabaikan pendidikan ku, karena tujuanku adalah untuk bisa bekerja di sebuah perusahaan terkenal yaitu sebuah perusahaan software. Bagian terbaiknya adalah perusahaan itu akan datang ke kampus kami untuk merekrut karyawan baru. Dan itu merupakan kesempatan besar bagiku untuk masuk ke dalam perusahaan itu. Aku benar-benar mempersiapkan semuanya selama 4 bulan.

Aku mengambil secangkir kopi dan duduk di meja belajarku. Aku terus belajar setidaknya selama 6 jam.

"Eva.....!"

Sahabatku Stella, memanggil namaku. Dia adalah teman sekamarku. Saat aku datang ke kota ini, dia adalah orang yang membuat aku merasa nyaman. Aku merupakan orang yang sedikit introver, dan membuat pertemanan dengan mudah bersama orang-orang baru itu bukan lah keahlian ku dan Stella di sisi lain adalah kebalikan dariku.

Aku tidak tahu bagaimana kami bisa begitu serasi dalam hal berteman. Tapi meski kami begitu berbeda, sampai sekarang kami adalah tetap menjadi sahabat baik.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!