"Hai aku Stefan." Ucapnya.
Dia memperkenalkan dirinya sendiri. Aku lalu berjabat tangan dengannya.
"Hai, aku Eva." Balas ku kepadanya.
"Apa kau sendiri di sini?" Ucapnya bertanya kepadaku.
"Tidak aku datang ke sini bersama temanku. Dia baru saja pergi beberapa menit yang lalu." Balas ku kepadanya.
"Apa pekerjaanmu Eva? Ngomong-ngomong namamu sangat indah." Ucapnya.
"Terima kasih, aku seorang mahasiswa yang masih sedang menyelesaikan kuliahku untuk mendapatkan gelar ku." Ucapku padanya.
"Oh, kau hebat." Ucapnya.
Aku hanya menganggukkan kepalaku dan kembali fokus pada minuman yang ada didepan ku. Walaupun sebenarnya aku tertarik kepadanya dan aku ihin sedikit menggodanya. Tapi ini adalah klub yang berbahaya karena orang-orang yang ada di sini bersiap untuk melakukan cinta satu malam dan pria dihadapanku ini memiliki senyum yang ramah yang akan membuat mereka berpikir bahwa dia itu menarik. Jadi, aku hanya ingin menjauh dari situasi seperti ini.
Aku merasa tatapannya terus melihat ke arahku. Aku merasa begitu gugup, jadi aku mencoba untuk memainkan ponselku untuk mengalihkan perhatianku darinya.
"Kapanpun aku berada di sekitar para wanita, mereka tidak pernah mengabaikan aku Nona Eva. Aku rasa kau berbeda." Ucapnya kepadaku.
"Maaf, apa yang kau katakan?" Tanyaku kepadanya.
"Apakah kau gugup Nona Eva? Apakah aku membuatmu gugup?" Ucapnya lagi.
"Kenapa kau bisa membuatku gugup Tuan.... Maaf, siapa tadi namamu?" Ucapku.
Jujur saja, sebenarnya aku sangat mengingat namanya dengan baik. Tapi aku mengatakan hal itu untuk membuatnya kesal.
'Tidak ada wanita yang mengabaikan aku?' Hah, maksud dari omongannya itu.
"Oh wow, hahahha...." Dia tertawa terbahak.
Walaupun dia tertawa aku bisa merasa bahwa dia tengah begitu kesal dan aku menikmati hal itu. Aku mencoba untuk mengontrol tawaku agar tidak keluar dari mulutku. Aku lalu melihat ke arah lain. Walaupun aku ini lajang, tapi aku tidak akan begitu putus asa membutuhkan seorang laki-laki yang bisa langsung menggodaku begitu saja.
"Jadi aku rasa aku perlu memperkenalkan diriku lagi dan dengan cara yang berbeda agar kau tidak akan pernah bisa melupakan aku." Ucapnya dengan suara yang tenang.
Aku melihat ke arahnya dengan bingung dan bertanya-tanya, apa maksud dari ucapannya dengan cara yang berbeda itu.
Dia tiba-tiba langsung menarik ku yang membuat aku membentur dadanya yang keras. Sebelum aku bisa mengatakan apapun, bibirnya sudah berada dekat dengan bibirku. Dia mulai menciumku dengan penuh hasrat. Dia mencoba untuk membuka mulutku dan aku pun menyerah.
Iya, aku membiarkan dia menciumku dengan tangannya mulai meraba tubuhku.
Ciumannya begitu dalam. Beberapa saat kemudian, setelah itu dia melepaskan bibirku namun, tidak sebelum dia memberikan sebuah gigitan di bibir bawahku. Dia kemudian menempatkan mulutnya di samping telingaku.
"Stefan.... Namaku Stefan Carter." Ucapnya kemudian kembali menggigit daun telingaku.
Aku terdiam dengan jantungku berdetak begitu kencang. Dia kemudian melihat ke arah mataku dengan begitu tajam dan memperlihatkan senyuman di bibirnya yang tampak menyeringai. Aku kehilangan kendali akan diriku di depannya. Aku benar-benar lupa akan diriku sendiri.
"Kau....." Ucapku tak tahu harus berkata apa.
"Kau kehilangan kata-kata ya? Itu selalu terjadi kapanpun aku mencium para wanita itu." Ucapnya.
"Kau akan membayar semua ini." Ucapku begitu kesal.
"Hahaha, aku menerima tantangan darimu." Balasnya.
Aku semakin begitu marah. Tapi ada perasaan yang berbeda di dalam hatiku. Entah kenapa aku malah menyukai ciuman itu. Sebenarnya aku sangat menyukainya dan itulah kenapa aku menjadi semakin lebih marah. Aku mengambil tasku dan meninggalkan meja itu. Aku pergi ke sudut tempat memesan minuman dan memesan segelas alkohol yang cukup keras.
Pelayan itu melihat ke arahku dengan begitu terkejut. Minuman yang aku pesan ini memang sangat kuat, tapi aku sangat membutuhkannya sekarang.
"Minuman itu terlalu kuat untukmu kucing kecil." Ucap Stefan yang duduk di sampingku.
"Ini bukan urusanmu, jadi pergilah." Ucapku.
"Wahh kucing kecil menunjukkan cakarnya." Ucap Stefan.
"Berhentilah memanggil aku kucing kecil atau...."
"Atau apa? Aku penasaran untuk mengetahuinya." Ucap Stefan menyela ucapanku.
"Atau aku akan meninju wajahmu yang tampan itu. Jadi kau tidak akan bisa menunjukkannya kepada wanita manapun lagi." Ucapku.
"Jadi kau setuju kalau aku ini pria yang tampan?" Ucapnya.
"Tampan matamu." Ucapku.
"Tubuhmu begitu seksi, aku bisa membayangkannya melalui mataku." Ucap Stefan.
"Badjingan." Ucapku.
"Jangan mengumpat dengan bibirmu yang murni dan seksi itu. Katakan kepadaku bagaimana kau merasakan ciuman dariku itu?" Ucapnya.
"Menjijikkan." Balas ku.
"Pembohong! Aku bisa masih bisa melihat wajahmu yang tampak merona itu." Ucapnya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments